Tanggul Jebol di Kediri Rusak 6 Hektar Tanaman Tebu

Konten dari Pengguna
23 Februari 2018 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LIPUTAN KEDIRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KEDIRI. Tanggul yang membentang di sepanjang Desa Ngablak Kecamatan Banyakan, kemarin malam jebol dan mengakibatkan sekitar 6 hektar tanaman tebu rusak, sedangkan 9 hektar lainnya tergenang air sekitar 30 hingga 40 cm. Selain merusak tanaman tebu, 46 rumah warga tergenang air setinggi 10 hingga 30 cm, jumat (23/02/2018)
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diutarakan Danramil Grogol Kapten Inf Suliyono, berdasarkan keterangan dari warga setempat tanggul tersebut jebol kemarin malam dan diperkirakan sekitar jam 9 malam terjadi. Kelebaran tanggul yang jebol tersebut mencapai sekitar 18 meter dan ketinggian sekitar 3 meter. Tanggul tersebut jebol, dikarenakan faktor hujan deras yang terus menerus terjadi dikawasan tersebut, ditambah derasnya aliran air yang mengalir di tanggul mengakibatkan tanah disekitar tanggul tergerus air.
Dengan cara manual, anggota Koramil Grogol dan Polsek Grogol bersama warga menutup celah tanggul. Karung-karung diisi pasir dan usai diisi pasir, karung ditumpuk membentang di celah tanggul, selanjutnya untuk memperkuat kondisi karung, patok-patok bambu mengapit dikedua sisi karung, sedangkan sesek atau gedek diletakkan disisi aliran air. Untuk mempercepat proses, BPBD mengerahkan 1 unit traktor untuk menimbun tumpukan karung dengan tanah disekitarnya.
ADVERTISEMENT
“Selain tanggul jebol, ada salah satu jembatan yang mengalami penurunan disisi barat, dikarenakan longsornya tanah disekitar pondasi, tetapi untuk warga yang berlalu lalang dengan jalan kaki masih bisa, kalau pakai sepeda motor jelas tidak bisa,” terang Kapten Inf Suliyono.
Dandim Kediri Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno dan Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi mengunjungi lokasi tanggul jebol, sekaligus melihat langsung kerjasama TNI Polri bersama warga menuntaskan permasalahan tanggul tersebut.
“Kerugian sudah jelas, karena petani tidak bisa menikmati hasil panen tebu. Kita berupaya maksimal bersama warga agar kerugian lebih besar lagi bisa dicegah, apalagi genangan air juga sudah masuk ke pemukiman warga,” ujar Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno.
Menurut Letkol Kav Dwi Agung Sutrisno, tanggul jebol ini tidak boleh saling menyalahkan siapapun, karena tanggul tersebut jebol akibat faktor alam dan itu sulit dihindari. Keuntungan yang didapat dari penggunaan alat berat seperti traktor, tetap harus dilakukan, agar proses rehabilitasi tanggul segera dapat diselesaikan.
ADVERTISEMENT