Lampung: Prestasi atau Degradasi?

Tantri Liris Nareswari
Dosen Teknologi Farmasi di Institut Teknologi Sumatera
Konten dari Pengguna
22 Mei 2023 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tantri Liris Nareswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang kalian pikirkan bila mendengar kata Lampung?
Jalan jelek berlubang? Mobil Pak Jokowi tersangkut di jalan?
ADVERTISEMENT
Mungkin itu yang akan teman-teman pikirkan. Oh iya, aku lupa memperkenalkan diri. Aku Liris, putri daerah Lampung. Bukan penduduk asli, memang, karena kedua orangtuaku dari Jawa. Namun aku lahir dan dibesarkan di sini, hingga kuliah merantau dan kemudian bekerja di Jawa. Setelah 10 tahun mengadu nasib di Pulau Jawa, aku kemudian kembali ke kota kelahiran. Untuk mengabdi? Mungkin juga.
Separuh hidup aku habiskan di Provinsi Lampung. Beberapa hal ada di benakku. Jalan Lampung memang benar adanya, seringnya jelek. Beberapa orang bilang karena struktur tanahnya memang jelek, yang lain bilang karena dikorupsi. Entahlah, mungkin ahli bisa menjelaskan lebih baik. Selain jalan yang jelek, apakah ada yang lain yang bisa menjelaskan Lampung? Pisang atau keripik pisangnya, mungkin. Selain dari itu? Mungkin yang orang pikirkan adalah banyak begalnya. Gajah? Dan Way Kambas?
ADVERTISEMENT
Dari semua yang aku sampaikan, mungkin orang melihat daerah ini sangat tidak aman dan nyaman. Namun, aku bukan mau berbicara mengenai keburukan daerahku. Sebenarnya, Lampung sendiri memiliki banyak potensi alam, yaitu berupa pantai dan laut, yang di dalamnya banyak hasil alam, kemudian hasil bumi, beras, coklat, kopi, jagung, kelapa, madu, pisang, lada, sawit, dan lain sebagainya. Banyak sekali, dan hasil alam ini belum banyak dimanfaatkan.
Sebagai dosen yang memiliki spesialisasi di bidang teknologi farmasi, aku juga tentunya berusaha untuk mengolah bahan alam ini. Salah satunya adalah, bersama-sama dengan teman-teman dosen dan mahasiswa, mengolah coklat menjadi selai coklat dan masker wajah. Selain itu, hasil samping pengolahan beras, yaitu bekatul, kami coba mengolah menjadi serum wajah. Beberapa juga mengolah Virgin Coconut Oil (VCO) menjadi sampo dan Crude Palm Oil (CPO) menjadi lip balm. Beberapa dokumentasi dari kegiatanku ditunjukkan dalam foto dan link berikut.
Gambar 1. Proses pembuatan selai dan masker coklat bersama warga Desa Tarahan, Lampung Selatan (dokumentasi pribadi).
Gambar 2. Produk selai coklat (A) dan masker coklat (B) (dokumentasi pribadi).
Gambar 3. Demo pengolesan selai coklat ke roti kemudian diberikan ke warga (Dokumentasi pribadi).
Gambar 4. Sosialisasi Pengolahan Coklat Bersama Warga Desa Tarahan oleh Mahasiswa dan Dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) (Dokumentasi pribadi).
Gambar 5. Lip balm stick yang dihasilkan (Dokumentasi pribadi).
Gambar 6. Serum bekatul yang dihasilkan (Dokumentasi pribadi).
ADVERTISEMENT
Link promosi lip balm stick:
https://www.youtube.com/shorts/MkQM9AoYbUQ
https://www.youtube.com/watch?v=VQiyvfkSQQ4
Bahan alam ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan daerah, sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi pada kemandirian bangsa. Harapannya, bahan alam Lampung dapat diolah sehingga menghasilkan produk-produk berkualitas yang dapat digunakan di negeri sendiri, sehingga dapat menekan impor dan ketergantungan pembelian barang dari luar negeri.
Produk yang kami hasilkan sebenarnya kualitas produknya sudah cukup baik. Walaupun demikian, jalan menunggu produk unggulan daerah dan kemandirian bangsa masih sangat panjang. Produk-produk ini tentunya memerlukan peningkatan skala produksi dan pendaftaran nomor izin edar yang harus telaten dalam pengurusannya. Terlepas dari hal itu, produk khas daerah juga memerlukan pemasaran yang baik dalam rangka memperluas penjualannya. JNE merupakan jasa pengiriman barang terbesar di Indonesia yang memiliki peran penting dalam mengirimkan produk-produk khas daerah yang telah dihasilkan, sehingga dapat dibeli dan dimanfaatkan oleh daerah lain, bahkan hingga ekspor.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, dengan semangat bangkit bersama, mudah-mudahan Lampung akan dikenal dengan produk unggulan daerahnya. Bersama dengan #JNE32tahun, semoga Lampung dan Indonesia ke depannya dapat #JNEBangkitBersama, sehingga pada akhirnya Lampung akan dikenal akan prestasinya, bukan degradasinya. Tentunya hal ini memerlukan kolaborasi dari semua pihak, baik dari masyarakat, UMKM, akademisi, pemangku kepentingan, dan industri agar terus maju, adaptif dalam berkarya, serta berinovasi, sehingga semua pihak dapat memberikan yang terbaik bagi Provinsi Lampung, kemudian bangsa dan negara.
#jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness.