Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan Tinggi: Bisnis Paling Lukratif di Australia
25 April 2018 4:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari lisa kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Open Day salah satu universitas di Australia
Australia adalah negara di mana kualitas pendidikannya sudah tidak diragukan lagi. Selain menjadi negara tujuan utama pelajar asal Indonesia yang akan melanjutkan studi di luar negeri, Australia juga menjadi salah satu destinasi favorit bagi para mahasiswa internasional asal China, India, Malaysia, Nepal, dan Brazil. Tidak heran pendidikan menjadi bisnis yang sangat menguntungkan di negeri kangguru tersebut.
ADVERTISEMENT
Sektor pendidikan tinggi internasional di Australia menjadi sumber devisa tertinggi ketiga setelah bijih besi dan batubara dengan nominal sebesar 32.2 miliar dolar Australia (24.7 miliar dolar Amerika Serikat) sepanjang tahun 2017. Jumlah ini menunjukkan peningkatan 22 persen nilai ekonomis dan 13 persen jumlah mahasiswa internasional dari tahun sebelumnya.
Mahasiswa berbagai negara di Australia (foto: istimewa)
Hal tersebut tidaklah mengejutkan karena secara umum terdapat 12.000 mahasiswa internasional dari 130 negara. Acting Chief Executive of Universities Australia, Catriona Jackson, menyampaikan bahwa mahasiswa internasional tertarik belajar ke Australia karena pendidikan kelas dunia, jaringan alumni global, dan pengalaman mahasiswa serta persahabatan dengan Australia sendiri.
The Quadrangle, salah satu gedung di The University of Sydney (foto: istimewa)
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan menurut Times Higher Education World University Ranking 2018, terdapat 35 universitas Australia yang masuk dalam 1000 universitas terbaik di dunia. Enam di antaranya masuk dalam peringkat 100 besar, yaitu The University of Melbourne (32), The Australian National University (48), The University of Sydney (61), The University of Queensland (65), Monash University (80), dan University of New South Wales (85).
Alumni perguruan tinggi asal Australia banyak yang berhasil menjadi pejabat di Indonesia, antara lain mantan menteri luar negeri, Marty Natalegawa, dan mantan menteri perdagangan, Mari Elka Pangestu. Perguruan Tinggi asal Australia juga rutin mengadakan reuni di negara asal alumni yang juga dimanfaatkan untuk mempromosikan institusi tersebut dan memperkuat jejaring antara alumni dan almamater.
The Hon. Simon Birmingham (foto: vimeo.com)
ADVERTISEMENT
Keamanan juga menjadi faktor utama tingginya angka mahasiswa internasional di Australia menurut Menteri Pendidikan dan Pelatihan Australia, Simon Birmingham. Bahkan menurut survey the Hobsons International Student, Australia adalah negara paling aman dan ramah bagi mahasiswa internasional.
Untuk alasan-alasan yang telah disebutkan sebelumnya, ditambah karena jarak yang tidak terlalu jauh, ribuan pelajar Indonesia memilih Australia sebagai negara tujuan untuk melanjutkan studi, dan orang tua di Indonesia rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk biaya pendidikan dan biaya hidup anaknya.
Meskipun demikian, baik pemerintah maupun perguruan tinggi Australia banyak memberikan beasiswa melalui berbagai skema demi menarik minat mahasiswa asing. Jadi, tidak heran kalau jasa pendidikan yang dikelola sangat profesional tersebut menghasilkan keuntungan yang besar bagi Australia, baik dari segi materi, maupun dari sisi citra positif sebagai salah satu negara penyedia jasa pendidikan terbaik.
ADVERTISEMENT