Konten dari Pengguna

Kertas Seni dari Ampas Tebu: Menyulap Limbah menjadi Keindahan

Lisa Rahayu
Dosen Teknologi Industri Pertanian Unand
27 Agustus 2024 7:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lisa Rahayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: tebu (sumber: https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: tebu (sumber: https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ampas tebu merupakan sisa padatan yang dihasilkan setelah proses pemerasan atau penggilingan tebu untuk mendapatkan airnya. Ampas tebu ini jumlahnya sangat melimpah, terutama pada industri gula. Sebagai hasil samping industri gula, seringkali ampas tebu kurang dimanfaatkan.
Gambar: kebun tebu (sumber:https://pixabay.com)
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ampas tebu masih memiliki beberapa kandungan diantaranya, selulosa 35%, hemiselulosa 25%, lignin 20%, serta bahan lainnya 20% . Adanya kandungan selulosa pada ampas tebu ini menjadikannya sebagai salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas seni.
ADVERTISEMENT
Kertas seni adalah salah satu jenis kertas yang memiliki penampakan yang menarik, unik dan memiliki tekstur yang kasar. Biasanya kertas seni dapat dibuat dari beberapa campuran pulp kertas. Salah satu yang dapat digunakan dalam pembuatan kertas seni adalah ampas tebu. Dengan mengolah ampas tebu menjadi kertas seni dapat membantu mengurangi volume limbah yang harus dikelola ataupun dibuang, menciptakan nilai tambah bagi hasil samping industri tebu serta memberikan manfaat ekonomi tambahan dan membuka peluangn kerja baru.

Proses pembuatan kertas seni

Berikut ini proses pembuatan kertas seni menggunakan ampas tebu:
1. Proses persiapan. Persiapan ampas tebu yang diperlukan, yang biasanya sebagai hasil samping dari proses pemerasan tebu. Kemudian dibersihkan dari kotoran dan kontaminan lainnya. Jika ingin menambahkan bahan lain atau kombinasi dengan bahan lain seperti ampas kulit kakao, kulit singkong ataupun yang lainnya, bisa digunakan dan disesuaikan dengan takaran yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
2. Proses penghancuran. Ampas tebu dihancurkan menjadi bubuk. Proses pengecilan dan penghancuran ampas tebu dapat menggunakan mesin penghancur ataupun blender.
3. Proses pemasakan. Dilakukan proses pemasakan menggunakan larutan NaOH. Kemudian hasil dari adonan pulp dicuci dibawah air mengalir.
4. Pemrosesan pulp. Pulp digiling kembali menggunakan blender dengan penambahan air, dan diberi tambahan perekat (misalnya lem kayu atau tepung tapioka). Penggilingan dilakukan hingga semua bahan tercampur rata.
5. Pembentukan kertas. Proses selanjutnya adonan pulp dicetak pada cetakan yang disediakan.
6. Pengeringan. Proses pengeringan dilakukan kurang lebih 24 jam atau disesuaikan. Setelah kondisi kertas benar- benar kering baru kemudian diangkat dan dilakukan pemotongan sesuai ukuran yang diinginkan.
Kertas seni dari ampas tebu ini bisa digunakan untuk berbagai aplikasi kreatif seperti gambar, kartu dan kerajinan tangan. Secara keseluruhan, penggunaan limbah/ ampas tebu ataupun limbah lainnya dalam pembuatan kertas seni dapat mendukung praktik berkelanjutan, pengelolaan limbah yang efektif serta mnciptakan peluang baru dalam industry kreatif.
ADVERTISEMENT