Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjaga Kelestarian Tradisi Membuat ‘Kalamai’
30 Agustus 2024 10:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lisa Rahayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tradisi membuat ‘kalamai’ atau biasa dikenal dengan ‘mangalamai’ merupakan salah satu warisan budaya yang sangat dihormati di Minangkabau. Kegiatan ‘mangalamai’ menjadi salah satu tradisi di daerah Jorong Gumarang Nagari Tigo Koto Silungkang, Kabupaten Agam. Kegiatan 'mangalamai' ini biasanya dilakukan dalam rangkaian acara pernikahan.
ADVERTISEMENT
Kalamai
'Kalamai' adalah kue khas yang terbuat dari tepung beras ketan yang dimasak dengan santan dan gula merah. Proses pembuatannya memerlukan keterampilan khusus dan tidak semua orang bisa melakukannya. Selain memerlukan keterampilan khusus, proses pembuatan kalamai juga memakan waktu yang lama, yaitu sekitar 3-5 jam. Melalui tradisi ‘mangalamai’ ini banyak nilai-nilai yang bisa diambil yaitu nilai gotong royong dan saling berbagi dalam masyarakat Minangkabau.
Biasanya di Jorong Gumarang Nagari Tigo Koto Silungkang, kegiatan ‘mangalamai’ dilakukan beberapa hari sebelum acara pernikahan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan kalamai menjadi salah satu makanan yang juga dihidangkan nantinya pada saat acara pernikahan tersebut.
Kegiatan ‘mangalamai’ ini sudah menjadi tradisi di daerah ini, dimana pada saat penyajian ‘kalamai’ dihidangkan dengan beberapa makanan khas lainnya, yang dikenal oleh masyarakat Gumarang dengan istilah “jamba nan limo”. ‘Jamba nan limo” berisikan lima jenis makanan khas lokal yaitu ‘kalamai’, goreng pisang, ‘kue bungo’, lamang, dan ‘pinyaram’. Hidangan ini merupakan salah satu hidangan yang wajib ada dalam acara pernikahan di daerah ini.
ADVERTISEMENT
Menjaga tradisi
Seiring dengan kemajuan zaman, sangat penting untuk tetap melestarikan kegiatan ‘mangalamai’ ini. Kegiatan ini bukan hanya tentang menjaga warisan budaya namun juga tentang mempertahankan identitas dan kekayaan budaya yang sudah ada sejak berpuluh tahun lamanya. Untuk menjaga kelestarian tradisi ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu:
1. Melalui Pendidikan dan Pelatihan. Mengenalkan dan mengajarkan generasi muda tentang cara membuat ‘kalamai’ dan pentingnya tradisi ini. Pelatihan ini bisa dilakukan pada masyarakat melalui komunitas- komunitas yang ada. Kemudian juga dapat dikenalkan dan diajarkan pada siswa di sekolah- sekolah, mulai dari SMP hingga SMA.
2. Melalui Pemberdayaan Komunitas. Melibatkan masyarakat setempat dalam proses pembuatan kalamai. Ini bisa dilakukan melalui acara budaya atau festival budaya yang menampilkan pembuatan 'kalamai'.
ADVERTISEMENT
3. Melalui Pencatatan dan dokumentasi. Mencatat dan mendokumentasikan proses pembuatan kalamai, resep yang digunakan dan cerita di balik tradisi ini. Hal ini penting untuk pelestarian pengetahuan dan proses pembuatan 'kalamai'.
4. Kegiatan Promosi. Memperkenalkan ‘kalamai’ kepada masyarakat luas sebagai bagian dari kekayaan budaya Minangkabau. Promosi bisa dilakukan melalui media sosial, pameran, atau acara budaya yang dilakukan.
Untuk menjaga kelestarian kegiatan membuat ‘kalamai’ di daerah ini, para generasi muda haruslah melibatkan diri dalam setiap proses ‘mangalamai’ tersebut. Sehingga dapat mengetahui proses, teknik serta resep yang digunakan dalam proses ‘mangalamai’ . dengan demikian warisan budaya ini dapat tetap hidup ditengah kemajuan zaman seperti saat ini.