Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Saring Sebelum Sharing: Bijak Beraksi, Etika Digital Gen Z di Era Media Sosial
16 Maret 2025 10:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari lisna Renika K Nababan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Lisna Renika K. Nababan

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan generasi muda. Platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter memungkinkan mereka untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan mengekspresikan diri. Namun, penggunaan media sosial tanpa mempertimbangkan etika dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti penyebaran berita palsu, pelanggaran privasi, dan cyberbullying.Oleh karena itu, penting bagi kita semua, terutama Gen Z, untuk bijak beraksi di media sosial, saring sebelum sharing, dan memahami etika dalam berinteraksi di dunia maya. Seiring berkembangnya teknologi dan kemudahan akses informasi, fenomena "saring sebelum sharing" semakin relevan.
ADVERTISEMENT
Etika Gen Z di Media Sosial
Sebagai generasi yang tumbuh dengan media sosial, Gen Z memiliki kesempatan untuk menunjukkan pemahaman etika yang lebih baik dalam berkomunikasi di dunia maya.
1. Verifikasi Informasi Sebelum Membagikan
Sebelum membagikan informasi atau konten, penting untuk memverifikasi kebenarannya. Penyebaran berita palsu atau hoaks dapat menimbulkan kepanikan dan kesalahpahaman di masyarakat. Dengan memastikan informasi yang dibagikan akurat, generasi muda dapat membantu mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan.
2. Berpikir Sebelum Berkomentar
Dalam dunia yang serba cepat ini, sering kali tergoda untuk memberikan komentar spontan. Namun, sebelum mengomentari suatu konten, kita perlu berpikir terlebih dahulu apakah komentar kita bersifat positif atau malah menyebarkan kebencian. Etika di media sosial menuntut kita untuk berinteraksi dengan cara yang membangun dan tidak menyinggung pihak lain.
ADVERTISEMENT
3. Menghormati Privasi Orang Lain
Menghargai privasi orang lain adalah aspek penting dalam etika bermedia sosial. Jangan sembarang memposting foto atau informasi pribadi seseorang tanpa izin mereka. Tindakan ini tidak hanya melanggar privasi, tetapi juga dapat menimbulkan masalah hukum dan merusak hubungan sosial.
4. Menghindari Cyberbullying
Cyberbullying atau perundungan daring adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental korban. Generasi muda harus sadar akan dampak dari komentar negatif atau penghinaan yang mereka sampaikan di dunia maya. Sikap saling menghormati dan empati sangat penting untuk menciptakan lingkungan online yang positif.
5. Menggunakan Bahasa yang Sopan dan Santun
Komunikasi di media sosial harus mencerminkan kesopanan dan rasa hormat. Penggunaan bahasa yang sopan dan santun mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai positif seseorang. Hindari penggunaan kata-kata kasar atau menghina yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
6. Memahami Dampak Jangka Panjang dari Konten yang Dibagikan
Apa yang dibagikan di media sosial dapat memiliki dampak jangka panjang. Konten yang diunggah dapat dilihat oleh banyak orang dan sulit dihapus sepenuhnya. Oleh karena itu, berpikir dua kali sebelum membagikan sesuatu adalah langkah bijak untuk menghindari penyesalan di masa depan.
7. Mempromosikan Kesadaran Sosial dan Kepedulian
Media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk mempromosikan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap isu-isu penting. Generasi muda dapat memanfaatkan platform ini untuk menyebarkan informasi positif, mendukung gerakan sosial, dan menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.
Dengan menerapkan etika dalam bermedia sosial, generasi muda dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, positif, dan bermanfaat bagi semua. Penting bagi mereka untuk selalu berpikir kritis, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Mengapa Etika Ini Penting?
Mengapa etika digital sangat penting, terutama bagi Gen Z? Sebab, generasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia maya. Dengan jumlah pengguna aktif yang terus meningkat, Gen Z memiliki kesempatan untuk mempengaruhi opini publik, bahkan dalam isu-isu yang besar seperti politik, sosial, dan lingkungan. Jika tidak bijak dalam beraksi di media sosial, dampak negatifnya bisa sangat besar baik terhadap diri mereka sendiri maupun terhadap orang lain.
Menurut studi yang diterbitkan oleh Pew Research Center, sebanyak 45% Gen Z merasa bahwa media sosial berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka, sebagian besar disebabkan oleh tekanan untuk tampil sempurna di dunia maya dan perbandingan sosial yang berlebihan. Oleh karena itu, bijak beraksi di media sosial tidak hanya menyangkut bagaimana kita berbagi informasi, tetapi juga bagaimana kita menjaga kesehatan mental diri sendiri dan orang lain. Seorang yang bijak akan berpikir sebelum bertindak, tetapi seorang yang kurang bijak akan berbicara dulu baru kemudian berpikir. – Ali bin Abi Thalib.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, etika dalam bermedia sosial sangat penting, terutama bagi Generasi Z yang memiliki pengaruh besar di dunia maya. Mereka perlu bijak dalam membagikan informasi dengan cara memverifikasi kebenarannya, berpikir sebelum berkomentar, dan menghormati privasi orang lain. Selain itu, penting juga untuk menghindari cyberbullying, menggunakan bahasa yang sopan, dan memahami dampak jangka panjang dari konten yang dibagikan. Dengan menerapkan etika digital, Gen Z dapat menciptakan lingkungan online yang positif, aman, dan bermanfaat, serta menjaga kesejahteraan mental mereka dan orang lain.
Lisna Renika Nababan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Santo Thomas Medan