Tiktok: Antara Hiburan dan Tantangan Etika Digital

Listiana Zahrani
Mahasiswi S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
26 Maret 2024 6:37 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Listiana Zahrani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menonton TikTok. Foto: Dokumen Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton TikTok. Foto: Dokumen Pribadi.
ADVERTISEMENT
Dalam era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Salah satu platform media sosial yang telah merevolusi cara kita berinteraksi dan menghibur diri adalah TikTok. TikTok adalah aplikasi berbagi video pendek yang telah mencapai popularitas yang luar biasa di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
TikTok didirikan pada tahun 2016 oleh perusahaan teknologi asal Cina, ByteDance. Platform ini awalnya dikenal dengan nama Musical.ly sebelum bergabung dengan TikTok pada tahun 2018. TikTok memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagikan video pendek dengan durasi 15 hingga 60 detik, yang sering kali diiringi oleh musik, tarian, atau komedi.
Kesuksesan TikTok dapat dilihat dari jumlah pengguna aktifnya yang terus meningkat secara signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi platform yang sangat populer di kalangan anak muda dan orang dewasa. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada satu negara, tetapi menyebar ke seluruh dunia, menciptakan komunitas global di mana pengguna dapat terhubung dan berinteraksi satu sama lain. Dengan jutaan pengguna aktif setiap hari, TikTok telah menjadi sorotan utama dalam budaya populer. Meskipun menawarkan hiburan yang mengasyikan, kita juga harus mempertimbangkan tantangan etika yang muncul seiring popularitasnya melambung.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, TikTok menawarkan hiburan yang menghibur dan mengasyikkan. Dengan video-video pendek yang beragam, mulai dari tarian, komedi, lip syncing, hingga tantangan kreatif, TikTok telah menciptakan komunitas di mana orang-orang dapat berinteraksi, berbagi minat, dan mengekspresikan diri dengan cara yang unik. Banyak pengguna yang menemukan kegembiraan dan kesenangan dalam menciptakan dan menonton konten TikTok. Platform ini juga telah menjadi peluang bagi individu untuk menemukan bakat mereka, memperoleh pengakuan untuk kreativitas mereka, dan bahkan memulai karier di bidang hiburan digital.
Namun, di balik kegembiraan tersebut, TikTok juga menghadapi tantangan etika digital yang perlu kita hadapi. Salah satu masalah utama adalah privasi dan penggunaan data. TikTok telah dituduh mengumpulkan dan memanfaatkan data pribadi pengguna tanpa izin yang jelas. Ada keraguan tentang apa yang dilakukan dengan data yang dikumpulkan, siapa yang memiliki akses, dan apakah ada pelanggaran privasi yang terjadi. Penting bagi TikTok untuk meningkatkan transparansi dan kebijakan privasi mereka untuk membangun kepercayaan pengguna.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga masalah konten yang tidak pantas dan tidak aman. Meskipun TikTok memiliki kebijakan komunitas yang melarang konten yang melanggar, tetap saja ada video-video yang berpotensi merugikan, vulgar, atau mengeksploitasi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, terutama untuk pengguna yang lebih muda yang rentan terhadap konten yang tidak sesuai dengan usia mereka. TikTok perlu meningkatkan upaya mereka dalam mengawasi dan menghapus konten yang melanggar kebijakan mereka secara lebih efektif.
Selanjutnya, penggunaan TikTok yang berlebihan juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional pengguna. Durasi video yang pendek dan aksesibilitas konten yang terus-menerus dapat menciptakan ketergantungan dan mengganggu keseimbangan hidup. Selain itu, tekanan untuk mendapatkan popularitas dan pengakuan di platform ini dapat mempengaruhi harga diri dan kesehatan mental pengguna, terutama jika mereka merasa tidak memenuhi standar atau terlibat dalam perbandingan sosial yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi tantangan etika ini, penting bagi pengguna TikTok untuk menjaga kesadaran dan menjadi kritis dalam penggunaan platform ini. Pertama, kita perlu memahami kebijakan privasi dan data yang diterapkan oleh TikTok dan mempertimbangkan apakah kita nyaman dengan penggunaan kita pada platform tersebut. Kedua, kita perlu berpartisipasi aktif dalam melaporkan konten yang melanggar kebijakan komunitas dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih baik. Terakhir, penting bagi TikTok sebagai perusahaan untuk terus meningkatkan kebijakan privasi, meningkatkan transparansi, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga integritas platform dan melindungi pengguna mereka.
Dalam kesimpulan, TikTok adalah platform media sosial yang menawarkan hiburan yang mengasyikkan, tetapi juga menghadapi tantangan etika digital yang perlu kita hadapi. Privasi, konten yang tidak pantas, dan dampak kesehatan mental adalah beberapa masalah yang perlu kita perhatikan. Dalam menggunakan TikTok, kita perlu menjadi pengguna yang sadar dan kritis, serta mendorong perusahaan untuk meningkatkan kebijakan dan praktik mereka. Dengan demikian, kita dapat menikmati hiburan yang ditawarkan oleh TikTok sambil memastikan keamanan dan kesejahteraan bersama.
ADVERTISEMENT