Konten dari Pengguna

Opini: Penyakit Diabetes Melitus pada Generasi Muda dan Anak-Anak

Lita Thiarani
Profesi saya saat ini sebagai mahasiswa Universitas Pamulang fakultas Ilmu Komunikasi.
17 November 2024 14:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lita Thiarani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
picture take by: Lita Thiarani
zoom-in-whitePerbesar
picture take by: Lita Thiarani
ADVERTISEMENT
Pada membaca tulisan atau berita, mayoritas dari kita mungkin masih memiliki pemahaman bahwa sakit Kencing manis atau Diabetes Melitus adalah penyakit orang lanjut usia. Bahkan, kita sering merasa aman jika tidak ada riwayat penyakit ini dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
Namun, kenyataannya lebih menakutkan dari yang kita bayangkan. Peningkatan populasi penyakit Diabetes di Indonesia telah mencapai tingkat mengkhawatirkan, mengancam generasi muda dan anak - anak.
Diabetes Melitus bukan lagi hanya menjadi masalah kesehatan yang umum di kalangan orang dewasa, tetapi juga semakin sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Perubahan gaya hidup, termasuk pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik, telah meningkatkan penyakit diabetes pada populasi muda.
Mencegah diabetes adalah hal yang penting untuk menghindari komplikasi lebih serius, seperti penyakit ginjal, kebutaan, amputasi ekstremitas bawah, dan penyakit kardiovaskular.
Pencegahan diabetes melitus, terutama diabetes tipe 2, sangat mungkin dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup sehat. Berikut adalah beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan:
ADVERTISEMENT
1. Menjaga Pola Makan Sehat:
• Pilih makanan bergizi: Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat.
• Kurangi gula dan karbohidrat olahan: Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.
• Perhatikan porsi makan: Mengontrol porsi makan membantu mencegah peningkatan berat badan berlebih yang dapat meningkatkan risiko diabetes.
2. Rutin Berolahraga:
• Lakukan aktivitas fisik secara teratur: Olahraga membantu meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga dapat mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik. Disarankan untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang (seperti jalan cepat atau bersepeda) per minggu.
• Tambahkan latihan kekuatan: Latihan kekuatan, seperti angkat beban atau latihan resistance, juga bermanfaat untuk mengontrol kadar gula darah.
ADVERTISEMENT
3. Mengontrol Berat Badan:
• Jaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan, terutama lemak di area perut, dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Menurunkan berat badan 5-10% dari total berat badan dapat memberikan manfaat signifikan untuk mengurangi risiko diabetes.
4. Hindari Gaya Hidup Sedentari:
• Aktif bergerak sepanjang hari: Hindari duduk terlalu lama, terutama saat bekerja. Cobalah untuk bergerak setiap 30 menit sekali, misalnya dengan berjalan-jalan singkat.
5. Kelola Stres dengan Baik:
• Praktikkan teknik relaksasi: Stres kronis dapat memengaruhi hormon dalam tubuh dan meningkatkan risiko diabetes. Lakukan aktivitas yang dapat mengurangi stres, seperti meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam.
6. Hindari Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol:
ADVERTISEMENT
• Berhenti merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Menghindari rokok tidak hanya mencegah diabetes tetapi juga berbagai penyakit lainnya.
• Batasi konsumsi alkohol: Mengonsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang mempengaruhi kadar gula darah.
7. Rutin Memeriksakan Kesehatan:
• Lakukan pemeriksaan rutin: Tes kesehatan secara berkala, seperti tes gula darah, dapat membantu mendeteksi dini risiko atau kondisi pra-diabetes sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat.
Diabetes pada generasi muda, terutama diabetes tipe 2, menjadi perhatian serius karena semakin meningkatnya prevalensi kasus dalam beberapa tahun terakhir. Dahulu, diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang dewasa, namun sekarang anak-anak dan remaja semakin sering didiagnosis dengan kondisi ini. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tren ini meliputi gaya hidup yang kurang aktif, pola makan tinggi gula dan lemak jenuh, serta meningkatnya tingkat obesitas pada usia muda.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebab utama meningkatnya kasus diabetes pada generasi muda adalah perubahan gaya hidup. Di era digital, anak-anak dan remaja cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar, baik itu bermain game, menonton video, atau menggunakan media sosial. Akibatnya, aktivitas fisik menjadi kurang, yang berujung pada peningkatan risiko obesitas dan resistensi insulin.
Banyak anak muda dan keluarga mereka yang kurang memahami dampak jangka panjang dari kebiasaan makan yang buruk dan gaya hidup yang tidak aktif. Edukasi kesehatan yang lebih baik di sekolah dan masyarakat sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan sejak usia dini.