Konten dari Pengguna

Hereditas vs. Lingkungan: Memahami Kontribusi Genetika dan Faktor Eksternal

Litza Nadya Marita
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
25 Oktober 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Litza Nadya Marita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi hereditas (DNA) (sumber:https://www.pexels.com).
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi hereditas (DNA) (sumber:https://www.pexels.com).
ADVERTISEMENT
Dalam dunia yang penuh misteri dan kompleksitas, satu pertanyaan besar selalu menjadi pusat perhatian: Sejauh mana kita dipengaruhi oleh warisan genetik kita, dan seberapa besar peran lingkungan dalam membentuk diri kita? Apakah bakat musik yang luar biasa diturunkan dari orang tua, ataukah itu hasil dari latihan dan lingkungan yang mendukung? Mengapa beberapa orang tampak lebih tahan terhadap stres, sementara yang lain mudah terpengaruh oleh tekanan?
ADVERTISEMENT
Dalam konteks perkembangan, kita melihat interaksi dinamis antara gen dan lingkungan, yang saling memengaruhi dalam setiap tahap kehidupan. Dari masa bayi hingga remaja dan seterusnya, perkembangan kognitif, emosional, dan sosial kita dipengaruhi oleh kombinasi faktor-faktor ini. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana hereditas dan lingkungan berkolaborasi dalam membentuk proses perkembangan kita, mengungkap kompleksitas yang menjadikan setiap individu unik dan menarik. Dengan memahami jalinan ini, kita dapat lebih menghargai bagaimana faktor-faktor ini membentuk siapa kita dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
Hereditas merupakan faktor kunci dalam perkembangan individu, mencakup semua karakteristik yang diwariskan dari orang tua melalui gen. Pada awal kehidupan, individu dimulai sebagai sel tunggal kecil yang berasal dari gabungan sel telur ibu dan sperma ayah. Sel-sel ini kemudian membelah dan berkembang menjadi organisme yang semakin kompleks selama sekitar sembilan bulan hingga mencapai bentuk yang sempurna. Sedangkan, dalam perspektif psikologi, lingkungan mencakup segala hal yang dapat mempengaruhi sifat, perilaku, atau perkembangan individu, baik dari dalam maupun luar dirinya. Ini termasuk objek alam, orang-orang, karya-karya, serta kondisi organ tubuh dan perubahan yang terjadi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Secara umum, lingkungan meliputi semua aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat internal maupun eksternal, seperti fisiologis, psikologis, dan sosiokultural. Lingkungan perkembangan didefinisikan sebagai "berbagai peristiwa, situasi, atau kondisi di luar organisme yang dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu" (Sigelman & Shaffer, 1995:86). Lingkungan ini terbagi menjadi dua kategori utama: a) Lingkungan fisik, yang meliputi segala sesuatu dari molekul di sekitar janin sebelum lahir hingga desain arsitektural rumah; dan b) Lingkungan sosial, yang mencakup individu-individu yang dapat saling memengaruhi dalam perkembangan.
Dalam menjawab pertanyaan mengenai seberapa besar peran hereditas dan lingkungan dalam proses perkembangan individu, terdapat beberapa aliran pemikiran, yaitu nativisme (keturunan), empirisme (lingkungan), dan konvergensi (gabungan dari nativisme dan empirisme) yang dikemukakan oleh para ahli. Dengan adanya aliran-aliran ini, kita tidak perlu terjebak dalam perdebatan mengenai keunggulan antara hereditas dan lingkungan. Sebaliknya, aliran-aliran tersebut memberikan kita cara untuk mengklasifikasikan proses perkembangan yang kita jalani, apakah termasuk dalam nativisme, empirisme, atau konvergensi. Ini hanya sebagai landasan untuk memahami apakah kita lebih percaya pada salah satu aliran tersebut.
ADVERTISEMENT
Kontribusi Genetika (Hereditas)
Hereditas, atau warisan genetik, memainkan peran penting dalam proses perkembangan individu, mempengaruhi berbagai aspek seperti fisik, kecerdasan, dan kepribadian. Karakteristik genetik yang diwariskan dari orang tua memberikan dasar bagi pembentukan identitas seseorang. Misalnya, anak yang berasal dari keluarga dengan kecerdasan tinggi cenderung memiliki potensi intelektual yang lebih besar.
Menurut Bimo Walgito, faktor genetik berfungsi sebagai fondasi dalam pembentukan kepribadian. Namun, potensi yang dimiliki individu tidak dapat diwujudkan sepenuhnya tanpa dukungan positif dari lingkungan. Ini menandakan bahwa meskipun hereditas memberikan landasan, interaksi dengan lingkungan yang mendukung sangatlah penting.
Kedua faktor ini—hereditas dan lingkungan—bekerja secara sinergis dalam mempengaruhi hasil akhir perkembangan individu. Genetik memberikan potensi tertentu, tetapi realisasi potensi tersebut sangat bergantung pada kualitas lingkungan di mana individu tersebut tumbuh dan berkembang. Contohnya, seorang anak yang mewarisi bakat musik secara genetik mungkin tidak dapat mengembangkan potensi ini tanpa adanya dukungan, seperti akses kepada alat musik atau pelatihan yang memadai.
ADVERTISEMENT
Faktor Eksternal (Lingkungan)
Lingkungan, dalam konteks perkembangan individu, mencakup berbagai faktor eksternal seperti keluarga, pendidikan, teman sebaya, dan budaya. Lingkungan yang mendukung, seperti keluarga harmonis dan sekolah berkualitas, sangat penting untuk memberikan stimulus bagi perkembangan anak. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan moral, sosial, dan intelektual anak sangat signifikan. Kartini Kartono menekankan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang mendukung cenderung memiliki perkembangan sosial dan emosional yang lebih baik dibandingkan yang berasal dari keluarga penuh konflik.
Faktor lingkungan, termasuk nutrisi dan pengasuhan pada tahun-tahun awal kehidupan, juga memengaruhi perkembangan kognitif dan emosional. Bimo Walgito menyatakan bahwa meskipun genetik memberikan dasar bagi kepribadian, potensi tersebut perlu didukung oleh lingkungan. Interaksi antara faktor genetik dan lingkungan kunci dalam perkembangan individu. Gen memberikan potensi, tetapi realisasi potensi itu bergantung pada dukungan lingkungan. Sarlito Wirawan Sarwono menekankan bahwa gen mengarahkan perkembangan, sedangkan lingkungan menentukan kualitas pencapaian. Oleh karena itu, pemahaman perkembangan manusia harus mempertimbangkan kedua faktor ini dan interaksinya.
ADVERTISEMENT
So, kalian percaya aliran mana nih tentang perkembangan individu. Eitss jangan berantem yaa... percaya sesuai mazhabnya aja oke... hehe..
_______
Resume Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Maolidah, M.Psi.