Konten dari Pengguna

Jalinan Surat yang Hilang: Keraguan dan Pencarian dalam Tiga Lembar Kartu Pos

Litza Nadya Marita
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
29 Juli 2024 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Litza Nadya Marita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tulisan tangan-surat (sumber:https://www.pexels.com).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tulisan tangan-surat (sumber:https://www.pexels.com).
ADVERTISEMENT
Puisi berjudul Tiga Lembar Kartu Pos adalah salah satu karya yang terdapat dalam antologi puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Puisi Tiga Lembar Kartu Pos karya Sapardi Djoko Damono dapat diinterpretasikan sebagai rangkaian surat atau pesan yang menggambarkan dinamika hubungan spiritual antara individu dan Tuhan. Puisi ini menyoroti aspek keraguan, ketidakkonsistenan, serta ketidakpastian yang mewarnai perjalanan spiritual seseorang. Dengan mengungkapkan perasaan dan pemikiran yang fluktuatif, karya ini menawarkan pandangan mendalam tentang kompleksitas dan tantangan dalam menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Analisis
Metode Komunikasi melalui Surat: Puisi ini memanfaatkan metafora kartu pos sebagai sarana untuk menggambarkan komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Surat-surat tersebut merefleksikan usaha manusia dalam menjalin dialog dengan Tuhan, meskipun seringkali disertai dengan kebingungan dan ketidakpastian. Berikut bukti kutipan.
Suratmu dulu itu entah dimana, tidak di antara
bintang-bintang, tidak di celah awan, tidak di sela-sela sayap
malaikat.
Kutipan diatas menggambarkan suatu individu yang tengah berkomunikasi melalui surat (kartu pos). Pada kalimat selanjutnya juga terdapat penggambaran bahwa "surat" yang di kirimnya tidak menyangkut di awan, bintang, serta malaikat. Hal ini menunjukan bahwa "surat" yang dmaksudkan adalah bukan surat sesungguhnya yang ada di kehidupan nyata. "surat" ini bisa saja diartikan sebagai do'a yang dipanjatkan kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Keraguan: Dalam surat-surat tersebut, tersirat ungkapan keraguan mengenai hubungan manusia dengan Tuhan. Sang penyair menyuarakan keraguannya terhadap kepastian hubungan spiritualnya, merasa bahwa Tuhan mungkin tidak pernah menerima atau menanggapi surat-suratnya. Berikut bukti kutipan.
Siasatnya pasti siasatmu juga; menatap tajam sambil
menuduh bahwa kunfayakun-Ku sia-sia belaka.
Ketika seseorang diberikan sebuah cobaan berupa tidak terkabulnya keinginan, maka akan ada saat dimana seseorang tersebut merasa ragu. Seperti yang di alami individu dalam puisi tersebut, ia meragukan kunfayakun tuhannya. Hal ini bisa terjadi ketika individu itu mengalami berbagai cobaan dengan tidak terkabul hajatnya.
Tantangan dalam Memelihara Relasi dengan Tuhan: Individu tersebut mengalami berbagai kendala dalam usaha mempertahankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan. Ia merasakan bahwa segala upayanya untuk menjaga hubungan tersebut kerap kali tidak diakui atau tidak diperhatikan oleh Tuhan.
ADVERTISEMENT
Soalnya kau tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu,
tak pernah tegas mengakui bahwa harus menyelesaikan
perkaramu dengan-Ku.
Bait tersebut seperti sebuah alasan dari hilangnya kepercayaan si individu terhadap Tuhannya. Karena merasa hubungan dengan tuhannya tidak dianggap, oleh karena itu ia pun pergi. Pada bait tersebut menjelaskan, alasan kenapa si individu ini merasakan tidak diakui karena ia tidak terbuka kepada tuhannya.
Pencarian Jawaban dan Klarifikasi: Penyair berupaya menemukan jawaban atas ketidakpastian dan keraguannya dalam relasinya dengan Tuhan. Ia mengajukan berbagai pertanyaan mengenai eksistensi Tuhan, dinamika hubungan mereka, serta kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Anakmu yang tinggal itu menulis surat, katanya antara
lain, “...alamat-Mu kudapati di tong sampah, di antara
surat-surat yang dibuang Ayah; hanya sekali ia pernah
ADVERTISEMENT
menyebut-nyebut nama-Mu, yakni ketika aku meraung
karena dihalanginya mengenakan topeng yang ...”
Bait tersebut memberikan penjelasan terhadap kemana hilangnya si individu ini.