Konten dari Pengguna

Perkembangan Psikomotorik: Proses, Tantangan, dan Implikasinya dalam Pendidikan

Litza Nadya Marita
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
25 Oktober 2024 18:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Litza Nadya Marita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perkembangan psikomotorik dua anak kecil sedang menyusun permainan balok (sumber:https://www.pexels.com).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkembangan psikomotorik dua anak kecil sedang menyusun permainan balok (sumber:https://www.pexels.com).
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan saat ini, ada satu kekhawatiran yang terus menghantui: apakah kita benar-benar memperhatikan setiap aspek perkembangan anak? Terlalu sering, fokus kita hanya tertuju pada perkembangan akademik dan kemampuan intelektual, sementara aspek fisik dan motorik kerap terabaikan. Hal ini semakin terasa ketika melihat kenyataan bahwa banyak anak menghadapi tantangan dalam mengembangkan kemampuan dasar seperti menulis, bermain, atau bahkan hanya bergerak dengan lancar. Kesulitan-kesulitan ini, meskipun terlihat sederhana, dapat berdampak besar pada kemampuan anak untuk berpartisipasi di kelas, bersosialisasi, dan merasa percaya diri. Agar kita sadar untuk memperhatikan aspek psikomotorik anak, maka diperlukan pemahaman yang baik tentang bagaimana perkembangan psikomotorik anak, seperti apa tahapan dan tantangannya, serta bagaimana implikasinya perkembangan psikomotorik dalam pendidikan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan
Perkembangan adalah proses pertumbuhan menuju kemajuan, yang mencakup perubahan fisik dan mental. Terdapat teori-teori yang terkenal dari para ahli yang menjelaskan tentang konsep perkembangan, diantaranya yaitu teori Vygotsky dan teori Jean Piaget. Pada teori Vygotsky dijelaskan bahwa kunci dari perkembangan yaitu interaksi dengan sosial, kultural historis dan individual. Teori Vygotsky menekankan pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif anak. Pembelajaran harus melibatkan kolaborasi dan kerja sama, serta memberikan anak kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan agar mereka dapat menemukan solusi baru dalam menghadapi masalah. Selain itu, anak juga diberikan tugas yang lebih menantang untuk membantu mereka mencapai potensi perkembangan maksimal.
Adapun pada teorinya, Jean Piaget berpendapat bahwa pemikiran anak tidak hanya kurang matang dibandingkan orang dewasa karena kurangnya pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Penelitiannya menunjukkan bahwa tahap perkembangan intelektual dan perubahan seiring bertambahnya usia berdampak signifikan pada kemampuan observasi ilmiah seseorang. Piaget menyatakan bahwa anak dilahirkan dengan skema sensorimotorik yang membentuk interaksi awal mereka dengan lingkungan. Pengalaman awal anak ditentukan oleh skema ini, di mana hanya peristiwa yang dapat diasimilasikan ke dalam skema yang dapat ditanggapi. Berikut adalah tahap perkembangan intelektual menurut Piaget:Tahap Sensorimotor (0 bulan-2 tahun), Tahap Pra-operasional (2 tahun-7 tahun), Tahap Operasional Konkrit (7 tahun-11/12 tahun), dan Tahap operasional formal (12 tahun ke atas).
ADVERTISEMENT
Perkembangan Psikomotorik, Proses dan Tantangan.
Perkembangan psikomotorik adalah modal dasar aktivitas seseorang yang mencerminkan perubahan progresif akibat perkembangan gerak refleks. Hal ini mencakup peningkatan keterampilan motorik seiring pertumbuhan fisik anak, ditandai dengan aktivitas yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan serta minat mereka.
Proses perkembangan psikomotorik dimulai dengan penguasaan gerakan dasar, seperti berjalan dan memegang benda. Keterampilan berjalan muncul pada tahun pertama kehidupan, sementara kemampuan memegang benda berkembang hingga usia 6 bulan, di mana anak mulai menggunakan lengannya untuk menggenggam benda. Kemampuan untuk bergerak bebas akan tercapai setelah anak menguasai keterampilan berjalan. Keterampilan motorik ini merupakan dasar untuk keterampilan yang lebih kompleks, seperti bermain dan bekerja.
Tantangan dalam perkembangan psikomotorik meliputi kebutuhan untuk mengendalikan gerakan jasmani yang dipengaruhi oleh pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Keterampilan motorik yang baik memerlukan latihan dan dapat menjadi kebiasaan. Masa anak hingga remaja
ADVERTISEMENT
adalah periode ideal untuk mempelajari keterampilan ini, karena tubuh yang lentur memudahkan proses latihan. Selain itu, anak-anak pada masa ini memiliki lebih sedikit tanggung jawab dibandingkan remaja atau dewasa, yang memungkinkan mereka lebih fokus pada pengembangan keterampilan motorik.
Implikasikasi Terhadap Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, perkembangan psikomotorik memegang peranan yang sangat vital, berfungsi sebagai dasar untuk berbagai aktivitas yang dilakukan oleh anak. Proses pembelajaran psikomotorik terdiri dari tiga tahap yang saling berkaitan: tahap formasi rencana, tahap latihan, dan tahap otonom. Pada tahap pertama, guru berperan dalam mengatur rangkaian materi keterampilan yang akan diajarkan. Ini mencakup penentuan jeda waktu yang cukup, sehingga anak dapat memahami dan menyerap informasi dengan baik.
Setelah tahap formasi, anak memasuki tahap latihan, di mana mereka akan melakukan praktik di bawah bimbingan guru. Praktik ini harus dilakukan dengan benar untuk membangun fondasi yang kuat, sebelum siswa melanjutkan ke praktik mandiri. Pada tahap ini, penting bagi anak untuk berlatih secara konsisten, karena durasi latihan, tingkat motivasi, dan usia peserta didik berpengaruh besar terhadap keberhasilan pembelajaran psikomotorik.
ADVERTISEMENT
Peran guru dalam proses ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Guru bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai pendorong dan pembimbing yang membantu peserta didik mengoptimalkan perkembangan fisik dan psikomotorik mereka. Dengan perannya yang krusial, guru sering kali dianggap sebagai pahlawan bangsa, yang memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk masa depan generasi penerus. Stimulasi dari guru sangat penting untuk mempercepat kematangan perkembangan psikomotorik, dan guru diharapkan mendorong siswa untuk membuat pilihan sendiri demi mendukung pertumbuhan mereka.
Lingkungan pendidikan juga berkontribusi signifikan terhadap perkembangan psikomotorik. Penyediaan area bermain yang aman dan menyenangkan memungkinkan anak-anak untuk belajar melalui bermain, yang pada gilirannya melatih fisik dan kemampuan psikomotorik mereka. Aktivitas bermain ini sangat penting, terutama untuk mengurangi ketergantungan anak pada permainan digital yang dapat berpotensi merugikan perkembangan fisik dan mental mereka.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, segala potensi yang dimiliki anak sejak lahir, baik fisik maupun mental, merupakan modal awal yang akan bermanfaat untuk perkembangan selanjutnya. Proses pembelajaran keterampilan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan motorik dan psikomotor anak. Dengan pendekatan yang tepat dan lingkungan yang mendukung, perkembangan psikomotorik dapat menjadi fondasi yang kuat untuk kemajuan belajar dan pertumbuhan pribadi siswa, membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.