Konten dari Pengguna

Surat Cuti Jokowi untuk Ikut Kampanye Pemilu 2024

Liv Artha Chang
Kumparan Buddies dan Mahasiswi Public Relations, LSPR Communication and Business Institute Jakarta
31 Januari 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Liv Artha Chang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Jokowi menjelaskan UU No. 7 Tahun 2017, tentang Pemilihan Umum yang menyatakan bahwa Presiden mempunyai hak melaksanakan kampanye (26/1). Foto: Youtube Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menjelaskan UU No. 7 Tahun 2017, tentang Pemilihan Umum yang menyatakan bahwa Presiden mempunyai hak melaksanakan kampanye (26/1). Foto: Youtube Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tepat pada tanggal 14 Februari 2024, akan dilaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Tentu sebelum pemilihan berlangsung, para calon Presiden dan calon Wakil Presiden sedang berlomba-lomba untuk melakukan kampanye di seluruh penjuru Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kali ini, Presiden Jokowi yang sedang menjabat menyatakan bahwa tidak adanya larangan untuk ikut berkampanye dan seorang presiden boleh memihak kepada salah satu paslon. Hal ini ditanggapi oleh KPU RI yang menyatakan bahwa presiden diperbolehkan untuk kampanye di Pemilu, tetapi presiden harus mengajukan cuti kepada dirinya sendiri.
Kira-kira kalau Presiden Jokowi menulis Surat Cuti untuk dirinya sendiri, mungkin isinya seperti ini:
Kepada Diri Saya Sendiri,
Dengan hormat yang sebesar-besarnya, saya berharap surat ini menemui saya kembali dalam kesehatan dan kebahagiaan yang melimpah. Dengan segala kehormatan dan tanggung jawab sebagai Presiden Republik Indonesia, saya ingin mengajukan permohonan izin cuti sementara waktu untuk menghadiri momen bersejarah, yakni partisipasi anak saya dalam pemilihan sebagai calon wakil presiden.
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia lagi bahwa sebagai presiden, saya memiliki banyak beban tugas dan tanggung jawab. Namun, setiap orang memiliki sisi manusiawi, dan bahkan seorang presiden sekalipun tak lepas dari ikatan keluarga dan keinginan mendukung mereka. Jadi, dengan ini, saya memohon izin Anda untuk meraih momen langka ini bersama keluarga saya.
Keputusan ini tidak diambil dengan ringan, melainkan setelah pertimbangan yang mendalam mengenai nilai-nilai keluarga, tanggung jawab sebagai seorang ayah, dan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan. Saya yakin Anda akan memahami bahwa di balik setiap keputusan seorang presiden, terdapat pribadi yang memiliki kebutuhan dan keinginan seperti setiap warga negara lainnya.
Mungkin terdengar agak aneh, sebuah surat permohonan cuti dari seorang presiden untuk dirinya sendiri. Tetapi apa dikata, hati seorang ayah ini tidak bisa tenang jika saya tidak bisa berada disampingnya. Sehingga saya lakukan apa pun itu selama saya bisa berada di sisi anak saya dan mendukungnya secara langsung. Karena saya merasa, saya perlu hadir untuk memberikan dukungan moral dan emosional kepada anak saya.
ADVERTISEMENT
Ya, sebagai seorang ayah yang bangga, saya ingin memberikan dukungan penuh pada anak saya yang berani tampil di panggung politik dan maju sebagai calon wakil presiden walaupun banyak diragukan karena pengalamannya di dunia politik ini... memang masih sedikit. Tetapi apa salahnya untuk dicoba? Karena pasti setiap perjalanan selalu ada langkah pertama.
Memang, menjadi seorang ayah itu tidak mudah. Semua orang pasti setuju tentang hal ini. Jadi, jika disampaikan secara lugas, pemilihan ini adalah sebuah "family project" yang patut mendapatkan perhatian ekstra. Bukankah politik adalah tentang pilihan, dan pilihan ini adalah dukungan saya terhadap keluarga saya?
Tentu saja, sebagai presiden, saya tidak ingin menyalahgunakan posisi saya dan mengabaikan prinsip-prinsip etika dan transparansi dalam berpolitik. Jadi, cuti ini saya ajukan sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen untuk tetap menjaga integritas institusi.
ADVERTISEMENT
Tenang saja, saya telah memastikan bahwa ketidakhadiran saya tidak akan menghambat kelancaran pemerintahan. Setiap langkah strategis telah diambil untuk memastikan bahwa roda pemerintahan tetap berputar dengan mulus. Staf dan anggota kabinet saya telah diberi arahan dengan cermat untuk menjalankan tugas-tugas rutin dan mengambil keputusan strategis yang dibutuhkan selama ketidakhadiran saya.
Mengenai jadwal cuti, saya mengusulkan untuk memulainya pada tanggal 31 Januari 2024, dengan niat tulus untuk kembali bertugas satu minggu sebelum pelaksanaan pemilihan. Namun, saya ingin menegaskan bahwa keputusan untuk kembali bertugas akan selalu bergantung pada keadaan yang mendesak. Saya siap merespons dengan tanggap jika diperlukan kehadiran seorang presiden.
Tentu, momen ini penuh dengan ketegangan dan antusiasme. Mengenai kandidasi anak saya yang terbilang masih baru dalam dunia politik, saya ingin menekankan bahwa setiap pemimpin lahir dari pengalaman dan pelajaran. Saya yakin bahwa keberanian anak saya untuk tampil sebagai calon wakil presiden akan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang lebih mendebarkan daripada memikirkan bagaimana nasib anak saya saat pemilihan yang akan datang. Tetapi dengan saya sebagai ayah yang hebat di sampingnya, saya yakin ia dapat maju dengan gagah dan berani. Dengan cuti ini, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu anak saya dalam melakukan kampanye yang menarik di sisa waktu yang sedikit ini.
Sekali lagi, terima kasih atas kesempatan dan pemahaman atas hal ini. Semoga dengan dukungan dan kehadiran saya sebagai seorang ayah, dapat memberikan semangat dan keyakinan yang lebih baginya. Mari kita lakukan yang terbaik, untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Semoga surat ini menemui diri saya kembali dalam keadaan yang penuh kebahagiaan dan semangat baru.
ADVERTISEMENT
Hormat saya yang tulus,
Diri Saya Sendiri.