Konten dari Pengguna

Peran Keluarga Mencegah Pelecehan Anak oleh Kerabat Dekat

Livia Husnun Niswah
Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
14 Mei 2024 8:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Livia Husnun Niswah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Media berita saat ini banyak menginformasikan bahwa di Indonesia, kasus pelecehan seksual semakin meningkat dan menjadi perhatian serius. Adapun, yang sangat mengkhawatirkan adalah banyaknya pelaku pelecehan yang ternyata merupakan kerabat dekat korban itu sendiri. Menurut data yang dirilis oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), sekitar 70% korban kekerasan seksual mengenal pelakunya, termasuk ayah kandung, paman, kakek, kakak, dan bahkan anggota keluarga terdekat lainnya (Media Indonesia, 2023).
Photo by: Livia Husnun Niswah
zoom-in-whitePerbesar
Photo by: Livia Husnun Niswah
Sementara itu, dampak dari kekerasan seksual terhadap anak mencakup emosi yang tidak stabil, depresi, rasa takut, kecemasan, sering melamun, rasa malu dan rendah diri, putus sekolah, pengucilan oleh keluarga, hingga pengucilan oleh tetangga. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan karena melibatkan orang-orang yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan keamanan bagi anak, namun justru menjadi pelaku pelecehan.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan kompleksitas dan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran serta langkah-langkah perlindungan terhadap anak-anak dan individu yang rentan terhadap pelecehan seksual, terutama di lingkungan keluarga. Jadi, langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk melindungi anak dari pelecehan seksual oleh anggota keluarga terdekat?

Pendidikan dan Komunikasi Terbuka

Orang tua semestinya harus memberikan perhatian kepada anak-anak mereka, termasuk dalam memberikan pendidikan seks  sejak dini (Supriani & Ismaniar, 2022). Ajari anak tentang bagian tubuh yang bersifat pribadi dan bahwa tidak ada yang boleh menyentuhnya kecuali untuk alasan kesehatan atau keamanan yang tepat (Irsyad, 2019).
Jadikan suasana rumah terbuka dan aman sehingga anak merasa nyaman berbicara dan mengungkapkan perasaan mereka kepada Anda. Jelaskan bahwa anak bisa berbicara kepada orang tua atau orang dewasa yang mereka percayai jika ada yang membuat mereka merasa tidak nyaman.
ADVERTISEMENT

Jaga Privasi Anak

Memisahkan kamar antara anak perempuan dan laki-laki merupakan langkah untuk menghormati privasi dan memfasilitasi perkembangan identitas gender mereka. Pastikan anak memiliki privasi yang dijaga dengan baik, terutama dalam ruang pribadi mereka. Dengan memiliki ruang tidur yang terpisah, anak-anak dapat merasa lebih nyaman dan aman.
Hal yang tak kalah penting adalah mengajari anak untuk tidur sendiri, terpisah dari orang tua. Ini merupakan aspek penting dalam mengembangkan kepercayaan diri pada anak dan juga langkah untuk menghormati privasi orang tua guna mencegah terjadinya situasi yang tidak diinginkan.

Kenali Tanda-tanda Pelecehan

Ajari anak untuk mengenali tanda-tanda pelecehan seksual, seperti menyentuh bagian tubuh yang sensitif, seseorang yang sengaja menempelkan anggota tubuhnya, lemparan lelucon yang tidak pantas, perilaku catcalling, serta upaya untuk mengajak melakukan hubungan intim baik secara langsung maupun tidak langsung (UPT LBK UNJ, 2024).
ADVERTISEMENT
Maka peran keluarga adalah jangan ragu untuk menanyakan atau menindak perilaku orang dewasa yang tampak tidak pantas atau mencurigakan terhadap anak. Buatlah waktu untuk berbicara dengan anak secara teratur tentang kehidupan mereka, teman-teman, dan interaksi dengan kerabat dekat. Tetapkan batasan-batasan yang jelas tentang perilaku yang tidak pantas dari orang dewasa, termasuk kerabat dekat.

Dukungan Pemerintah dan Lembaga Pendidikan

Peran pemerintah dan lembaga pendidikan sangat penting dalam menanggapi kasus pelecehan seksual pada anak. Langkah yang dapat diambil termasuk penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat mengenai bahaya pelecehan seksual, cara mengidentifikasi tanda-tanda pelecehan, dan langkah-langkah untuk melaporkan kasus pelecehan.
Pemerintah juga dapat membentuk tim khusus atau lembaga yang fokus pada penanganan kasus pelecehan seksual di lingkungan keluarga dengan melibatkan ahli psikologi, pekerja sosial, dokter, dan petugas hukum. Peningkatan layanan pendukung bagi korban pelecehan seksual seperti layanan konseling psikologis, fasilitas medis, dan perlindungan hukum juga harus ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penguatan pengawasan dan regulasi serta kerjasama dengan LSM yang bergerak di bidang perlindungan anak dan perempuan menjadi penting. Lembaga pendidikan juga dapat menyediakan informasi dan sumber daya kepada siswa, guru, dan orangtua tentang pencegahan pelecehan seksual di lingkungan keluarga melalui program pelatihan, seminar, atau kampanye pendidikan.
Upaya advokasi dan kampanye kesadaran masyarakat juga diperlukan untuk mengubah stigma dan sikap terhadap pelecehan seksual serta mempromosikan budaya yang lebih aman dan peduli terhadap masalah ini. Melalui kerjasama dan koordinasi antara berbagai pihak, penanganan kasus pelecehan seksual dari kerabat dekat di rumah dapat menjadi lebih efektif dan korban dapat mendapatkan perlindungan serta keadilan yang layak.