Konten dari Pengguna

Signifikansi Komunikasi Verbal dan Non-Verbal dalam Pelayanan Kesehatan

Ng Lee Yin
Mahasiswa Universitas Airlangga
12 Desember 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ng Lee Yin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: (Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: (Pribadi)
Sering dikatakan bahwa komunikasi yang baik merupakan dasar dari kepercayaan pasien terhadap layanan kesehatan. Komunikasi secara umum mencakup interaksi verbal dan non-verbal, seperti ekspresi tubuh, wajah, dan intonasi suara. Esai ini secara kritis menggambarkan peran kedua bentuk komunikasi tersebut dalam konteks perawatan pasien, tim interprofesional, dan upaya kesehatan berbasis populasi berdasarkan pengamatan saya.
ADVERTISEMENT
Berbicara adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi di bidang kesehatan; melalui percakapan, para profesional dapat menyampaikan informasi relevan. Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya menjelaskan bagaimana suatu penyakit didiagnosis, pilihan pengobatan yang tersedia, serta instruksi mengenai pengobatan. Kejelasan komunikasi dalam hal ini memberikan kepastian kepada pasien bahwa mereka memahami kondisi mereka dan dapat membuat pilihan yang tepat. Terdapat kebingungannya dan kecemasan di kalangan pasien ketika penyedia layanan kesehatan menggunakan istilah medis tanpa memberikan penjelasan, yang dapat merusak kepercayaan mereka terhadap proses perawatan.
Namun, komunikasi verbal tidak hanya soal fakta; ini juga mengenai dukungan emosional. Nada suara yang lembut dapat mengurangi kecemasan pasien, terutama mengenai topik sensitif terkait diagnosis atau prognosis. Jika disampaikan dengan lembut dan penuh perhatian, hal ini dapat membuat pasien merasa diperhatikan, meskipun berita yang disampaikan tidak baik. Pada saat-saat seperti itu, pemilihan kata dan nada suara dapat memengaruhi kepuasan pasien dan ketaatan mereka, yang pada gilirannya dapat menghasilkan hasil kesehatan yang lebih baik, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Namun, interaksi non-verbal melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara juga memainkan peran yang sangat besar. Sering kali, kata-kata tidak dapat menggantikan perasaan empati, perhatian, dan kenyamanan. Misalnya, seorang pasien yang memiliki perawat yang memberikan perhatian penuh, menjaga kontak mata, dan menganggukkan kepala sebagai tanda setuju dengan apa yang dikatakan, mengirimkan sinyal rasa hormat yang menunjukkan bahwa pasien didengarkan. Ini dapat mengurangi stres sebelum prosedur medis yang menegangkan.
Komunikasi non-verbal ini terkadang dapat mengirimkan pesan yang bertentangan dengan komunikasi verbal, sehingga menciptakan kebingungan atau ketidakpercayaan. Misalnya, jika dokter meyakinkan pasien, "Anda akan baik-baik saja," tetapi pasien merasa tegang dari cara penyampaian pesan tersebut, mereka mungkin meragukan pernyataan itu. Harus ada keselarasan antara respons verbal dan non-verbal untuk menciptakan hubungan yang saling percaya. Ini semakin penting ketika ada kesenjangan komunikasi, di mana ekspresi atau gerakan tubuh seseorang dapat berbicara banyak tentang perhatian dan empati, bahkan ketika kata-kata tidak mampu menjelaskannya.
ADVERTISEMENT
Komunikasi antar profesional kesehatan harus efektif untuk mengorganisir aktivitas mereka terkait dengan pasien. Komunikasi verbal sangat penting saat bekerja dalam tim—untuk menyampaikan informasi yang jelas dan ringkas tentang pasien, keputusan pengobatan, dan langkah-langkah lain untuk menghindari kesalahan. Sebagai contoh, selama pergantian shift, komunikasi verbal yang jelas memungkinkan seluruh tim untuk memperoleh pembaruan tentang status pasien dan rencana perawatan yang telah ditetapkan.
Komunikasi non-verbal juga memegang peranan besar dalam dunia kerja tim. Isyarat non-verbal positif mengundang kolaborasi dan rasa saling menghormati: kontak mata, anggukan kepala, bahasa tubuh terbuka. Ketika para profesional kesehatan berkomunikasi dengan jelas—baik secara verbal maupun non-verbal—mereka akan lebih mampu bekerja sama, yang pada akhirnya akan meningkatkan perawatan pasien. Sebaliknya, perilaku non-verbal negatif seperti kurangnya kontak mata dan posisi tubuh yang tertutup dapat menghalangi terjadinya komunikasi yang positif, yang berdampak buruk pada kerja tim.
ADVERTISEMENT
Kesehatan masyarakat harus dikomunikasikan baik melalui kata-kata maupun tindakan, untuk mendidik dan memotivasi masyarakat. Profesional kesehatan harus menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas dengan bantuan visual seperti poster, sehingga pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan kepada masyarakat dengan berbagai tingkat literasi. Isyarat non-verbal, yang berkaitan dengan bahasa tubuh, juga memiliki peran yang sangat penting dalam memotivasi dan memperoleh kepercayaan serta partisipasi masyarakat.
Lingkungan multikultural membawa perbedaan budaya dalam komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, kontak mata yang dianggap sebagai tanda perhatian dalam beberapa budaya, dapat dianggap sebagai sikap tidak sopan dalam budaya lain. Oleh karena itu, profesional kesehatan harus sensitif terhadap masalah ini agar pesan yang mereka sampaikan dapat diterima dengan penuh rasa hormat.
ADVERTISEMENT
Profesional klinis sering berinteraksi dalam komunikasi dengan pasien yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Akibat perbedaan dalam penggunaan dan ekspresi bahasa serta bahasa tubuh, ketidakpahaman dapat muncul. Sebagai contoh, dalam beberapa budaya, diam merupakan tanda penghormatan, sementara dalam budaya lain, hal tersebut mencerminkan rasa distres. Oleh karena itu, pendekatan kompetensi budaya menciptakan pemahaman bahwa perbedaan dalam bahasa tidak hanya terkait dengan kata-kata, tetapi juga dengan perasaan, cara berpikir, dan pengambilan keputusan. Kompetensi budaya memungkinkan profesional kesehatan untuk berkomunikasi dengan pasien atau klien dari latar belakang budaya tertentu dengan cara yang penuh rasa hormat dan sesuai.
Layanan kesehatan bergantung pada komunikasi verbal dan non-verbal. Komunikasi verbal menyampaikan informasi, sementara isyarat non-verbal membangun hubungan emosional. Komunikasi yang efektif dalam tim kesehatan memastikan perawatan yang bebas dari kesalahan, dan dalam kesehatan masyarakat, ini mendorong perilaku sehat. Seiring dengan semakin kompleksnya dunia kesehatan, profesional kesehatan harus terus mengasah keterampilan komunikasi mereka untuk meningkatkan hasil perawatan pasien, kolaborasi tim, dan kesehatan populasi.
Sumber: (Pribadi)