Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Fenomena Kotak Kosong, Krisis Indeks Demokrasi dan Kebutuhan Reformasi Politik
31 Oktober 2024 10:13 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari MOH ALI S, M, M, PSDM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Demokrasi di Indonesia menghadapi tantangan serius dengan semakin turunnya indeks demokrasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Tren ini terlihat dari hasil survei yang dirilis berbagai lembaga. Salah satunya adalah Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), yang pada tahun 2023 mengeluarkan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) nasional sebesar 79,51, turun 0,90 poin dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, laporan internasional seperti yang dirilis oleh Economist Intelligence Unit (EIU) juga mencatat kemunduran ini, menempatkan Indonesia dalam kategori “Demokrasi Cacat” dengan skor 6,53 pada tahun 2023, turun dari 6,71 di tahun sebelumnya. Penurunan indeks demokrasi ini memicu kekhawatiran tentang masa depan demokrasi Indonesia dan memunculkan desakan untuk melakukan reformasi politik yang lebih serius.
Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi penurunan indeks demokrasi di Indonesia. Salah satunya adalah terbatasnya kebebasan sipil dan pluralisme. Indikator seperti kebebasan berpendapat dan kemerdekaan pers mendapat hambatan yang cukup besar, dengan sejumlah aturan dan tindakan pemerintah yang dinilai kurang mendukung.
Pembatasan ini sering kali diwujudkan dalam bentuk regulasi atau kebijakan yang cenderung membatasi ruang ekspresi publik, bahkan menimbulkan ketakutan akan konsekuensi bagi masyarakat yang ingin mengkritik pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus-kasus kriminalisasi terhadap aktivis dan jurnalis meningkat, yang menunjukkan adanya pembatasan pada hak-hak sipil di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fenomena Kotak Kosong
Dalam sistem politik Indonesia, partai politik memiliki peran yang dominan dalam menentukan calon-calon yang dapat maju dalam pemilu. Partai-partai politik di Indonesia memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan siapa yang bisa masuk dan menjadi wakil rakyat di parlemen, sehingga menimbulkan keterbatasan bagi masyarakat umum yang ingin berpartisipasi secara langsung dalam politik. Misalnya, individu yang tidak memiliki afiliasi atau dukungan dari partai politik sering kali kesulitan untuk mencalonkan diri.
Hal tersebut menunjukan masalah yang serius, dimana partai politik dan koalisi partai saat ini menjadi penentu. Koalisi ini sering kali dilakukan oleh partai-partai besar dengan tujuan memperkuat posisi mereka dan mengamankan peluang kemenangan bagi calon yang mereka usung. Namun, dominasi koalisi partai dalam pemilihan kepala daerah, misalnya, berakibat pada terbatasnya pilihan kandidat bagi masyarakat dan pada akhirnya membuat calon yang maju sering kali berasal dari kesepakatan elit politik di partai, bukan dari aspirasi masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Kendati Indonesia memperbolehkan calon independen dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), calon independen menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti persyaratan tanda tangan dalam jumlah besar sebagai syarat pencalonan, yang sangat sulit untuk dipenuhi tanpa dukungan partai. Fenomena ini bahkan terlihat dalam Pilkada 2024, di mana di 41 daerah kandidat hanya melawan "kotak kosong" karena calon tunggal yang diusung oleh partai politik, menunjukkan keterbatasan peluang bagi kandidat independen atau alternatif yang bukan dari partai besar.
Dari data yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan dirangkum oleh Kompas, daerah-daerah yang melawan kotak kosong ini tersebar dari beberapa provinsi, termasuk Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Keberadaan calon tunggal yang dominan juga mencerminkan betapa kuatnya dominasi partai politik dalam menentukan calon pemimpin, sekaligus memperlihatkan lemahnya kemampuan individu atau kandidat alternatif untuk ikut bersaing tanpa dukungan penuh dari partai. Situasi ini, di satu sisi, menunjukkan bahwa keterwakilan di banyak daerah menjadi tidak variatif, karena kandidat yang ada hanya berasal dari partai politik yang sudah mapan.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Reformasi Politik
Perlu dicatat bahwa masalah-masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di beberapa negara yang berada dalam kategori “demokrasi cacat” menurut indeks internasional. Fenomena ini menunjukkan adanya kecenderungan global di mana semakin banyak negara mengalami kemunduran demokrasi, baik akibat pembatasan kebebasan sipil, manipulasi pemilu, atau partisipasi politik yang rendah. Namun, yang membedakan adalah banyak negara yang aktif melakukan reformasi untuk mengatasi masalah-masalah ini, sementara di Indonesia, langkah-langkah reformasi tersebut belum terlihat maksimal dan kurang efektif dalam mengatasi penyebab utama dari kemunduran demokrasi.
Melihat situasi ini, kebutuhan akan reformasi politik di Indonesia menjadi semakin mendesak. Reformasi politik yang diperlukan bukan hanya terbatas pada perubahan peraturan perundang-undangan, tetapi juga pada perubahan dalam pola pikir dan budaya politik yang mendasari sistem demokrasi. Beberapa langkah reformasi yang dapat dilakukan antara lain adalah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas partai politik. Di samping itu, partai politik harus lebih terbuka terhadap calon-calon baru yang memiliki komitmen untuk melayani masyarakat, tidak hanya mereka yang memiliki kekuatan finansial atau koneksi politik yang kuat.
ADVERTISEMENT
Salah satu reformasi yang bisa dilakukan adalah memberikan peluang yang lebih besar bagi calon independen, tidak hanya dalam pemilihan kepala daerah tetapi juga dalam pemilihan legislatif. Dengan cara ini, masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka. Selain itu, reformasi ini akan mendorong partai politik untuk lebih kompetitif dan tidak hanya bergantung pada koneksi atau pengaruh elite politik.
Reformasi dalam hal transparansi dan akuntabilitas juga perlu diterapkan pada proses pengambilan keputusan pemerintah. Dalam situasi demokrasi yang sehat, pemerintah seharusnya bertindak sebagai perwakilan yang akuntabel kepada rakyatnya. Untuk itu, peran lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu diperkuat agar mereka dapat memantau dan mengawasi kinerja lembaga pemerintah dan partai politik tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara, yang sangat penting dalam sistem demokrasi.
ADVERTISEMENT
Peningkatan pendidikan politik bagi masyarakat juga merupakan hal yang sangat penting dalam reformasi demokrasi. Pendidikan politik yang baik dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban mereka dalam sistem demokrasi serta mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam politik. Pendidikan ini harus dilakukan mulai dari tingkat sekolah hingga masyarakat umum, dengan fokus pada nilai-nilai demokrasi, partisipasi politik, dan pentingnya pemahaman kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Di samping itu, pemerintah perlu melonggarkan regulasi yang membatasi kebebasan pers dan kebebasan berpendapat. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang adil dan transparan terhadap informasi yang benar, serta dapat menyuarakan aspirasi dan kritik mereka tanpa rasa takut akan konsekuensi negatif. Kebebasan pers dan kebebasan berpendapat merupakan komponen dasar dalam sistem demokrasi yang sehat, karena melalui kebebasan ini, masyarakat dapat memantau kinerja pemerintah serta mengungkapkan pandangan yang beragam mengenai berbagai isu.
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi krisis indeks demokrasi ini, reformasi politik di Indonesia harus segera diwujudkan untuk memperbaiki sistem dan meningkatkan kualitas demokrasi. Melalui reformasi ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat kembali komitmennya terhadap prinsip-prinsip demokrasi, serta membangun pemerintahan yang benar-benar mewakili aspirasi rakyatnya. Reformasi yang mendasar ini tidak hanya penting untuk meningkatkan skor indeks demokrasi Indonesia, tetapi juga untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik, sehingga demokrasi dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih sehat dan inklusif di masa depan.