Konten dari Pengguna

Kartini Madura : Fondasi Kesetaraan dalam Perjuangan Menuju Keterwakilan

MOH ALI S M
Mahasiswa Pascasarjana Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga Surabaya
22 April 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MOH ALI S M tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kekuatan perempuan Madura by Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekuatan perempuan Madura by Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Kartini tidak sekadar menjadi momen untuk mengenang perjuangan seorang tokoh pejuang emansipasi wanita di Indonesia, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya kesetaraan gender dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab. Di balik sorotan akan keberhasilan perempuan-perempuan hebat seperti Kartini, terdapat kisah-kisah perjuangan wanita lain yang tak kalah menginspirasi, termasuk wanita-wanita Madura.
ADVERTISEMENT
Perjuangan wanita Madura memiliki akar yang kuat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Mereka telah berperan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di medan perang, di ranah politik, ekonomi, dan sosial budaya. Sejak zaman dahulu, wanita Madura telah menunjukkan ketangguhan dan keberanian dalam membantu keberhasilan perjuangan kaum laki-laki, sebagaimana tercatat dalam sejarah perang yang melibatkan Madura.
Meskipun terkungkung oleh nilai-nilai patriarki dan budaya lokal yang mengakar, wanita Madura terus menunjukkan kemampuan dan peran mereka dalam membangun masyarakat Madura.
Fondasi Kesetaraan dalam Pendidikan
Fondasi kesetaraan dalam pendidikan bagi wanita Madura merupakan bagian integral dari upaya menuju inklusi dan pemberdayaan gender yang lebih baik di masyarakat. Meskipun Madura masih terpengaruh oleh kultur patriarki yang kuat, langkah-langkah menuju kesetaraan dalam pendidikan telah mulai terlihat.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, pendidikan formal semakin diakses oleh wanita Madura, meskipun masih ada tantangan dalam hal akses dan kualitas pendidikan. Wanita Madura secara bertahap mengatasi stereotip gender yang membatasi pilihan mereka, dengan semakin banyaknya yang mengejar pendidikan tinggi dan berkarier di luar ranah tradisional.
Program-program bantuan finansial dan beasiswa, terutama yang ditujukan untuk wanita Madura, telah membantu meningkatkan akses mereka ke pendidikan. Selain itu, adanya pelatihan kesetaraan gender untuk guru dan staf pendidikan membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi wanita.
Menurut beberapa referensi yang ada, seperti dalam website "Lontar Madura", dalam artikel yang membahas peran wanita Madura, pendidikan berbasis agama, seperti lembaga pondok pesantren, masih menjadi landasan utama bagi pendidikan perempuan Madura. Namun, pendidikan formal juga semakin dihargai dan diakses oleh wanita Madura sebagai sarana untuk pengembangan diri dan pemberdayaan.
ADVERTISEMENT
Meskipun tantangan masih ada, langkah-langkah menuju kesetaraan dalam pendidikan bagi wanita Madura merupakan langkah positif menuju masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan gender. Dengan memperkuat fondasi kesetaraan dalam pendidikan, wanita Madura dapat memiliki akses yang lebih luas terhadap peluang, membantu mereka mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi secara signifikan pada pembangunan masyarakat Madura secara keseluruhan.
Tantangan dan Peluang dalam Politik
Tantangan dan peluang dalam politik bagi wanita Madura mencerminkan dinamika yang kompleks di tengah budaya patriarki yang masih kuat. Meskipun Madura mengalami perubahan sosial dan politik pasca-reformasi, wanita masih menghadapi berbagai hambatan untuk terlibat aktif dalam kepemimpinan politik. Kabupaten Bangkalan, sebagai bagian dari Madura, menyajikan contoh konkret dari tantangan dan peluang tersebut.
ADVERTISEMENT
Tantangan utama bagi wanita Madura dalam politik adalah hegemoni budaya patriarki yang masih mengakar dalam masyarakat. Kehidupan sosial dan politik masih didominasi oleh laki-laki, sehingga wanita sering kali dihadapkan pada stereotip dan pandangan skeptis terhadap kemampuan mereka dalam memimpin. Namun, peluang untuk perubahan juga hadir dalam dinamika politik Madura.
Salah satu contoh dari peluang ini dapat dilihat dalam peningkatan jumlah wanita yang terlibat dalam kepemimpinan desa di Kabupaten Bangkalan dan Madura secara keseluruhan. Data dari Dinas Pemberdayaan dan Pemerintah Desa Kabupaten Bangkalan menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat 11 kepala desa perempuan dari total 281 desa dan kelurahan. Hal ini menandai langkah positif menuju kesetaraan gender dalam politik di Madura.
ADVERTISEMENT
Peran perempuan dalam konteks kepemimpinan di Madura saat ini juga semakin diakui dan diapresiasi. Klebun perempuan di Bangkalan, misalnya, telah berhasil membuktikan kapasitas dan keberhasilan mereka dalam memimpin desa. Mereka tidak hanya mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi, tetapi juga mampu menjalankan tugas-tugas kepala desa dengan efektif dan mandiri.
Namun, peran perempuan dalam leadership di Madura masih membutuhkan dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak, termasuk dukungan dari komunitas lokal, pemerintah daerah, dan masyarakat umum. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, serta melalui upaya untuk mengubah pola pikir dan pandangan terhadap perempuan dalam politik, wanita Madura dapat terus maju dan berkontribusi secara signifikan dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkeadilan.
Termasuk kontribusi wanita dalam konteks electoral. Pemilih wanita di Madura memiliki kontribusi penting dalam konteks politik, terutama dalam menentukan arah politik dan kepemimpinan di daerah mereka. Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa pada Pemilu 2024, jumlah pemilih perempuan di empat kabupaten di Pulau Madura lebih banyak daripada pemilih laki-laki. Dari total 3.129.230 jiwa pemilih di Pulau Madura, sebanyak 1.619.995 jiwa merupakan pemilih perempuan. Ini menandakan bahwa pemilih wanita memiliki potensi untuk memengaruhi hasil pemilihan umum di daerah mereka.
ADVERTISEMENT
Kontribusi pemilih wanita ini mencerminkan partisipasi politik yang aktif dari segmen masyarakat yang penting. Pemilih wanita membawa perspektif dan kepentingan unik dalam pemilihan umum, yang dapat mempengaruhi kebijakan dan pembangunan di daerah mereka. Melalui hak pilih mereka, wanita Madura dapat memilih pemimpin yang mewakili nilai-nilai dan kebutuhan mereka, serta memperjuangkan isu-isu yang relevan dengan kesejahteraan perempuan dan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan kontribusi mereka dalam politik, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya, wanita Madura terus memberikan warna dan kekuatan baru dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Bukan malah terseret arus zaman yang malah mendegradasi peran dan kontribusi mereka sebagai pejuang yang sebenarnya.
Semoga semangat Kartini Madura terus menginspirasi generasi selanjutnya dalam memperjuangkan kesetaraan dan keterwakilan yang lebih baik bagi semua.
ADVERTISEMENT