Konten dari Pengguna

Kemandirian Ekonomi Desa Melalui Pemanfaatan TOGA dengan Media Tanam Hidroponik

MOH ALI S, M, M, PSDM
Mahasiswa Pascasarjana Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga Surabaya
2 September 2024 16:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MOH ALI S, M, M, PSDM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tanaman Toga (Binahong Merah) Berbasis Hidroponik dokumentasi by Tim Pengabdian UMSurabaya
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman Toga (Binahong Merah) Berbasis Hidroponik dokumentasi by Tim Pengabdian UMSurabaya
ADVERTISEMENT
Kemandirian ekonomi desa merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan berkelanjutan. Desa yang mandiri secara ekonomi mampu mengelola sumber daya lokal secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya tanpa bergantung pada bantuan eksternal. Kemandirian ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Pemerintah mendukung kemandirian desa melalui berbagai inisiatif, seperti dana desa, pelatihan, dan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas dan potensi desa. Selain itu, kemandirian desa memungkinkan pengelolaan sumber daya lokal secara optimal, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan mendorong pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan ekonomi desa yang mandiri melibatkan berbagai aspek, termasuk pengembangan sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri kreatif. Pemanfaatan teknologi modern dan inovasi, seperti hidroponik untuk budidaya tanaman, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Salah satu cara yang efektif untuk mencapainya adalah melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga (TOGA) memiliki berbagai manfaat yang signifikan. Dari segi kesehatan, TOGA dapat digunakan sebagai obat alami untuk mengobati berbagai penyakit seperti batuk, demam, dan gangguan pencernaan, sehingga mengurangi ketergantungan pada obat-obatan kimia yang seringkali memiliki efek samping.
ADVERTISEMENT
Secara ekonomi, budidaya tanaman TOGA dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat desa, karena produk olahan dari tanaman ini, seperti jamu, minyak atsiri, dan teh herbal, memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.
Selain itu, dari segi lingkungan, tanaman TOGA dapat ditanam di sekitar rumah untuk memperbaiki kualitas udara dan lingkungan sekitar, serta digunakan sebagai tanaman hias yang memperindah lingkungan.
Tim PKK Desa Bettet dan Tim Pengabdan UMSurabaya Memanen sebagian Hasil tanaman hidroponik Dokumentasi by Tim Pengabdian UMSurabaya
Namun, ada yang unik dan tidak biasa dari kegiatan penanaman TOGA ini, yaitu penggunaan media hidroponik. Hal ini telah diterapkan di salah satu desa di Kabupaten Pamekasan, yaitu Desa Bettet. Melalui kegiatan Ibu PKK-nya, desa ini bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk mendukung kemandirian ekonomi desa dengan memanfaatkan tanaman TOGA berbasis hidroponik. Program ini juga merupakan bagian dari hibah pendanaan BIMA Kemendikbud untuk tahun anggaran 2024.
ADVERTISEMENT
Dalam realisasinya, PKK Desa Bettet dan Tim Pengabdian Universitas muhammadiyah melakukan beberapa kegiatan bersama mulai dari penyuluhan tentang teknik budidaya tanaman TOGA dengan metode hidroponik hingga diberikan berbagai pelatihan lainnya.
Selanjutnya, produk olahan dari tanaman TOGA juga ajarkan bagaimana bisa dipasarkan dengan baik. Pemasaran yang disarankan dapat dilakukan melalui pasar tradisional, toko online, atau kerjasama dengan perusahaan farmasi.
Jika dilihat dari hasilnya, penggunaan media hidroponik untuk menanam tanaman obat keluarga (TOGA) menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan dalam hal efisiensi dan produktivitas. Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa tanah, di mana tanaman ditanam dalam larutan nutrisi yang kaya akan unsur hara. Metode ini memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi pertumbuhan tanaman, seperti pH dan kadar nutrisi, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan sehat.
ADVERTISEMENT
Proses penenaman Bibit Bayam, lidah buaya, dan tanaman toga lain dokumentasi by Tim Pengabdian UMSurabaya
Salah satu keunggulan utama hidroponik adalah penggunaan air yang lebih efisien. Sistem hidroponik menggunakan air hingga 90% lebih sedikit dibandingkan dengan metode pertanian konvensional, karena air yang digunakan dapat didaur ulang dan digunakan kembali. Selain itu, hidroponik memungkinkan penanaman di area yang terbatas, seperti di dalam ruangan atau di lahan yang tidak subur, sehingga sangat cocok untuk desa-desa dengan keterbatasan lahan pertanian1.
Tanaman TOGA yang ditanam dengan metode hidroponik juga cenderung lebih bebas dari hama dan penyakit yang biasanya ditemukan di tanah. Hal ini mengurangi kebutuhan akan pestisida dan bahan kimia lainnya, sehingga menghasilkan produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Selain itu, tanaman hidroponik dapat dipanen lebih cepat karena pertumbuhannya yang lebih cepat, memungkinkan petani untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
ADVERTISEMENT
Efisiensi penanaman TOGA dengan hidroponik juga terlihat dari segi biaya operasional. Meskipun investasi awal untuk sistem hidroponik mungkin lebih tinggi, biaya operasional jangka panjang cenderung lebih rendah karena penggunaan air dan nutrisi yang lebih efisien serta pengurangan biaya untuk pestisida dan herbisida.
Dengan demikian, hidroponik dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi desa melalui budidaya tanaman TOGA.