Konten dari Pengguna

Kosaran 25 Ramadhan: Implementasi Teori Sosial dalam Warisan Budaya Madura

MOH ALI S M MPSDM
Anggota Peneliti Surabaya Academia Forum (SAF) Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia Universitas Airlangga Surabaya
27 April 2023 13:25 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MOH ALI S M MPSDM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
IIlustrasi kosaran 25 ramadan dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
IIlustrasi kosaran 25 ramadan dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Madura adalah sebuah pulau kecil di bagian timur Jawa Timur, Indonesia. Pulau ini memiliki banyak keunikan dan keindahan, termasuk budayanya yang kaya dan bervariasi. Salah satu tradisi budaya yang sangat populer di Madura adalah kosaran atau bersih-bersih kuburan setiap tanggal 25 Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Kosaran adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Madura untuk membersihkan dan merapikan kuburan keluarga mereka pada setiap tanggal 25 Ramadhan. Kegiatan ini biasanya dilakukan bersama-sama oleh anggota keluarga dan kerabat yang tinggal di sekitar kuburan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur yang telah meninggal dan memperbaiki tampilan kuburan agar terlihat lebih bersih dan rapi.
Menurut kepercayaan masyarakat Madura, pada bulan Ramadhan, para leluhur mereka akan kembali ke dunia untuk memberikan berkah dan perlindungan kepada keluarga yang ditinggalkannya. Oleh karena itu, kosaran dijadikan sebagai kesempatan untuk membersihkan kuburan dan memberikan penghormatan kepada para leluhur yang telah meninggal.
Tradisi kosaran telah dilakukan oleh masyarakat Madura selama berabad-abad. Meskipun kegiatan ini terlihat sederhana, namun memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Madura. Dalam pandangan mereka, kebersihan kuburan adalah tanda penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap para leluhur dan juga sebagai bentuk rasa syukur atas segala berkah yang telah diberikan oleh para leluhur.
ADVERTISEMENT
Kosaran biasanya dimulai pada pagi hari, setelah masyarakat Madura menunaikan salat subuh. Anggota keluarga dan kerabat yang tinggal di sekitar kuburan akan berkumpul dan mulai membersihkan kuburan. Mereka membawa peralatan seperti sabit, cangkul, dan sapu untuk membersihkan tumpukan tanah dan sampah yang menutupi kuburan.
Setelah membersihkan kuburan, mereka akan membersihkan area sekitarnya, seperti memotong rumput dan merapikan bunga yang ditanam di sekitar kuburan. Selain itu, mereka juga akan membersihkan batu nisan dan menata kembali dekorasi kuburan, seperti menyalakan dupa dan menempatkan bunga atau lampu-lampu kecil di sekitar nisan.
Setelah membersihkan kuburan, keluarga dan kerabat akan berkumpul untuk berdoa dan membaca Surah Yasin bersama-sama. Mereka juga akan memberikan sedekah kepada fakir miskin atau anak yatim piatu sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada para leluhur.
ADVERTISEMENT

Kosaran Sebagai Penyambung Silaturahim Keluarga

Kosaran di Madura bukan hanya sekadar kegiatan membersihkan kuburan, tetapi juga dijadikan alat penyambung silaturahmi antar sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu. Kegiatan ini dijadikan ajang untuk berkumpul, berbicara, dan bertukar cerita antar anggota keluarga yang terpisah jarak dan waktu. Kegiatan ini dijadikan sebagai kesempatan untuk bersilaturahmi, berbincang-bincang, dan mempererat hubungan antar anggota keluarga.
Tradisi kosaran juga dianggap sebagai cara untuk menjaga keharmonisan dan solidaritas antar anggota keluarga. Dalam kegiatan kosaran, semua anggota keluarga, dari yang tua hingga yang muda, bergotong royong untuk membersihkan kuburan. Mereka bekerja bersama-sama, saling membantu, dan saling bergantian dalam melakukan tugas membersihkan kuburan.
Selain itu, kegiatan kosaran juga merupakan ajang untuk menyelesaikan permasalahan atau konflik yang mungkin ada di antara anggota keluarga. Ketika semua anggota keluarga berkumpul dalam kegiatan kosaran, mereka memiliki kesempatan untuk berbicara dan menyelesaikan permasalahan atau konflik yang mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Berkumpul dalam kegiatan kosaran juga bisa dijadikan sarana untuk memperkenalkan anggota keluarga yang belum pernah bertemu sebelumnya. Kegiatan ini dijadikan ajang untuk saling berkenalan, bertukar cerita, dan mempererat hubungan antar anggota keluarga yang belum pernah bertemu sebelumnya.

Kosaran sebagai Pendidikan Kepedulian Sosial

Selain sebagai alat penyambung silaturahmi, tradisi kosaran di Madura juga dijadikan sebagai sarana untuk mendidik nilai-nilai sosial kepada masyarakat, terutama pada generasi muda. Kegiatan kosaran dianggap sebagai bentuk pendidikan kepemimpinan dan kepedulian sosial.
Dalam kegiatan kosaran, para pemuda Madura diajarkan untuk bekerja keras, mandiri, dan saling membantu. Mereka belajar untuk memimpin dan mengatur kegiatan bersih-bersih kuburan. Mereka juga diajarkan untuk memiliki rasa kepedulian dan empati terhadap sesama, terutama terhadap keluarga yang telah meninggal.
ADVERTISEMENT
Kegiatan kosaran juga dijadikan ajang untuk mengajarkan nilai-nilai kebersihan dan kesehatan. Dalam kegiatan ini, masyarakat Madura belajar untuk menjaga kebersihan lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Mereka juga diajarkan untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit, terutama ketika bekerja di area kuburan yang mungkin terkontaminasi dengan berbagai mikroorganisme.

Implementasi Teori Sosial dalam Budaya Kosaran

Kosaran di Madura bukan hanya sekadar kegiatan membersihkan kuburan, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk implementasi teori sosial dalam masyarakat Madura.
Teori sosial mengacu pada kumpulan ide, konsep, dan pengetahuan tentang bagaimana individu dan kelompok berinteraksi dalam masyarakat. Teori sosial mengajarkan tentang pentingnya interaksi sosial dalam membentuk identitas, nilai, dan norma dalam masyarakat. Salah satu aspek penting dari teori sosial adalah bagaimana manusia membangun hubungan sosial dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, kosaran merupakan salah satu bentuk implementasi teori sosial dalam masyarakat Madura, di mana kegiatan ini dijadikan ajang untuk memperkuat hubungan sosial, memperkuat nilai-nilai sosial, serta mempertahankan dan mempromosikan budaya Madura.
Teori hubungan sosial dari George Simmel menjelaskan tentang cara individu berinteraksi dalam kelompok sosial. Simmel mengatakan bahwa hubungan sosial adalah suatu bentuk interaksi antara individu-individu dalam kelompok sosial, dan bahwa kelompok sosial tidak hanya dipengaruhi oleh individu-individu yang membentuknya, tetapi juga oleh hubungan sosial antara individu-individu tersebut.
Teori tersebut dapat diterapkan untuk menjelaskan bagaimana anggota keluarga saling berinteraksi dan saling membantu dalam membersihkan kuburan. Mereka membentuk suatu kelompok sosial yang dipengaruhi oleh hubungan sosial antara individu-individu yang membentuknya. Selain itu, teori ini juga dapat menjelaskan bagaimana kosaran dijadikan alat untuk memperkuat hubungan sosial antar keluarga yang sudah lama tidak bertemu.
ADVERTISEMENT
Teori tindakan sosial dari Max Weber juga dapat diterapkan dalam menjelaskan kegiatan kosaran di Madura. Teori ini mengatakan bahwa tindakan sosial dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat. Nilai dan norma sosial ini merupakan faktor penting dalam membentuk perilaku manusia dalam masyarakat.
Dalam konteks kosaran di Madura, teori ini dapat diterapkan untuk menjelaskan bagaimana kegiatan kosaran dianggap sebagai suatu nilai sosial yang penting dalam masyarakat Madura. Kegiatan ini merupakan bentuk penghargaan terhadap keluarga yang telah meninggal, serta nilai kebersihan dan kesehatan yang harus dijaga dalam masyarakat. Nilai dan norma sosial ini membentuk tindakan sosial dalam kegiatan kosaran.
Dengan demikian, teori hubungan sosial dari George Simmel dan teori tindakan sosial dari Max Weber dapat digunakan untuk menjelaskan kegiatan kosaran di Madura. Kegiatan ini merupakan bentuk interaksi sosial antara anggota keluarga, serta dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat. Kegiatan ini juga dijadikan alat untuk memperkuat hubungan sosial, memperkuat nilai-nilai sosial, serta mempertahankan dan mempromosikan budaya Madura.
ADVERTISEMENT