Konten dari Pengguna

LPPOM MUI Selenggarakan TOT Halal di Jambi

LPPOM MUI
Official Account of LPPOM MUI, The First Halal Certification Body that has been accredited SNI/ISO IEC 17065:2012 and UAE.S 2055.2
24 Desember 2019 21:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari LPPOM MUI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
LPPOM MUI Selenggarakan TOT Halal di Jambi
zoom-in-whitePerbesar
Jambi – Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) bekerjasama dengan Muslimat Al-Ittihadiyah Provinsi Jambi menyelenggarakan training of trainer (TOT) pada 18 Desember 2019 di Gedung Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Jambi. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 300 peserta ini membahas tuntas halal haram produk dari segi Al-Qur’an dan hadist, titik kritis, serta sertifikasi halal.
ADVERTISEMENT
Selain TOT, juga dilangsungkan peresmian Imapela (Ikatan Mahasiswa Peduli Halal) Provinsi Jambi dan Halal Care Community Jambi oleh Asraf S.Pt, M.Si, Staf Ahli Gubernur Jambi. Kedua komunitas ini diharapkan dapat menjadi wadah edukasi halal bagi masyarakat. “Ini memang bukan tugas yang mudah. Tapi harus kita lakukan demi kemaslahatan umat, khususnya masyarakat Jambi. Kami mendukung program ini,” tutur Asraf.
Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I, Ketua Muslimat Al-Ittihadiyah Provinsi Jambi, mengungkapkan bahwa halal haram menjadi salah satu fokus Muslimat Al-Ittihadiyah. “Ini menjadi concern kita. Harapannya, agar yang hadir bisa turut memberi edukasi halal, minimal kepada keluarga sendiri. Karena, cara pandang, etika, dan sebagainya sedikit banyak dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi. Inilah pentingnya kita mengadakan TOT halal ini,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Prof. Dr. Purwantiningsih,. MS (Kepala Bidang Research LPPOM MUI) juga menjelaskan pentingnya diselenggarakannya TOT ini, terutama untuk mengenal halal haram pada produk yang sudah tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Babi, misalnya. Orang awam hanya mengenal daging dan lemaknya saja, karena itu yang biasa dikonsumsi. Tetapi ternyata dari hasil penyembelihan diperoleh hasil sampingan, seperti kulit, tulang, dan jeroan. Hasil sampingan tersebut banyak dimanfaatkan di industri pangan, barang gunaan, dan kosmetik.
“Wujudnya sudah tidak dalam bentuk tulang, tapi diubah dalam bentuk arang. Jeroan menjadi enzim. Kulit bisa menjadi tas atau gelatin. Bulu untuk sikat atau kuas. Tidak cukup waktu satu hari untuk mempelajari itu semua. Tapi, dalam TOT ini, saya akan berikan teknik mengenal halal haram pada produk,” papar Purwantiningsih.
ADVERTISEMENT
H. M. Hafidz El-Yusufi., S.Pd.I., M.M, Ketua Al-Ittihadiyah Provinsi Jambi, mengapresiasi kegiatan ini. “Kegiatan yang dipilih Al-Ittihadiyat pada hari ini, saya rasa cukup cerdas dan efektif karena inilah yang sedang dibutuhkan oleh umat,” ujarnya.
Menurut Hafidz, halal adalah sebuah kebaikan. Dengan mengonsumsi penganan yang tidak halal, maka yang masuk dan diolah tubuh pun tidak halal. Hal ini bukan sekadar terkait dengan kesehatan, tapi juga berkaitan dengan tidak terkabulnya doa-doa. Karena itu, halal akan menjadi suatu hal yang diprioritaskan dalam hidup. Dengan patuh terhadap halal, hidup akan semakin berkah.
Hadir sebagai pembicara Drs. Ahmad Tarmizi Sibawaihi, M.HI (Ketua Komisi Fatwa Ulama Provinsi Jambi) berbicara Halal-Haram dalam Al-Qur’an dan Hadits; Prof. Dr. Purwantiningsih, MS (Kepala Bidang Research LPPOM MUI) berbicara Titik Kritis Kehalalan Bahan; serta Lia Amalia, ST., SS., MT (Kepala Bidang Sosialisasi dan Edukasi Halal LPPOM MUI) berbicara Prosedur dan Kebijakan Sertifikasi Halal dan Sistem Jaminan Halal. (FY, YN)
ADVERTISEMENT