Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Situasi, Dampak serta Upaya Pencegahan Stunting di Indonesia
19 Oktober 2024 12:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Luan Fajria Hajiri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar 21,5 persen, hanya menurun 0,1 persen dari angka tahun sebelumnya sebesar 21,6 persen.
ADVERTISEMENT
Menurut data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, angka kejadian anak stunting di Indonesia sebesar 27,7%. Artinya satu dari empat anak di Indonesia yang menderita stunting atau terdapat sekitar lebih dari delapan juta anak di Indonesia yang menderita stunting.
Salah satu dampak jangka pendek yang dirasakan anak penderita stunting adalah mereka lebih kecil dibandingkan teman sebayanya. Selain itu, anak juga mengalami gangguan metabolisme dan penurunan kecerdasan sebab anak sulit berkonsentrasi sehingga sulit belajar. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak yang menderita stunting memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah. Anak stunting yang tidak terkontrol mempunyai dampak negatif jangka panjang diantaranya anak lebih mudah terserang penyakit karena imunitas dan daya tahan tubuhnya menurun, memiliki risiko terkena penyakit berbahaya seperti jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi seperti halnya obesitas (Marsito, 2023).
ADVERTISEMENT
Kondisi ini sangat memperihatinkan karena permasalahan gizi seperti stunting ini akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga masalah ini terus menjadi perhatian banyak pihak termasuk pemerintah. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia namun dalam hasilnya belum mencapai target. Menkes Budi menyatakan, salah satu penyebab rendahnya penurunan stunting adalah belum efektifnya model implementasi program yang telah ditetapkan. Ia menilai ada masalah dalam eksekusi di lapangan sehingga program pencegahan stunting tidak berjalan dengan optimal.
Terhambatnya pertumbuhan atau stunting ini disebabkan oleh masalah pemberian asupan selama kehamilan dan masa bayi. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi sebelum dan sesudah melahirkan, terbatasnya pelanyanan kesehatan seperti pemeriksaan sebelum dan sesudah melahirkan, sulitnya mendapatkan makanan bergizi, sulitnya akses sanitasi dan air bersih menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya stunting.
ADVERTISEMENT
Terjadinya stunting ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya nyaitu anemia. Anemia ini sendiri adalah kondisi dimana tubuh seseorang mengalami kekurangan atau penurunan jumlah sel darah merah di bawah batas normal, anemia ini menjadi masalah umum dikalangan remaja putri dan wanita serta memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan pribadi.
Kesedaran perempuan akan pentingnya untuk menjaga kesehatan terutama dalam anemia sangat penting untuk diterapkan. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya anemia yaitu dengan rutin mengonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah) karena dalam tablet tambah darah terdapat kandungan zat besi dan asam folat yang dapat membantu pembuatan hemoglobin (sel darah merah). Bukan hanya mencegah anemia namun manfaat lain dari rutinnya minum tablet tambah darah antara lain dapat menunjang fase tumbuh kembang, memenuhi kebutuhan zat besi, menjaga kemampuan berpikir dan investasi kesehatan jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Mengonsumsi tablet tambah darah dengan rutin yaitu satu kali dalam seminggu untuk remaja dan wanita yang sedang tidak dalam keaadan mengandung sedangkan untuk ibu yang sedang mengandung dianjurkan untuk minum tablet tambah darah satu kali dalam sehari sehingga dengan rutin mengonsumsi tablet tambah darah ini diharapkan bisa mengurangi angka stunting pada generasi yang akan datang.
Daftar Pustaka :
Admin. (2024). Menkes Budi Soroti Lambatnya Penurunan Angka Stunting di Indonesia. Dinas Kesehatan Provinsi Papua. https://dinkes.papua.go.id/menkes-budi-soroti-lambatnya-penurunan-angka-stunting-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2024 pukul 19.30 WIB.
Admin. (2022). Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Cara Pencegahannya. RSUD dr. R. Soetijono Blora. https://rsudblora.blorakab.go.id/2022/12/15/mengenal-stunting-penyebab-hingga-cara-pencegahannya/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2024 pukul 19.55 WIB.
Andriyani, M. (2022). Asupan Halalan Thayiban untuk ibu dan Balita, Tindakan Preventif Keluarga Cegah Stunting pada anak. https://tangerang.kemenag.go.id/post/asupan-halalan-thayiban-untuk-ibu-dan-balita-tindakan-preventif-keluarga-cegah-stunting-pada-anak. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2024 pukul 20.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Muslimah. (2022). Cegah Anemia Pada Remaja Putri dengan Tablet Tambah Darah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2024 pukul 20.00 WIB.
Ramadani, E. W. O. (2021). Angka Stunting Balita di Indonesia Makin Tinggi. Institut Teknologi Sepuluh November. https://www.its.ac.id/news/2021/10/16/angka-stunting-balita-di-indonesia-masih-tinggi/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2024 pukul 19.45 WIB.