Konten dari Pengguna

Dinamika Golkar dalam Pilgub Kaltim

8 Januari 2018 14:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luay Alisjahbana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dinamika Golkar dalam Pilgub Kaltim
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jakarta,- Partai Golkar hingga kini belum juga menentukan calon yang akan diusung dalam pergelaran Pilkada Kaltim. Setelah sempat muncul beberapa nama seperti Sofyan Hasdam mantan Walikota Bontang, Makmur HAPK mantan Bupati Berau, dan Hetifah Sjaifuidan anggota DPR RI Komisi II Dapil Kaltim dan Kaltara, sekaligus Wasekjen DPP Partai Golkar. Belum ada sikap resmi dari DPP Partai Golkar siapa yang diusung hingga hari pertama pendaftaran Pasangan Calon di KPU.
ADVERTISEMENT
Setelah sebelumnya DPD-DPD II se Kaltim memutuskan untuk memajukan kader internal, bongkar pasang pasangan pun sempat menyeruak ke permukaan. Duet Sofyan Hasdam – Hetifah atau Makmur HAPK – Hetifah, atau bahkan dibalik Hetifah - Makmur atau Hetifah - Sofyan menjadi perbincangan hangat di Warung-warung kopi ataupun di kalangan politisi di Kaltim maupun di pusat.
Mungkin sosok Sofyan Hasdam dan Makmur HAPK sudah tidak asing dalam bursa calon kepala daerah Kaltim ini, tetapi ada figur baru dari yakni seorang sosok perempuan yaitu Hetifah, anggota DPR RI dua periode yang sebetulnya dari awal tidak mengajukan diri untuk maju dalam konstelasi perebutan menjadi kepala daerah.
Hetifah yang berlatar belakang aktivis mendapat dukungan dari DPD-DPD II Partai Golkar se Kaltim untuk maju menjadi Calon Wakil Gubernur. Zainuddin, Ketua DPD Golkar Kabupaten Kutai Barat menuturkan bahwa nama Hetifah muncul bukan tanpa pertimbangan. Selain kader, ia juga berpengalaman karena sudah dua periode menjadi wakil Kaltim dan Kaltara di Senayan.
ADVERTISEMENT
"Sosok Hetifah sudah tidak asing lagi, dia sudah sudah banyak berkiprah untuk Kaltim. Contoh saja Pemekaraan Kab. Mahakam Ulu (Mahulu), Hetifah sangat berperan disitu," terang Zainuddin.
Menilik kebelakang, berdasarkan kacamata sejumlah lembagai survei, Golkar sebetulnya sudah menjadi pemenang. Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara yang memiliki sosok keibuan digadang-gadang menjadi calon gubernur dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Tetapi ditengah perjalanan, ia terkena musibah sehingga menyebabkan ia gagal dalam pencalonan.
Theresia Philipus, ketua Himpunan Wanita Karya Kaltim (HWK) menambahkan bahwa dari semua nama-nama calon yang muncul, setelah Rita Widyasari terkena musibah, tidak ada nama perempuan sehingga Golkar perlu mendorong hal tersebut. Sosok perempuan yang memiliki kapasitas, prestasi, dedikasi, dan tidak tercela.
ADVERTISEMENT
"Hetifah sudah pas, selain sudah dikenal di 10 kab/kota, memiliki jaringan yang luas, serta sosok yang ke Ibuan," kata Theresia.
Dikonfrontir mengenai pencalonannya, Hetifah yang menjabat sebagai Wakil Sekjen Bidang Eksekutif, Legislatif dan Lembaga Politik Di DPP Partai Golkar, tidak menampik hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa beberapa hari yang lalu dia diundang DPD-DPD II Partai Golkar se Kaltim di Jakarta, dalam pertemuan tersebut Hetifah ditanya terkait kesiapan menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Kaltim.
"Iya, ditanya kesiapan. Karena ini merupakan amanah, aspirasi dan apresiasi, apapun yang nanti ditugaskan oleh partai, saya siap," tutur Hetifah yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) dan Ketua Umum Gerakan Perempuan Ormas MKGR.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini (8/1), sudah ada dua pasangan calon yang siap untuk mendaftar ke KPU yaitu Syaharie Ja’ang – Awang Ferdian Hidayat, Isran Noor – Hadi Mulyadi. Sementara Safarudin yang sudah resmi diusung oleh PDIP masih harus berkoalisi dengan partai lain untuk mencari wakilnya.