Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Rumah Kapitan Bengkalis
28 September 2021 20:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari lucky Meiwino Hamesti Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bengkalis merupakan salah satu kota tertua di bengkalis dan memiliki peranan penting dalam sejarah di masa lalu, Bengkalis terkenal dengan destinasi wisata yang kaya oleh budaya serta sejarah. Kota Bengkalis sebagai ibukota Kabupaten Bengkalis merupakan daerah yang baru saja berkembang. Namun secara historis Bengkalis pernah memegang peranan penting dalam sejarah. Sehubungan dengan itu, di Kota Bengkalis ini banyak ditemukan bangunan-bangunan bersejarah dan rumah-rumah tua walaupun banyak di antaranya sudah punah maupun tidak utuh lagi. Dalam perkembangannya Kota Bengkalis dihuni oleh berbagai suku bangsa terutama Melayu, Cina, Jawa, Minang, dan Batak di samping suku bangsa lainnya yang merupakan penduduk minoritas.
ADVERTISEMENT
Rumah Kapitan masih utuh berdiri kokoh di jalan. Jenderal Sudirman, namun sayang rumah yang menjadi saksi sejarah keikutsertaan Tionghoa dalam memperjuangkan kemerdekaan RI ini, satu rumah yang usianya jauh lebih tua yang terletak di sebelah kiri sudah dirobohkan karena kondisi bangunan yang sudah mau ambruk saat itu dan dibangun Ruko.
Kapitan merupakan gelar yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memimpin warga Tionghoa di Daerah Bengkalis. Kapitan Oei Liong Tam pertama kali datang ke Indonesia di Desa Pelintung, kota Dumai, Provinsi Riau sekitar abad ke 17. Pelintung dalam bahasa Tionghoa disebut dengan Po Lin Tong.
Setelah menetap sekian waktu, Oei Liong Tam pindah ke Bengkalis, tepatnya di Kelapapati. Baru pada tahun 1818 Kapitan membangun yang ada di Foto ini, yang sebenarnya berbentuk Leter L,namun sebagian bangunan telah rusak, rumah Kapitan dibangun +- 10 tahun baru selesai.
ADVERTISEMENT
Arsitektur bangunan rumah berbentuk rumah panggung, yang dipengaruhi oleh gaya kolonial dengan ciri tembok yang tebal, dinding tinggi, pintu dan jendela berukuran tinggi dan berkisi-kisi. Bangunan tersebut temboknya dicat dengan cat kuning gading. Pintu depannya sudah diganti dengan pintu yang terbuat dari besi yang bercat biru.
Atap bangunan berupa genteng tanah berbentuk kecil-kecil yang disusun timbal balik. Ragam hias yang terdapat pada bangunan tersebut bercorak khas melayu yaitu berbentuk untaian daun melingkar di bagian atas dinding luar serta di bawah atap. Pilasternya terdapat hiasan sulur-suluran. Tangga naik di depan rumah dilapisi tegel warna hijau bermotif daun dengan susunan simetris.
Setelah selesai membangun Rumah, baru lah Kapitan membangun Vihara Hock An Kiong untuk Dewa Qing Shui Zhu Shi ( Chao Shi Kong ), sampai saat ini Vihara nya masih berdiri kokoh.Rumah, Lemari,Jam,Altar Sembahyang Dewa-dewi, leluhur dan Foto Kapitan Tionghoa berserta Kapitan Penerus di Kabupaten Bengkalis, Riau bermarga Huang/Oei/Ng Generasi Pertama yang sudah tak tau nama lengkapnya. Diperkirakan Leluhur mereka migrasi ke Indonesia sekitar tahun 1800, saat ini generasi nya sudah masuk generasi ke 9/ 10.
ADVERTISEMENT
Rumah Kapitan ini di Rawat oleh Buyutnya yang bernama Adiem dan harapannya Semoga Pemerintah Kabupaten Bengkalis bisa memperhatikan Asset peninggalan Sejarah,Situs Sejarah yang ada di Kabupaten Bengkalis agar tidak rusak dan lekang dimakan oleh waktu.
Penulis : Lucky Meiwino Hamesti Pratama
Prodi. : Pendidikan Sejarah
Universitas : Universitas Riau
ADVERTISEMENT
Dosen Pengampu : Piki Setri Pernantah,M.Pd