Konten dari Pengguna

Manfaatkan Masa Work from Home (WFH) untuk Writing for Healing (WFH)

Lufti Avianto
Life Story Teller // a man behind Books4Care, Auf Projects dan Kinaraya.com
3 April 2020 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lufti Avianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guna mendukung kebijakan pemerintah untuk tetap berada #dirumahaja dalam mencegah penyebaran wabah Virus Corona Covid-19, komunitas literasi Books4Care menyelenggarakan program Writing for Healing (WFH) Challenge. Kegiatan yang dimulai sejak Rabu, 1 April ini akan berlangsung hingga 15 April 2020.
Menulis, dalam berbagai penelitian, dipercaya mampu membantu penyembuhan trauma, stres, atau depresi.
zoom-in-whitePerbesar
Menulis, dalam berbagai penelitian, dipercaya mampu membantu penyembuhan trauma, stres, atau depresi.
Dalam tantangan menulis ini, seluruh kegiatan akan berlangsung secara online melalui grup WhatsApp. Mereka akan mendapatkan pembekalan materi, di antaranya Narrative Writing Therapy oleh Dr. Setiawati Intan Savitri (Dosen Psikologi Univ. Mercu Buana), materi penulisan kreatif oleh Adi Rustandi (penulis novel), serta materi penyuntingan naskah mandir/self-editing oleh Evin Tobing (editor).
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini bertujuan untuk menyembuhkan luka dengan cara menuangkannya ke dalam tulisan sebagai bentuk terapi. Saya yakin, setiap kita punya luka hati atau kepahitan hidup, seberat dan seringan apapun, kalau tidak dikelola akan menjadi guncangan yang mengganjal jiwa kita.
Saya terinspirasi kisah Presiden ke-3 RI, Alm. BJ. Habibie yang mengalami trauma berat setelah kepergian sang istri, Ainun. Menolak depresi dan masuk RS jiwa, Habibie memilih sembuh tanpa obat!
Caranya, dengan menulis pengalamannya menjadi sebuah buku! Dan dalam beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa menulis mampu menyembuhkan trauma, sakit hati dan kegelisahan hati kita.
Selain memiliki misi penyembuhan, tentu saja, momentum work from home (WFH) menjadi alasan tersendiri program WFH Challenge digulirkan. Sebab, kita yang biasanya bekerja atau beraktivitas di luar rumah, akan menemukan kejenuhan yang amat sangat, ketika harus ‘dipaksa’ mengkarantina diri di rumah. Nah, kegiatan ini bisa menjadi alternatif solusi membunuh kebosanan dengan menulis yang hasil karyanya kelak akan diterbitkan menjadi buku ber-ISBN.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tantangan menulis yang digagas untuk mengantisipasi kebosanan saat work from home.
Mereka tersebar di 42 kabupaten/kota, antara lain Banda Aceh, Aceh Tenggara, Medan, Padang, Solok, Palembang, Bengkulu, Pekanbaru, Inhil Riau, Batam, Tj. Pinang, Jakarta, Cirebon, Cilegon, Bekasi, Depok, Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab Bandung, Kota Bandung, Subang, Indramayu, Banyumas, Semarang, Pekalongan, Pati, Brebes, Gn. Kidul, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Blitar, Kediri, Sintang, Samarinda, Makasar, Wakatobi, Konawe Selatan dan Manokwari.
Ke-88 peserta ini, didampingi 13 mentor yang merupakan penulis berpengalaman dan wartawan profesional. Dalam grup-grup kecil, mereka didampingi selama 15 hari untuk menuangkan kisahnya, baik dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi.
Sebaran peserta Writing for Healing (WFH) Challenge di 18 provinsi. Sumber: Instagram @books4care
Para peserta pun memiliki latar belakang yang beragam, seperti seperti pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, guru, dosen, penulis profesional, content writer, blogger, PNS, pegawai swasta, bahkan wartawan.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, tidak semua peserta itu awam. Data kami menunjukkan 50% peserta sudah pernah menulis dan menerbitkan buku. Jadi, program ini menarik tidak hanya kalangan awam yang belum pernah menerbitkan buku, tetapi penulis yang berpengalaman juga tertarik.
Tak hanya diikuti masyarakat awam, WFH Challenge juga diikuti penulis berpengalaman. Sumber: Instagram @books4care
Akhir dari kegiatan ini, Tim Books4Care akan menyeleksi dan mengkurasi naskah yang layak untuk diterbitkan ke dalam sebuah buku yang berjudul “Kelak Waktu yang Sembuhkan”.
Semua naskah peserta tidak otomatis lolos masuk ke buku. Naskah harus menarik, ditulis dengan standar PUEBI yang baik dan diksi yang menarik. Bermanfaat, naskah harus punya pesan yang kuat, memberi pelajaran bagi pembaca tentang rasa sakit dan bagaimana caranya bangkit, serta tidak menyinggung isu SARA dan politik tertentu.
ADVERTISEMENT
Saya pribadi menargetkan dalam tiga bulan ke depan setelah program, buku tersebut juga akan diluncurkan sebagai upaya menyemarakkan dunia literasi Tanah Air.
Sebab, spirit kami di Books4Care adalah peduli literasi. Kami mendorong masyarakat, siapapun mereka terutama yang awam untuk menulis dan menerbitkan buku. Nah, kami mendorong itu, salah satunya melalu program, Writing for Healing Challenge ini.
Tahun 2019, komunitas ini telah mendorong 9 perempuan menulis memoar, yang hasilnya diterbitkan ke dalam buku yang berjudul "It's Me: Kejutan hidup kita selalu berbeda". Ini merupakan hasil program 14 Days Writing Challenge (14 DWC) yang memaksa puluhan peserta menulis nonstop selama 14 hari. Dan ke-9 perempuan inilah yang berhasil bertahan hingga menerbitkan karyanya.
ADVERTISEMENT