Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mimpi: Bagaimana Otak dapat Menghasilkan 'Bunga'
2 Desember 2022 19:18 WIB
Tulisan dari LUH GADING PANITISAN SOEWARNO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita pasti pernah bermimpi, entah itu mimpi yang menyenangkan, membingungkan, atau bahkan menyeramkan sampai terbangun dengan tubuh berkeringat dan napas cepat. Sebenarnya apa sih mimpi itu? Apa yang terjadi saat kita bermimpi?
ADVERTISEMENT
Mimpi merupakan pengalaman psikologis yang terjadi dalam tidur seseorang. Mimpi menunjukkan bagaimana otak manusia saat tertidur dapat mengalami kondisi sadar dengan sendirinya, padahal saat itu otak sama sekali tidak terhubung dengan lingkungan sekitar (Nir & Tonomi, 2009:35). Bermimpi melibatkan pengolahan informasi, ingatan, dan pemecahan masalah. Dalam pandangan Hobson (1999: 5), mimpi melibatkan persepsi dan kepercayaan (beliefs). Kepercayaan dalam hal ini dapat dilihat dari bagaimana suatu "figur" atau tokoh dalam mimpi dipercayai sebagai figur, namun pada nyatanya figur tersebut bukanlah seperti yang dipercaya dalam mimpi tersebut.
Cabang ilmu yang mempelajari mengenai mimpi disebut dengan oneirologi, berasal dari bahasa Yunani, oneiros, yang berarti mimpi. Ilmu ini mempelajari korelasi mimpi dengan fungsi otak dan cara kerjanya selama seseorang bermimpi dan kaitannya dengan pembentukan memori dan gangguan mental. Oneirologi meneliti eksplorasi mekanisme terjadinya mimpi, pengaruh mimpi, dan gangguan-gangguan yang terjadi akibat mimpi. Dalam kata lain oneirologi hanya mempelajari mimpi secara sains, bukan menganalisis mimpi dan makna sebuah mimpi yang dialami seseorang.
ADVERTISEMENT
Terdapat empat teori mengenai proses terjadinya mimpi, yaitu teori psikoanalisis Freud, teori sintesis-aktivasi, teori pemrosesan informasi, dan teori aktivasi eksternal. Dalam teori psikoanalisis Freud, Sigmund Freud berpendapat bahwa mimpi merupakan motivasi manusia yang tidak disadari. Mimpi merupakan motivasi terselubung dan terendap di alam bawah sadar, sehingga dapat dianalisis untuk mengetahui motivasi diri kita sebenarnya. Kemudian teori sintesis-aktivasi menyebutkan bahwa aktivitas otak pada tahap REM (Rapid Eye Movement atau tidur nyenyak) memiliki kesamaan dengan aktivitas otak saat sedang dalam tahap tersadar sehingga kita akan tetap mempunyai respons emosi yang nyata saat bermimpi.
Teori selanjutnya yaitu teori pemrosesan informasi. Teori ini meyakini bahwa mimpi merupakan kumpulan potongan informasi yang kita terima sebelum tidur atau beberapa hari sebelumnya, di mana pada saat tertidur otam mengakses LTM (Long Term Memory) untuk mengambil struktur pengetahuan dalam bentuk narasi dan cerita. Dan yang terakhir yaitu teori aktivasi eksternal. Aktivitas otak manusia saat tertidur berada dalam tahap sadar sehingga otak juga peka terhadap rangsangan di lingkungan sekitar. Bunyi-bunyian dan juga sentuhan pada tubuh dapat ditangkap oleh indera manusia pada saat tertidur dan otak meresponsnya, baik kita mengalami mimpi yang berhubungan dengan bunyi atau sentuhan tersebut, ataupun dengan memerintahkan kita untuk terbangun.
ADVERTISEMENT
Kalian pasti pernah kan bermimpi A, namun secara tiba-tiba dan random menjadi bermimpi C, kemudian tidak lama berganti lagi menjadi adegan mimpi yang lain. Sigmund Freud menjelaskan gejala ini sebagai usaha mimpi untuk menghindari dari hal yang tidak menyenangkan dan tabu, namun secara sains perpindahan-perpindahan ini disebabkan siklus normal dari aktivitas saraf. Dengan kadar neurotransmitter yang naik dan turun semasa tahapan-tahapan tidur, lansekap mimpi yang baru pun muncul. Secara keseluruhan, mimpi hanya merupakan pertunjukkan gambar sekilas, tidak ada peristiwa utamanya.
Selain secara sains, mimpi juga banyak dibahas dalam agama, kepercayaan, dan adat di berbagai daerah di dunia. Beberapa kepercayaan menghubungkan mimpi dengan makna dan mitos-mitos tertentu.
Dalam budaya Jawa, pemahaman mengenai ramalan disebut juga dengan primbon. Primbon ini mencakup ramalan berdasarkan tanggal lahir, weton pasangan yang hendak menikah, dan mimpi. Beberapa mimpi dalam primbon Jawa mengandung pesan yang akan mendatangkan kebaikan atau kesialan.
ADVERTISEMENT
Contoh tafsir mimpi dalam primbon Jawa yaitu apabila kita bermimpi menolong orang yang tenggelam dapat diartikan kita akan segera mendapatkan rezeki dalam waktu dekat. Contoh lainnya apabila kita bermimpi menangkap ikan, terdapat dua kemungkinan yaitu kita dapat menerima pendapatan lebih dari sebelumnya, atau bila ikan tersebut bersisik maka kita harus hati-hati karena bisa jadi sebagai pertanda buruk.
Dalam Islam, mimpi sudah digunakan sebagai media menerima pesan dari Allah SWT kepada nabi. Tafsir mimpi dalam Islam sudah menjadi penguak rahasia sejak zaman dahulu. Tafsir mimpi ini menurut Islam terbagi menjadi 3, yaitu mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah SWT, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan.
ADVERTISEMENT
Perbedaan dalam menentukan dari mana mimpi tersebut berasal dapat diketahui dari waktu saat kita menerima mimpi tersebut. Apabila kita menerima mimpi pada dini hari atau saat waktu sahur, dapat dipastikan mimpi tersebut merupakan mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan. Sedangkan apabila kita menerima mimpi pada awal-awal malam atau saat petang, dapat dipastikan mimpi tersebut berasal dari bisikan setan.
Berbagai pandangan mengenai mimpi, baik itu menurut pandangan sains ataupun kepercayaan tertentu pada akhirnya kembali lagi ke diri masing-masing apakah kita mempercayainya atau tidak. Namun yang jelas menjaga istirahat yang cukup, menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga dan makan makanan bergizi, serta menjaga mental dalam keadaan sehat penting untuk dilakukan supaya tubuh kita tetap dalam kondisi prima dan juga terhindar dari mimpi yang tidak diinginkan karena alam bawah sadar tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Oleh: Luh Gading Panitisan