Konten dari Pengguna

Fokus Sering Terdistraksi? Hati-Hati Tanda ADHD

Luisa Anitasya
Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 Desember 2022 19:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luisa Anitasya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernah tidak ketika sedang fokus melakukan sesuatu, tetapi malah terdistraksi? Ternyata tanpa disadari, hal tersebut sering kita alami. Nah, kejadian tersebut tentunya cukup berbahaya apabila dibiarkan terjadi terus menerus karena dapat mengganggu kesehatan mental dan aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Menurut ilmu psikologi, fenomena tersebut merupakan salah satu ciri dari ADHD, yaitu fokus yang mudah terdistraksi karena terdapatnya gangguan dalam otak manusia. Oleh karenanya, mari kita bahas topik seputar ADHD.
ADVERTISEMENT
Apa Itu ADHD?
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau kerap disebut ADHD merupakan suatu gangguan kesehatan mental yang berpusat pada otak manusia. Seseorang yang mengidap ADHD biasanya memiliki fokus yang mudah teralihkan apabila terdapat sesuatu hal yang menarik perhatiannya. Dilansir dari halodoc.com, ADHD adalah gangguan yang ditandai dengan perilaku impulsif dan hiperaktif. Gangguan ini bermula sejak masa anak-anak, remaja, dan dewasa. ADHD memiliki beberapa tipe dan gejala karena setiap pengidapnya akan mengalami sifat yang berbeda. Penasaran dengan apa saja tipe dan gejalanya? Yuk, simak penjelasannya.
• Dominan Hiperaktif-Impulsif
Seseorang yang mengidap ADHD tipe ini biasanya mempunyai masalah pada hiperaktivitas yang bersamaan dengan perilaku impulsif. Salah satu contoh gejala yang kerap dialami ADHD tipe ini adalah melakukan aktivitas motorik berlebihan dan mengalami kesulitan mengontrol perasaan dan emosinya.
ADVERTISEMENT
• Dominan Inatentif
Seseorang yang mengalami ADHD tipe ini akan mengalami gejala berupa kesulitan memfokuskan diri terhadap suatu hal dan cenderung pelupa karena seseorang yang mengidapnya ADHD tipe ini akan mengalami kesulitan memperhatikan sekitar dengan baik dan teliti.
• Kombinasi Hiperaktif-Impulsif dan Inatentif
Tipe yang terakhir adalah tipe kombinasi dari semua gejala yang telah disebutkan sebelumnya. Hal tersebut terjadi karena seseorang yang mengidap ADHD tipe ini akan menunjukan sikap yang hiperaktif, impulsif, dan tidak dapat memperhatikan sekitarnya dengan baik dan teliti.
Lalu, Apa Penyebabnya?
Beberapa ahli sampai saat ini sebenarnya belum mengetahui secara pasti penyebab ADHD. Selain dari gangguan yang terdapat pada otak manusia, tentunya terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan seseorang didiagnosis ADHD. Dilansir dari merdeka.com, terdapat beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kondisi ADHD, di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Riwayat keluarga. Faktor ini berpengaruh pada pengidap ADHD melalui genetik yang dibawa oleh keturunan dan dapat diturunkan pada generasi selanjutnya.
2. Kerusakan otak. Faktor ini dapat terjadi karena cedera otak yang terjadi pada masa kehamilan atau usia anak-anak.
3. Ekspos terhadap stres, alhokol, atau tembakau selama masa kehamilan. Pada masa-masa ini, seorang ibu yang sedang hamil dinyatakan berada pada kondisi rawan apabila mengalami stres atau menggunakan alkohol dan tembakau hal karena akan membuat janinnya tidak sehat.
4. Paparan racun lingkungan selama kehamilan atau sejak usia muda. Faktor ini biasanya berkaitan dengan lingkungan yang tidak sehat selama masa kehamilan, seperti paparan timah yang ada terdapat dalam cat.
5. Kelahiran prematur, yaitu kelahiran yang terjadi sebelum kandungan menginjak usia 37 minggu atau berat badan bayi yang lahir terbilang rendah.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah beberapa faktor yang diduga merupakan penyebab ADHD. Setelah kita mengetahuinya, penting bagi kita mengetahui cara mengatasi gejala ADHD tersebut. Yuk, kita simak cara mengatasi ADHD.
Cara Mengatasi ADHD
Bagi kalian yang sedang merasakan gejala atau memiliki anak yang mengidap ADHD, penting sekali mengetahui cara penanganan yang tepat terhadap penyakit ini. Walaupun ADHD sering kali terjadi pada anak-anak, tidak menutup kemungkinan bahwa remaja atau orang dewasa juga dapat mengalami gangguan ini meskipun sulit bagi para remaja dan orang dewasa menyadari bahwa dirinya mengidap ADHD. Jangan khawatir, yuk, kita bahas cara mengatasi ADHD pada usia dini, remaja, dan dewasa.
Dilansir dari trio.id yang merujuk pada Kids Health, terdapat beberapa solusi bagi orang tua yang anaknya mengidap ADHD, di antaranya:
ADVERTISEMENT
1. Mengajarkan anak untuk fokus terhadap satu hal
Kesulitan fokus tentunya adalah masalah yang mendominasi anak ADHD sehingga orang tua harus membantu mengajarkan anak-anak untuk tetap fokus terhadap satu hal dan mencoba mengajari anak-anak untuk tidak mengerjakan banyak hal sekaligus
2. Dukung hal-hal yang mereka lakukan.
Dukungan bagi anak pengidap ADHD adalah sesuatu yang penting karena mampu membuat mereka merasa dimengerti dan dapat meningkatkan perkembangan anak agar menjadi sosok yang tangguh dan pantang menyerah.
3. Memberi perhatian penuh.
Perhatian atau kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak adalah sesuatu yang penting karena anak akan merasa tenang dan disayang oleh orang tua.
4. Bantu memahami bahwa ADHD bukanlah kesalahan mereka.
ADVERTISEMENT
Setiap anak yang ada di dunia pasti tidak ingin mengalami gangguan ini. Oleh sebab itu, orang tua harus memberi pemahaman kepada anak bahwa gangguan ini bukanlah kesalahan mereka.
Tips bagi para remaja yang mengidap ADHD adalah dapat melakukan perawatan melalui obat-obatan dan psikoterapi dengan ahlinya. Contoh lain agar para remaja dapat mengatasi ADHD adalah dengan mengatur jadwal menjadi lebih teratur.
Melalui pembahasan tersebut, kita mulai mengetahui seputar ADHD, gejala awal, dan cara mengatasinya. Sebagai remaja atau orang tua yang memiliki anak atau saudara dengan gangguan tersebut, sudah semestinya kita lebih memperhatikan kondisi anak. Bagi para remaja dan orang dewasa yang merasakan gejala dari gangguan ini, tentunya harus lebih peduli dan berhati-hati. Jangan lupa untuk tetap konsultasi kepada ahlinya apabila dirasa membutuhkan bantuan. Jangan takut untuk peduli terhadap kesehatan mental, ya!
ADVERTISEMENT