Konten dari Pengguna

Dukungan Sosial menjadi Kunci Sukses Meraih Pendidikan

Luiz Yunia Lestari
Mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas Pamulang
21 November 2023 12:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luiz Yunia Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dukungan sosial (sumber: https://istockphoto.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dukungan sosial (sumber: https://istockphoto.com/id/)
ADVERTISEMENT
Menurut Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai "Bapak Pendidikan Nasional Indonesia", beliau mendefinisikan bahwa pendidikan sebagai suatu upaya untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, serta tubuh anak.
ADVERTISEMENT
Dari definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah salah satu fondasi penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat mengembangkan potensi diri, memperoleh pengetahuan, keterampilan, kesejahteraan fisik, dan nilai-nilai moral yang diperlukan sebagai kunci sukses dalam kehidupan. Namun, proses meraih pendidikan tidak selalu mudah, terutama ketika seseorang tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari lingkungannya.
Dukungan dalam meraih pendidikan memiliki peran yang sangat penting, selain dukungan dari individu itu sendiri, perlu adanya dukungan sosial yang dapat berasal dari keluarga, guru, teman, dan masyarakat. Dukungan tersebut dapat memberikan motivasi, bantuan praktis, dan lingkungan yang kondusif bagi seseorang untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.
Salah satu bentuk dukungan pertama yang sangat penting yaitu dukungan keluarga. Keluarga, terutama orang tua memiliki peran yang sangat besar dalam memengaruhi motivasi dan kesuksesan pendidikan seseorang. Ketika seseorang mendapatkan dukungan positif dari keluarga, seperti dorongan, perhatian, bimbingan karakter, dan pemenuhan kebutuhan dasar, mereka akan lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Selain keluarga, dukungan dari guru dan teman juga sangat penting. Guru, yang bisa disebut sebagai orang tua kedua, dapat memberikan dorongan, bimbingan akademik, bimbingan kepribadian, dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang diajarkan. Teman, disisi lain, dapat memberikan dukungan emosional, seperti memberikan empati dan motivasi, serta menjadi teman diskusi dalam belajar. Dukungan dari guru dan teman dapat membantu seseorang dalam belajar, meningkatkan kepercayaan diri, dan mencapai hasil yang lebih baik.
Dukungan yang terakhir yaitu masyarakat, dukungan masyarakat termasuk di dalamnya lembaga pendidikan dan pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses meraih pendidikan. Masyarakat yang peduli terhadap pendidikan akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seseorang. Misalnya, mengadakan program pendidikan yang terjangkau, fasilitas pendidikan yang memadai seperti menyediakan program konseling pada setiap jenjang pendidikan, dan menyediakan kesempatan untuk mengikuti organisasi yang mendukung pengembangan minat dan bakat seseorang.
ADVERTISEMENT
Seluruh peran tersebut bertujuan agar seseorang dapat merasa aman, nyaman, termotivasi, dan fokus dalam meraih pendidikan, tanpa adanya halangan serta pengaruh buruk yang menjeremus terhadap hal-hal negatif.
Ilustrasi bunuh diri (sumber: https://istockphoto.com/id/)
Seperti yang marak terjadi saat ini tentang kasus yang muncul dari dunia pendidikan, salah satunya terkait kasus bunuh diri mahasiswa. Beberapa waktu lalu, dunia pendidikan sedang berduka cita atas tewasnya Mahasiswi berinisial SM (18) berasal dari Bandar Lampung yang merupakan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Semester 1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Dikutip dari DetikJogja, SM dikabarkan meregang nyawa pada Senin (02/10/2023) setelah lompat dari lantai 4 Asrama Unires Putri UMY, Bantul, lantaran diduga bunuh diri karena mengalami depresi berat.
Menurut keterangan dari teman korban, sehari sebelum kejadian, korban sempat nekat meminum puluhan butir obat sakit kepala, ini diperkuat dengan bukti bekas bungkus obat sakit kepala itu di kamar korban. Setelahnya, korban berteriak dan menangis histeris di kamarnya sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (1/10/2023) malam, guna melakukan tindakan medis dan obat (yang telah diminum) tersebut berhasil dimuntahkan.
ADVERTISEMENT
Sebelum melakukan aksi bunuh diri, korban juga sempat mengirim voice note kepada salah satu temannya yang berisi ungkapan terkait keinginannya untuk mengakhiri hidup. Setelah kembali ke Asrama, pada pagi harinya korban yang tidur disalah satu kamar di lantai 4 diketahui sudah jatuh ke lantai dasar.
Diketahui bahwa korban adalah orang yang tertutup sehingga sungkan untuk bercerita dengan siapa pun kecuali memang orang-orang terdekatnya.
Pihak UMY mengungkap jika korban memiliki riwayat gangguan mental. Korban pun sempat mendapatkan penanganan psikolog. Sebenarnya, pada Senin (02/10/2023), korban sudah memiliki jadwal untuk melakukan pendampingan dan sesi konseling lanjutan bersama psikolog dan konselor sebaya LPKA, yang merupakan kakak pendampingnya.
ADVERTISEMENT
Mengulas dari kasus tersebut, ketika seseorang terutama peserta didik mengalami kesulitan emosional atau mental yang serius serta tekanan dan stres yang berlebihan, penting untuk mereka memiliki dukungan yang memadai dari lingkungannya.
Perlu diketahui bahwa masalah kesehatan mental kompleks dan tidak ada solusi ampuh yang dapat mengatasi sepenuhnya. Namun, berbalik lagi kepada definisi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengembangan pengetahuan dan keterampilan intelektual semata, tetapi juga mencakup pengembangan nilai-nilai moral, karakter, dan kesejahteraan fisik anak. Maka dari itu perlu adanya kesadaran, aksesibilitas, dan dukungan sosial.
Ilustrasi depresi (sumber: https://istockphoto.com/id/)
Kurangnya dukungan dapat berkontribusi pada perasaan terisolasi dan putus asa yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental seseorang. Oleh karena itu, penting bagi keluarga, guru, teman, dan masyarakat untuk memberikan dukungan sosial serta lingkungan yang kondusif bagi seseorang, terutama yang sedang dalam rangka meraih masa depan melalui pendidikan, karena masa pendidikan adalah masa yang memerlukan adaptasi panjang.
ADVERTISEMENT
Manusia sebagai makhluk sosial tidak luput dari hidup yang berdampingan dengan manusia lain. Maka dari itu, mulailah kembali menanamkan rasa empati, dorongan, nasihat, serta perhatian, guna meningkatkan kesadaran tentang masalah serius terkait dengan kurangnya dukungan dalam meraih pendidikan yang dapat memberi dampak terhadap kasus bunuh diri atau kasus buruk lainnya.
Dengan demikian, ketika seluruh keluarga serta elemen masyarakat berkolaborasi untuk meningkatkan pemberian dukungan, maka hal tersebut dapat mencegah kasus-kasus yang merugikan diri sendiri atau orang lain, serta pendidikan seseorang dapat berjalan dengan baik, guna menjemput kesuksesan dalam kehidupan mereka masing-masing.
Ilustrasi keberhasilan meraih pendidikan (sumber: https://istockphoto.com/id/)