Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
7 Perbedaan Jakarta Dulu dan Sekarang
21 Februari 2017 18:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Luke Trinanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai ibukota yang mencerminkan jati diri Indonesia, Jakarta menjadi salah satu kota di dunia yang memiliki perkembangan sangat pesat, terutama pembangunan. Mungkin anggapan jati diri itu menjadi sebuah gengsi untuk dunia internasional bahwa “ini loh negara ku hebat” (banyak mall, banyak gedung tinggi, dll). Tapi, tanpa kita sadari, pembangunan yang boros dan ujung-ujungnya jadi lahan korupsi itu membuat Jakarta semakin tidak hijau. Yap, pada akhirnya Jakarta hari ini jadi semakin panas dan banyak polusi.Nah, beda dengan Jakarta tempo dulu yang masih banyak lahan luas dan hijau. Justru, kalau kita lihat nih perbedaannya, Jakarta tempo dulu kayanya lebih melankolis daripada sekarang. Yuk kita lihat perbedaan Jakarta dulu dan sekarang!
ADVERTISEMENT
Sejak dulu, Bundaran HI sudah menjadi trademark kota Jakarta. Letaknya yang strategis, membuat Bundaran HI dikenal sebagai Monumen Selamat Datang. Monumen tersebut berupa sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung monumen tersebut menghadap ke utara yang artinya patung tersebut bermakna untuk menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.
Nah, saat ini Bundaran HI menjadi lokasi aktivitas CFD. Kebayang gak dulu sebelum ramai CFD, orang-orang di Jakarta ngapain? Kalo ngebayangin sih kayanya orang-orang dulu gak mau kalah sama aktivitas CFD-an sekarang. Mereka kayanya jalan-jalan keliling Jakarta naik vespa dan istirahat di Bundaran HI. Eh, apa jangan-jangan orang tua kita yang jalan-jalan keliling Jakarta naik vespa ya?
ADVERTISEMENT
Setelah keliling naik vespa, orang-orang zaman dulu (kira-kira era Orde Baru tahun 1960-70an) banyak yang nonton film ke bioskop. Nontonnya film Badai Pasti Berlalu. Ada yang tau? Nah, buat kamu anak zaman sekarang perlu tau, kalau bioskop itu tidak se-eksklusif sekarang (walaupun zaman dulu orang-orang yang nonton ke bioskop itu kalangan atas) tapi, film-film yang diputar tidak seperti film sekarang. Film saat itu diputar melalui proyektor yang diputar secara manual. Melelahkan. Tapi, saat itu semua serba dilakukan secara manual. Jadi, bukan hanya bangunan saja yang berbeda dari Jakarta dulu dan sekarang, tapi suasananya pun berbeda bukan?
Bisa dibilang ini lah lokasi tersibuk di Jakarta. Sebagai jalan protokol, sejak dulu jalan ini menjadi pusat kegiatan paling sibuk di Jakarta. Mulai dari pejabat negara, pegawai kantor, anak sekolah, mahasiswa dan lain sebagainya, berlalu-lalang di jalan ini. Bedanya dulu dan sekarang adalah, dulu jalan ini tidak macet seperti sekarang. Nah, kalau kamu bagian dari orang yang merasakan kemacetan Jalan Jenderal Sudirman hari ini, pasti pengen merasakan suasana masa lampau yang lengang kan?
ADVERTISEMENT
Kata apa yang pas untuk kondisi Sungai Ciliwung hari ini? Kotor? Bau? Jorok? Yap, mungkin kata-kata itu mewakilkan kondisi Sungai Ciliwung sekarang. Ulah siapa kah kenapa kondisi Sungai Ciliwung saat ini begitu kotor? Kita tidak bisa memungkiri kalau kerusakan alam juga disebabkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Lalu kemanakah tanggung jawab manusia saat ini sampai alamnya sendiri saja tidak dijaga? Kalau kita lihat kondisi Sungai Ciliwung dulu, mungkin kita akan malu karena ternyata kita adalah manusia yang tidak bertanggung jawab. Masa lalu telah berlalu, Sungai Ciliwung saat ini sudah tidak seperti dulu lagi. Yuk saatnya sekarang kita jaga Sungai Ciliwung dengan cara jangan membuang sampah sembarangan, seperti buang sampah ke sungai. Indah bukan kalau Sungai Ciliwung seperti dulu lagi?
ADVERTISEMENT
Mau tau penampakan sungai Ciliwung jaman dulu di Jakarta? lihat juga artikel lengkapnya disini https://shopsmart.co.id/trending/5-perbedaan-jakarta-dulu-dan-sekarang/