Pengaruh Media Sosial, Elektabilitas Digital dan Peta Politik

Lukman Hakim
Kepala IT di Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
12 Februari 2024 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lukman Hakim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixels
zoom-in-whitePerbesar
pixels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media Sosial digadang-gadang sebagai penentu peta politik yang saat ini sedang berlangsung di Tanah Air. Melihat data dari berbagai sumber terkait pemilih pemula memiliki peranan penting untuk di gaet oleh para kandidat calon di perpolitikan. Pemilih muda cenderung menggunakan teknologi yang saat ini banyak di gunakan salah satunya media sosial dan jejaring digital.
ADVERTISEMENT
Melihat pada data penelitian yang sedang berlangsung dari GWI (GlobalWebIndex) menunjukkan bahwa rata-rata pengguna internet kini menghabiskan 6 jam 40 menit untuk online setiap hari. Hal ini dibarengi dengan besaranya konsumsi media sosial di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan jumlah pengguna yang mencapai 191,4 juta pada Januari 2023, ini menunjukkan betapa pentingnya media sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Menghimpun laporan We Are Social, Facebook ditetapkan sebagai media sosial terpopuler di awal tahun 2024 ini. Jumlah pengguna media sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut mencapai 3,05 miliar users aktif pada Januari 2024, menjadikannya media sosial dengan pengguna terbanyak di awal tahun.
Adapun posisi kedua dipegang oleh YouTube, dengan total pengguna nyaris mencapai 2,49 miliar. WhatsApp dan Instagram sama-sama mengisi urutan ketiga dengan pengguna aktif sebanyak 2 miliar.
ADVERTISEMENT
TikTok, media sosial yang kini banyak digunakan oleh anak muda di seluruh dunia, berhasil membuktikan eksistensinya dengan duduk di peringkat kelima. Media sosial tersebut berhasil meraup 1,56 miliar pengguna aktif hanya di awal tahun 2024 saja.
Di Indonesia sendiri, popularitas TikTok tidak dapat lagi dibendung. Pada Oktober 2023 lalu, terdapat lebih dari 106,5 juta pengguna TikTok di tanah air, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat.
https://wearesocial.com
Tak kalah juga Menurut laporan We Are Social, pada Oktober 2023 ada sekitar 104,8 juta pengguna Instagram di Indonesia. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna Instagram terbanyak keempat di dunia.
Fakta bahwa pengguna media sosial menghabiskan rata-rata 3 jam 17 menit setiap hari di platform jejaring sosial menyoroti betapa besar pengaruh dan kehadiran media sosial dalam kehidupan sehari-hari dari publikasi Digital 2023 dari We Are Social dan Hootsuite. Ini dapat memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, budaya, dan sosial.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks politik, tingginya konsumsi media sosial dapat berarti bahwa platform tersebut menjadi saluran utama untuk menyebarkan informasi politik, mendiskusikan isu-isu politik, dan mempengaruhi opini publik. Partai politik dan kandidat sering menggunakan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pemilih dan memperoleh dukungan.
Kondisi ini berbeda saat belum kehadiran medsos belum ada. Aktor-aktor politik harus menggunakan media konvensional seperti televisi dan media cetak untuk memastikan pesan-pesannya, baik berupa program-program politik, pernyataan sikap maupun kampanye, sampai kepada publik.
Namun sejak kemunculannya, medsos jadi alat kampanye terbukti cukup efektif di beberapa negara. Yang fenomenal tentu saja kemenangan Obama dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008 lalu. Dengan memanfaatkan media sosial yang massif dengan narasi-narasi positif memiliki dampak pada survei, karena elektabilitas digital justru menjadi salah satu tolok ukur popularitas suatu tokoh.
ADVERTISEMENT
Peta politik di media sosial mencerminkan beragam opini, pandangan, dan afiliasi politik dari pengguna yang aktif di platform tersebut. Berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam memahami peta politik di media sosial:
1. Platform yang Dominan: Beberapa platform media sosial mungkin memiliki mayoritas pengguna yang mendukung atau memiliki kecenderungan politik tertentu. Misalnya, Twitter cenderung memiliki lebih banyak pengguna yang aktif secara politik, sementara platform seperti Facebook dapat mencakup beragam kelompok politik.
2. Grup dan Komunitas: Pengguna media sosial sering kali membentuk grup dan komunitas berdasarkan afiliasi politik mereka. Ini bisa menjadi tempat di mana pemikiran politik didiskusikan, informasi disebarkan, dan dukungan diberikan kepada kandidat atau partai politik tertentu.
3. Tren dan Hashtag: Tren dan hashtag di platform media sosial dapat memberikan gambaran tentang topik-topik politik yang sedang populer atau kontroversial. Pengguna sering menggunakan hashtag untuk menyuarakan dukungan atau penolakan terhadap kebijakan, peristiwa, atau tokoh politik tertentu.
ADVERTISEMENT
4. Pola Interaksi: Melalui analisis interaksi antara pengguna, bisa dipahami bagaimana opini politik menyebar dan bagaimana pandangan berbeda saling berinteraksi di platform tersebut. Ini dapat memberikan wawasan tentang polarisasi politik atau tren opini yang sedang berkembang.
5. Peran Influencer: Di media sosial, influencer sering kali memiliki peran penting dalam membentuk opini politik pengikut mereka. Dukungan dari influencer dapat mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kandidat atau isu politik tertentu.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan media sosial juga membawa risiko, termasuk penyebaran informasi yang tidak valid atau manipulatif, serta potensi terjadinya polarisasi dan konflik. Oleh karena itu, penting bagi pengguna media sosial untuk melihat secara kritis informasi yang mereka konsumsi dan untuk mencari sumber informasi yang diverifikasi dan terpercaya.
ADVERTISEMENT