Strategi Konten yang Membangkitkan Emosi Publik di Tengah Pemilu

Lukman Hakim
Kepala IT di Universitas Muhammadiyah Surabaya
Konten dari Pengguna
14 Februari 2024 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lukman Hakim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://id.pinterest.com/pin/795518721708438093/
zoom-in-whitePerbesar
https://id.pinterest.com/pin/795518721708438093/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilu di Indonesia seringkali diwarnai oleh kompetisi politik yang sengit antara berbagai calon dan partai politik. Tekanan untuk memenangkan pemilu bisa menciptakan atmosfer yang sangat emosional di antara pendukung masing-masing kubu, yang kadang-kadang berujung pada konflik dan ketegangan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Momentum pemilu seringkali dijadikan bahan adu kreatifitas dalam mengemas konten dan narasi visual bahkan sajian konten yang disebar pun tidak kalah panas. Dimana konten di media sosial dipenuhi dengan ketegangan, emosi, dan perdebatan yang intens. Apalagi bagi masyarakat yang menelan mentah-mentah disinformasi yang sengaja di buat, para pengguna media sosial kerap kali terpapar pada konten-konten yang sengaja dirancang untuk memicu reaksi emosional. Bagian ini adalah strategi untuk mempengaruhi masyarakat dalam menyerap informasi dan menerima konten yang memang sudah di desain sedemikian rupa, Menurut David (2011:18-19) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.
Ketegangan konten di media sosial dapat memperdalam jurang antara berbagai kelompok masyarakat. Mulai dari perbedaan pandangan politik yang seringkali menyebabkan pembelahan lebih dalam di antara warga negara, mengurangi solidaritas sosial, dan mempersulit proses rekonsiliasi pasca-pemilu. Terlebih media sosial menjadi platform yang rentan terhadap penyebaran informasi palsu atau hoaks. Konten yang tidak diverifikasi dengan baik dapat dengan cepat menyebar, mengaburkan fakta, dan memengaruhi opini publik secara tidak benar.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya Pemilihan umum (Pemilu) adalah momen penting dalam kehidupan politik suatu negara, tetapi seringkali juga menjadi periode di mana media sosial dipenuhi dengan konten yang memicu ketegangan. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan dinamika politik yang sedang berlangsung, tetapi juga memperlihatkan dampak besar yang dimiliki media sosial dalam membentuk opini publik.
Latas bagaimana sih strategi untuk membuat konten polemik di media sosial sehingga konten yang dibuat menjadi viral dan menjadi bahasan tersendiri, berikut adalah sedikit taktik-taktik yang digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kampanye politik untuk membangkitkan emosi publik selama masa pemilu.
1. Judul Provokatif dan Sensasional
Salah satu taktik yang sering digunakan adalah menggunakan judul-judul yang provokatif dan sensasional. Judul yang kontroversial dan menggelitik dapat menarik perhatian pengguna media sosial dan memicu reaksi emosional. Hal ini membuat konten tersebut lebih cenderung untuk disebarkan secara luas dan menciptakan diskusi yang panas di platform-platform media sosial.
ADVERTISEMENT
2. Konten Visual yang Kuat
Konten visual seperti gambar atau video memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan secara langsung dan emosional. Penggunaan gambar atau video yang dramatis atau mengharukan dapat memengaruhi perasaan dan pandangan publik dengan cepat dan kuat. Penggunaan warna-warna yang mencolok dan efek visual yang menarik juga dapat meningkatkan daya tarik konten dan membuatnya lebih mudah diingat oleh pengguna.
3. Penggunaan Narasi yang Emosional
Penggunaan narasi yang emosional seringkali menjadi strategi yang efektif dalam membangkitkan emosi publik. Dengan menghadirkan cerita-cerita yang menyentuh atau menggugah perasaan, konten tersebut dapat menciptakan hubungan emosional dengan audiensnya. Cerita-cerita tentang penderitaan, keberhasilan, atau ketidakadilan dapat membuat pengguna media sosial merasa terhubung secara pribadi dan lebih terpengaruh oleh pesan yang disampaikan.
ADVERTISEMENT
4. Menggunakan Isu-isu Sensitif dan Kontroversial
Pihak-pihak yang terlibat dalam kampanye politik seringkali memanfaatkan isu-isu yang sensitif dan kontroversial untuk membangkitkan emosi publik. Isu-isu seperti agama, ras, atau identitas gender seringkali digunakan untuk memecah belah masyarakat dan memperkuat dukungan terhadap kubu tertentu. Penggunaan isu-isu yang memicu emosi kuat dapat membantu memobilisasi basis dukungan dan memengaruhi opini publik.
5. Interaksi dengan Audiens
Interaksi langsung dengan audiens juga merupakan strategi yang efektif dalam membangkitkan emosi publik. Diskusi-debat yang tajam dan interaksi yang intens antara pengguna media sosial dan pihak yang terlibat dalam kampanye politik dapat menciptakan suasana yang memanas dan memicu reaksi emosional yang kuat. Hal ini juga dapat memperkuat identitas kelompok dan memobilisasi dukungan politik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya taktik-taktik yang digunakan dalam konten-konten politik di media sosial seringkali dirancang untuk membangkitkan emosi publik dan memengaruhi opini. Dengan memahami strategi-strategi ini, pengguna media sosial dapat lebih waspada terhadap upaya-upaya manipulatif dan lebih kritis dalam mengevaluasi konten-konten politik yang mereka konsumsi. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengembangkan literasi media yang kuat dan tidak terpengaruh secara emosional oleh konten-konten yang dirancang untuk memanipulasi opini mereka.