Konten dari Pengguna

Berkreasi dengan Sampah Ciptakan Karya Unik dan Bernilai

Lukman Hanif
Mahasiswa di Universitas Tidar yang suka menulis dan berpetualang
21 Agustus 2024 8:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lukman Hanif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kurangi Sampah, Tingkatkan Kreativitas: Gerakan Go Green dengan Kerajinan Tangan

Kegiatan foto bersama setelah diadakanya sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah anorganik.
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan foto bersama setelah diadakanya sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah anorganik.
ADVERTISEMENT
Tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen FE Universitas Tidar 2024 menggelar kegiatan "Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Anorganik di Aula Balai Desa Daleman Kidul, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang pada Minggu, 11 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Acara bertema "Kreasi Tanpa Batas Melalui Sampah Anorganik Menjadi Rupiah" ini dihadiri oleh Kepala Desa Daleman Kidul, Bapak Sunaryo, beserta warga setempat, termasuk Ibu-ibu PKK, Tim Pemilah, Tim Kreatif kelembagaan Rumah Sampah Digital tingkat dusun, dan Koordinator Sampah Anorganik Tingkat Desa.
Kegiatan ini disambut antusias dan meriah oleh warga Desa Daleman Kidul. Dalam sambutannya, Kepala Desa Sunaryo menyampaikan apresiasi atas penyampaian ilmu dan penyediaan sarana kerajinan kepada warga, serta berharap agar pengetahuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengelolaan sampah di desa tersebut.
Ketua Panitia, Salsabila Nur Hapsari, menjelaskan bahwa tema "Kreasi Tanpa Batas Melalui Sampah Anorganik Menjadi Rupiah" disosialisasikan dengan tujuan untuk meningkatkan minat warga Desa Daleman Kidul dalam mengelola sampah anorganik yang masih dapat didaur ulang menjadi barang dan aksesori bernilai ekonomis. Hasil penjualan kerajinan ini tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga memperkenalkan mereka pada pentingnya pemilahan jenis sampah, yang dapat dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga.
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, hadir sebagai pemateri utama Ibu Titin Surtiningsih dari Bank Sampah Kampung Bersemi, Kota Magelang. Pada sesi materinya, Ibu Titin membahas secara mendalam mengenai konsep pengelolaan sampah berbasis metode 3R, yang meliputi Reuse (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi), dan Recycle (mendaur ulang). Metode 3R ini telah dikenal luas sebagai strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Warga juga berpartisipasi aktif dengan membawa sampah anorganik dari rumah masing-masing, seperti tutup botol bekas, untuk diolah menjadi kerajinan tangan
Ibu Titin memberikan wawasan tentang cara pengolahan sampah anorganik dan menyertakan beberapa contoh konkret mengenai bagaimana sampah tersebut dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Misalnya, tutup botol bekas yang sering dianggap sebagai limbah dapat diubah menjadi gantungan kunci yang unik dan menarik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kardus bekas yang biasanya dibuang begitu saja dapat diolah menjadi jepit rambut yang modis dan fungsional. Bahkan, minyak jelantah yang sering kali dianggap sebagai limbah berbahaya dapat dimanfaatkan kembali dengan diolah menjadi lilin aromaterapi yang memiliki nilai ekonomi yang baik.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang cara-cara kreatif dan inovatif dalam mengolah sampah anorganik, tetapi juga terdorong untuk menerapkan metode 3R dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Meskipun sampah, terutama sampah anorganik, sering dianggap sebagai masalah yang sulit diatasi, dengan pendekatan yang tepat, sampah tersebut dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga. Oleh karena itu, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga bertujuan untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku masyarakat terhadap sampah.
ADVERTISEMENT
Jika kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah meningkat, pengelolaan sampah di tingkat lokal akan berjalan lebih optimal dan efektif. Hal ini tentu saja akan berdampak positif, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.