Tradisi Arak-arakan Berkuda dalam Rangka Khotmil Al-Qur’an di Purworejo

Lulua Lutfatul Latifah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
17 November 2022 17:12 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lulua Lutfatul Latifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi arak-arakan berkuda di Desa Jono, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Lulua Lutfatul Latifah/kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi arak-arakan berkuda di Desa Jono, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Foto: Lulua Lutfatul Latifah/kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Purworejo - Tradisi arak-arakan berkuda diadakan oleh masyarakat Desa Jono, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Acara ini merupakan tradisi Jawa turun-temurun khususnya Purworejo yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu dalam rangka memeriahkan Khotmil Qur’an anak-anak TPA.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga Desa Jono, Nafisah Hidayati, mengatakan tradisi arak-arakan berkuda ini biasa dilakukan dibulan Maulid atau pada saat hari libur sekolah dan ketika sudah banyak anak-anak TPA di masjid yang sudah khatam Al-Qur’an.
“Tradisi arak-arakan berkuda ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur orang tua karena anaknya sudah berhasil khatam Al-Qur’an. Selain itu Tradisi ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada mereka yang telah khatam Al-Qur’an dan memotivasi kepada mereka yang belum khatam Al-Qur’an agar semangat dalam mengaji dan segera mengkhatamkan bacaan Al-Qur’annya,” ujar Nafis, Senin (14/11/22).
Tim tabuhan rabana yang mengiringi seruan sholawat. Foto: Lulua Lutfatul Latifah/kumparan.com
Arak-arakan berkuda ini penunggangnya adalah anak-anak TPA yang sudah berhasil khatam Al-Qur’an. Mereka akan menunggangi kuda dengan riasan dan kostum yang meriah seperti putri bagi anak perempuan dan seperti pangeran bagi anak laki-laki.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang menunggangi kuda tadi akan diarak mengelilingi Desa dengan iring-iringan umbul-umbul nama anak dan gagar mayang yang warna-warni. Gemparan suara rabana yang bertalu-talu menyimbangin seruan selawat membuat acara arak-arakan berkuda ini makin ramai.
Warga Desa yang antusiasme mengikuti arak-arakan dari belakang. Foto: Lulua Lutfatul Latifah/kumparan.com
Tak jarang juga warga desa yang antusiasme turut menyaksikan arak-arakan berkuda ini di pinggir jalan maupun yang mengikutinya dari belakang. Nantinya di berbagai titik perjalanan, kuda yang ditunggangi oleh anak-anak akan melakukan aksi jingkrak-jingkrak dan hal itulah yang menjadi pusat perhatian dari warga-warga yang menonton sehingga mereka akan bersorak-sorai.
Nafis juga mengatakan, acara arak-arakan kuda ini dilaksanakan oleh pemilik hajat yaitu orang tua dari anak-anaknya yang telah khatam Al-Qur’an, biasanya mereka akan menyewa kuda untuk ditunggangi oleh anak-anaknya pada saat acara nanti. Panitia Khatmil Qur’an desa setempat juga akan membantu pelasanaan acaranya mulai dari persiapan sampai jalanya acara arak-arakan berkuda.
ADVERTISEMENT