Konten dari Pengguna

Mengenal Lebih Dekat Buah Canar, Si Anggur Hutan

Lulut Sulistyaningsih
Peneliti Muda di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN
21 Mei 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lulut Sulistyaningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lulut D Sulistyaningsih, Marlina Ardiyani, Himmah Rustiami
Rangkaian buah Smilax macrocarpa yang menyerupai rangkaian buah anggur (Foto: LD Sulistyaningsih)
Jika kita berkunjung ke kawasan puncak hingga ke daerah Cianjur, mata kita akan disuguhi oleh deretan manisan yang berjejer di sepanjang jalan. Di antara barisan manisan tersebut, terdapat manisan buah berbentuk bulat berwarna hijau tampak seperti buah anggur. Dialah manisan buah canar atau dikenal juga dengan anggur hutan atau anggur Bogor.
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat di bawah kaki gunung Halimun-Salak ataupun gunung Gede-Pangrango, mungkin sudah tidak asing lagi dengan buah Canar. Nah, bagi yang belum mengenal apa itu buah Canar, tulisan ini akan mengupas lebih dalam mengenai buah Canar.
Buah canar (seringkali hanya disebut dengan canar), mempunyai nama latin Smilax macrocarpa. Jenis ini pertama kali dipertelakan atau dideskripsikan oleh Carl Ludwig Blume, seorang ahli botani keturunan Jerman-Belanda. Sehingga jika ditulis secara lengkap, nama latin dari canar adalah Smilax macrocarpa Blume.
Pertelaan jenis ini pertama kali ditulis oleh Blume di buku "Enumeratio Plantarum Javae" pada tahun 1827. Canar termasuk kedalam suku Smilacaceae atau biasa disebut juga dengan Sarsaparila-sarsaparilaan yang merupakan anggota kelompok monokotil.
Rangkaian buah Smilax macrocarpa yang menyerupai rangkaian buah anggur (Foto: LD Sulistyaningsih)
Canar dapat dikenali dengan mudah dari perawakannya. Jenis ini tumbuh merambat atau bisa disebut juga dengan climber, panjangnya mencapai 20 m; cabang ramping hingga gemuk. Batang berduri, duri berbentuk segitiga dengan panjang 2‒3 mm, penampang batang bulat. Mempunyai sepasang sulur atau tendril yang terletak diantara tangkai daun (interpetiolar tendril).
ADVERTISEMENT
Daun tersusun berseling (alternate), helai daun membundar telur, panjang 9‒20 cm, lebar 5‒10 cm, ujung membulat atau tumpul, pangkal membulat, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau, permukaan bawah berwarna hijau pucat, tulang daun utama menonjol berjumlah 3-7, pertulangan daun memata jala; tangkai daun 1-2 cm; perbungaan malai berada di ketiak daun, panjang 3-8 cm; bunga berumah dua atau hermaprodit, tegak, aktinomorf, benang sari 6, sejajar dengan mahkota bunga, tangkai sari ramping, panjang 0,8-1 mm, kepala sari lanset, dua lokus atau ruang, panjang 1,5 mm.
Buah berupa berry berbentuk bulat besar dengan diameter hingga 4 cm, buah tersusun seperti buah anggur, berwarna hijau saat muda dan ungu tua hingga merah saat matang, satu rumpun buah canar dapat menghasilkan 500 kg buah. Biji 0-3, lentikular, diameter kurang dari 2 mm, berwarna hijau hingga cokelat saat matang.
ADVERTISEMENT
Smilax macrocarpa merupakan tumbuhan asli Indonesia yang kemudian tersebar di Malaysia, Vietnam, dan Cina. Tumbuh secara liar dan melimpah di Jawa Barat, khususnya di daerah sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Jenis ini menyukai tempat terbuka dengan naungan.
Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku manisan, canar mulai banyak digunakan dalam pengobatan tradisional karena dipercaya mampu menyembuhkan beberapa penyakit seperti rematik, batuk, dan radang.
Oleh sebab itu, kemudian mulai bermunculan riset-riset untuk mengungkap kandungan bahan alam yang dimiliki oleh canar. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan diketahui bahwa ekstrak methanol daun canar mengandung alkaloid, flavonoid, steroid, tannin, terpenoid, saponin, dan glikosida.
Kandungan bahan alam dan potensi yang dimiliki oleh canar membuka peluang jenis ini sebagai salah satu primadona dalam bioprospeksi. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi konservasi jenis, mengingat sejauh ini masyarakat lokal masih memanen buah canar dari alam, belum ada upaya budi daya yang dilakukan.
Smilax macrocarpa dengan daun trinerves dan buah berry (Foto: LD Sulistyaningsih)