Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Empat Rumah Ibadah dalam Satu Sekolah: Kisah Toleransi Di SDN Balerejo 01 Wlingi
29 Oktober 2024 21:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Setiyoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wlingi, Blitar – Dibalik pesona alam yang asri di Kabupaten Blitar, tersembunyi sebuah desa yang bernama Balerejo. Desa yang terletak di Kecamatan Wlingi ini bukan hanya menawarkan keindahan alam, namun juga kekayaan keberagaman yang patut diapresiasi. Keberagaman agama di Balerejo bukanlah sekadar keberagaman semata, melainkan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas desa. Masyarakat Balerejo hidup rukun dan saling menghormati satu sama lain.
Keberadaan empat tempat ibadah yakni Pura, Mushola, Vihara, dan Gereja, dalam satu kawasan sekolah dasar di SDN Balerejo 01, menjadi bukti nyata tentang tingginya tingkat toleransi beragama di desa ini. Melalui kerja sama yang solid antara Pemerintah Desa Balerejo yang dipimpin oleh Setiyoko, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta, dengan lembaga sekolah, serta lembaga keagamaan Desa Balerejo, SDN Balerejo 01 berhasil mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya nilai-nilai toleransi.
ADVERTISEMENT
Bangunan tempat ibadah di SDN Balerejo 01 yang sederhana namun sarat makna, menjadi saksi bisu harmonisasi antar umat beragama. Setiap harinya, anak-anak dari berbagai latar belakang agama belajar bersama, bermain bersama, dan tumbuh bersama dalam semangat persaudaraan. Keberadaan tempat ibadah yang berdekatan bukan hanya memfasilitasi kegiatan keagamaan masing-masing, tetapi juga menjadi tempat dialog antarumat, saling menghormati, dan memahami perbedaan.
Keberadaan SDN Balerejo 01 dengan empat tempat ibadahnya tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan persaudaraan. Melalui keberagaman agama dan toleransi yang tinggi, Balerejo layak disebut sebagai desa inklusi. Desa ini menjadi contoh nyata bahwa keberagaman bukan penghalang untuk hidup berdampingan secara damai. Justru, keberagaman menjadi kekuatan yang dapat menyatukan masyarakat. Dengan begitu, semangat toleransi di Balerejo diharapkan dapat terus terjaga dan menjadi warisan bagi generasi mendatang. Keberadaan Balerejo sebagai desa inklusi juga menarik perhatian berbagai pihak. Banyak peneliti dan pemerhati sosial yang datang untuk mempelajari fenomena tersebut. Harapannya, kisah keberagaman di Desa Balerejo dapat menginspirasi daerah lain untuk membangun masyarakat yang lebih toleran dan inklusif.
ADVERTISEMENT