Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mewaspadai Racun Cinta Fajar Sadboy yang Mengancam Mental Remaja
12 Januari 2023 7:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lusiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang bocah laki-laki bernama Fajar Labotjo atau Fajar sadboy menjadi viral di media sosial dan semakin sering muncul di televisi berkat video kisah percintaannya yang memilukan. Namun, di balik semua itu sempat menuai kontroversi di kalangan netizen karena Fajar—seorang pemuda yang menyedihkan itu—telah merusak mental generasi muda di Indonesia karena kisah cinta monyetnya.
ADVERTISEMENT
Anak-anak seperti Fajar dinilai kurang pantas untuk membicarakan masalah percintaan seperti layaknya remaja dewasa. Lebih tepatnya, anak-anak seusianya semestinya lebih memperhatikan pendidikan.
Yang tidak luput dari sorotan, justru banyak media televisi dan figur publik yang mengundang Fajar dan lebih menonjolkan sisi kelam dari anak laki-laki tersebut. Itu justru membuat publik kemudian membandingkan Fajar dengan remaja atau anak-anak seusianya yang berprestasi dan bertalenta— namun media tidak mengupdatenya.
Tayangan tentang sosok Fajar sadboy yang muncul di televisi maupun di kanal YouTube figur publik sangat miris. Kualitas tayangannya bisa dibilang sangat rendah, sebab menayangkan kisah cinta bocah 15 tahun yang secara terang-terangan menangis karena ditinggal kekasihnya.
Hal ini bisa saja melanggar peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tentang Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) yang mengatur bahwa lembaga penyiaran tidak boleh mewawancarai anak-anak atau remaja di bawah usia 18 tahun untuk hal-hal di luar kompetensinya. Mereka harus mempertimbangkan keselamatan masa depan anak-anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemprograman televisi harus menyajikan tayangan produktif yang tidak hanya mempertimbangkan hiburan dan keuntungan. Tetapi, mereka juga mesti mempertimbangkan pesan yang akan diterima masyarakat dan dampaknya bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Adanya ekspose berlebihan tentang kisah cinta Fajar sadboy dikhawatirkan akan membuat anak-anak Indonesia melihat remaja asal Gorontalo itu sebagai sosok yang layak diikuti dan menjadi panutan. Jika sudah demikian, mereka akan melakukan hal yang sama berdasarkan apa yang mereka lihat di televisi atau media lainnya di kehidupan nyata.
Tayangan yang berkualitas tinggi dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku baik. Sebaliknya, tayangan yang berkualitas rendah dapat mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Perilaku buruk yang dilakukan seseorang bermula dari tontonan mereka sejak kecil.
ADVERTISEMENT
Sementara tayangan percintaan Fajar sadboy juga dapat mendorong anak-anak dan remaja khususnya yang masih di bawah umur mengerti bahwa pacaran atau bermesraan itu hal yang wajar untuk dilakukan. Dengan demikian, pola pergaulan yang disiarkan di televisi maupun di kanal YouTube figur publik dapat dengan mudah ditiru oleh anak-anak dan remaja yang masih labil secara psikologis.
Meskipun dari tayangannya tidak ditiru persis, namun pikiran mereka sudah terkontaminasi hal tersebut. Dan, nyatanya beberapa anak Indonesia sangat menyukai sikap serta perilaku tokoh seperti Fajar sadboy. Lantas, mereka kemudian menjadikannya sebagai role model.