Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Politik Etis Awal Mula Pergerakan Nasional Indonesia
10 November 2022 12:22 WIB
Tulisan dari Lutfi Dzaky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Politik Etis mengawali dimulainya masa pergerakan nasional di Indonesia. Politik Etis bermula dari kebijakan tanam paksa tahun 1830 saat Johannes van den Vosch menjabar sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Namun, kebijkan tersebut menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Sehingga muncul kecaman dan kritikan atas pelaksanaan tanam paksa. Pada akhirnya tanam paksa dihentikan pada tahun 1863.
ADVERTISEMENT
Salah satu aktivis Belanda, yaitu Van Deventer mengungkapkan perihal politik etis melalui majalah De Gids pada 1899. Politik etis disebut juga politik balas budi yang dikeluarkan pemerintah Belanda. Karena adanya desakan serta dukungan dari Ratu Wilhelmina akhirnya pemerintah Belanda menerapkan politik etis pada tahun 1901. Politik etis yang diusulkan Van Deventer memiliki beberapa Program untuk para penduduk wilayah jajahan. Program tersebut dinamakan Trias Van Deventer yang berisi tiga tujuan, yaitu edukasi, irigasi, dan transmigrasi.
Program edukasi dilaksanakan guna meningkatkan SDM masyarakat Indonesia dan menekan jumlah buta huruf karena pada saat itu kebanyakan masyarakat Indonesia belum bisa baca tulis. Irigasi bertujuan untuk mendukung aktivitas pertanian supaya hasil panen tetap melimpah saat musim kemarau. Sedangklan transmigrasi bertujuan untuk memeratakan penduduk Indonesia yang pada saat itu hanya Jawa dan Madura yang banyak penduduknya.
ADVERTISEMENT
Program politik etis pada awalnya ditujukan bagi masyarakat Indonesia sebagai balas budi Belanda karena kebijakan tanam paksa. Namun, pada kenyataanya tidak berjalan seperti itu. Pada program edukasi hanya diperuntukan bagi kaum laki-laki yang berasal dari keturunan bangsawan. Sehingga tidak semua masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan. Selain itu pada awalnya program edukasi bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia namun, kenyataannya hal itu bertujuan supaya Belanda mendapatkan tenaga kerja murah yang pintar. Begitu juga dengan irigasi yang pada pelaksanaanya hanya digunakan untuk mengairi sawah pemerinta Belanda sehingga saat musim kemarau sawah masyarakat Indonesia tidak bisa digunakan. Program transmigrasi juga akhirnya hanya dimanfaatkan pemerintah Belanda untuk memindahkan kuli Jawa ke daerah luar Jawa untuk bekerja.
ADVERTISEMENT
Dibalik dampak negatif tersebut nyatanya terdapat dampak positif yang sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Dengan adanya program pendidikan setidaknya membuat beberapa masuarakat mengerti baca tulis dan memahami situasi Indonesia saat itu. Hal irulah yang nantinya menumbuhkan jiwa nasionalisme sehingga terbentuk organisasi.
Pada akhir abad ke-19 di wilayah Jawa terdapat berbagai wabah penyakit hingga Belanda kekurangan dokter. Pada akhirnya pemerintah Belanda mendirikan sekolah yang memberikan beasiswa gratis bagi pribumi. STOVIA merupakan sekolah kedokteran yang berada di Jawa dan banyak peminatnya dari berbagai daerah di Indonesia. Sekolah ini memiliki sistem asrama sehingga banyak pelajar dari berbagai daerah yang berkumpul menjadi satu. Mereka berdiskusi tanpa memandang perbedaan sehingga timbul rasa kesatuan dan persatuan. Dr. Wahidin, R. Soetomo, M. Soeradji berencana mendirikan sebuah organisasi yang bersifat luas dan memiliki tujuan nasional. Kemudian mereka mengajak pelajar lain untuk bergabung hingga pada akhirnya ada beberapa pelajar yang berminat bergabung sehingga pada tanggal 20 Mei 1908 terbentuklah organisasi Boedi Oetomo.
ADVERTISEMENT
Berdirinya organisasi Budi Utomo merupakan salah satu dampak positif dari politik etis. Program pendidikan dalam politik etis menumbuhkan golongan terpelajar yang mulai mengetahui situasi Indonesia saat itu. Selain itu munculnya persatuan dan kesatuan juga mulai tumbuh saat para siswa STOVIA yang berasal dari berbagai daerah menjadi satu di asrama.
Organisasi Budi Utomo tidak bersifat politik melainkan bersifat sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, Budi Utomo memiliki tujuan untuk memajykan tanah air melalui bidang kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Karena tidak bergerak dibidang politik beberapa anggotanya seperti Dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat keluar dari Budi Uromo. Meski begitu, organisasi ini tetap teguh pada prinsipnya untuk berjuang dibidang sosial budaya.
Meskipun Budi Utomo tidak bergerak dibidang politik tetapi telah mengawali pergerakan nasional di Indonesia sehingga setelah itu banyak bermunculan organisasi lain yang bergerak di bidang politik. Berdirinya Budi Utomo membuat namghkitnya jiwa juang pemuda dan membangkitkan semangat nasional. Selain itu, Budi Utomo juga mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya dengan kekerasan fisik menjadi bersifat diplomasi.
ADVERTISEMENT
Setelah Budi Utomo kemudian muncul organisasi-organisasi lain yang kebanyakan bergerak di bidang politik. Indische Partij dibentuk tahun 1912 oleh Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, dan Dr. Cipto mangunkusumo yang lebih dikenal Tiga Serangkai. Pada awalnya Ki Hajar Dewantara dan Dr Cipto Mangunkusumo adalah anggota Budi Utomo yang keluar karena organisasi itu tidak bersifat politik. Sehingga Indische Partij memiliki latar belakang politik dan mengkritik Belanda.
Perhimpunan Indonesia didirikan di Belanda oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia didirikan untuk memajukan kepentingan bersama orang-orang Indonesia yang berada di Belanda. Hingga akhirnya pemerintah Belanda menangkap dan membuang para pendiri Indische Partij ke negeri Belanda karena mereka terlalu mengkritik pemerintah. Kehadiran para pendiri Indische Partij memberikan pengaruh kuat terhadap pemikiran para pelajar Indonesia yang ada di Belanda. Pemikiran untuk bergerak dalam bidang politik sudah mulai dirintis berkat adanya dukungan para pendiri Indische Partij.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali organisasi-organisasi yang bermunculan guna memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara diplomasi. Sarekat Islam adalah organisasi dagang keagamaan yang didirikan oleh H. Samanhudi. Kemudian Partai Nasional Indonesia yang didirikan ole Soekarno. Indische Sociaal Democratische Vereeninging (ISDV) yang merupakan cikal bakal Partai Komunis Indonesia dibentuk oleh Henk Sneevliet. Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara tahun 1922 yang bergerak dibidang pendidikan.
Terbentuknya organisasi tersebut tentunya tidak terlepas dari peran politik etis. Meskipun pada pelaksanaan politik etis tidak sesuai dengan kenyataannya. Namun, memberikan dampak positif dengan lahirnya golongan terpelajar yang mulai memiliki sikap nasionalis serta persatuan dan kesatuan. Hal itu yang mengawali masa pergerakan nasional Indonesia dengan munculnya berbagai organisasi yang bergerak dalam berbagai bidang. Hal yang cukup berubah adalah dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia pada awalnya menggunakan kekuatan fisik kemudian berubah secara diplomasi. Hal ini membuktikan bahwa tidak perlu menggunakan kekerasan untuk memperoleh sesuatu namun dapat menggunakan kecerdasan dan intelektual.