Konten dari Pengguna

Berawal dari Bengkel Rumahan hingga Pelanggan Ramai Berdatangan

Lutfi Hafidz
Mahasiswa Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta
13 Juli 2021 14:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lutfi Hafidz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring laju era modernisasi dan globalisasi yang terus melaju di Indonesia, masyarakat cenderung terus mencari berbagai alat transportasi yang dapat dipakai dengan mengindahkan nilai efisiensi. Selain transportasi umum masyarakat Indonesia terutama di perkotaan cenderung lebih memilih kendaraan pribadi untuk akomodasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Peluang tersebutlah yang dilirik oleh seorang pria asal Cikaret, Kabupaten Bogor, Reno Septian. Pria kelahiran Banyuwangi ini melirik peluang tersebut dengan berkecimpung di dunia otomotif khususnya sepeda motor.
Berawal dari ketertarikannya kepada sepeda motor pada saat usianya yang baru saja menginjak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Reno adalah anak terakhir dari 4 bersaudara, dan Reno mengaku kakak ke 3 juga turut andil dalam memberi pengaruh, karena sebelumnya kakaknya sudah terlebih dahulu terjun ke dunia permotoran.
Selama mengenyam pendidikan di SMP Reno mengaku beberapa kali sering terlibat kenakalan remaja, seperti balap liar, dan tawuran. Selepas lulus dar SMP Ia pun melanjutkan pendidikannya di salah satu SMA negeri di Kabupaten Bogor.
Saat SMA lah kecintaannya terhadap motor kian menjadi, dengan didukung beberapa orang di sekitarnya yang juga turut memberi motivasi dan bahan percobaan yaitu motor, yang membuat Reno menjadi kian semangat dalam menjalankan eksperimen-eksperimennya. Sesekali saat Ia menjalankan eksperimennya menemui kendala seperti kebingungan dalam memecahkan masalah.
ADVERTISEMENT
Tetapi itu tidaklah menjadi halangan yang berarti, Ia terus belajar agar ilmunya terus bertambah banyak dan bisa diterapkan. Tepat tahun 2014 Ia lulus dari bangku SMA, dan ditanyakan oleh ibunya ingin melanjutkan kuliah atau bekerja, Reno menjawab dengan yakin “Ingin langsung kerja aja”.
Karena ia telah mengeluarkan pernyataan terhadap ibunya Ia pun harus memutar otak agar dapat bekerja dan mendapatkan uang. Ia pun membuka bengkel motor 2015 di garasi rumahnya, tetapi karena belum ada pelanggan maka Ia tetap mencari pekerjaan lainnya. Pada akhirnya barulah di tahun 2016 Ia masuk ke salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia yaitu PT. Astra Honda Motor. Ia mendapatkan posisi sebagai mekanik yang ditempatkan di salah satu dealer di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor.
ADVERTISEMENT
Selama bekerja di bengkel Astra Honda Motor, Reno mengaku banyak sekali pengalaman dan pengetahuan yang dapat diambil, mulai dari pelajaran tentang bagian-bagian motor yang belum diketahui sebelumnya, kedisiplinan waktu dan bagaiman cara menghargai pelanggan yang datang dengan segala keluhan yang bermacam-macam.
Meskipun telah mendapatkan tempat dan penghasilan yang pasti di Honda tidak membuat Reno nyaman, Ia pun jenuh karena rutinitas yang terkesan itu-itu saja dan pada akhirnya keluar dan bekerja di salah satu bengkel milik temannya “Gombal Matic”. Di sana Ia belajar banyak juga tentang dunia permotoran khususnya di masalah membuat motor yang memiliki akselerasi tinggi.
Ia bercerita pernah membuat motor pertama kali yaitu motor Yamaha Mio dengan diameter piston 58,5 mm, yang diperuntukan drag race dan kemudian beberapa kali menggapai kemenangan dan pada akhirnya menaikkan spesifikasi menjadi diameter piston 62 mm, itu merupakan spesifikasi yang sangat besar untuk sepeda motor dan kecepatan 1-100 dapat ditempuh dengan waktu yang singkat.
ADVERTISEMENT
Setelah bekerja di salah satu bengkel milik temannya, Ia melanjutkan bekerja di Pabrik lensa Nittoh Presisi Indonesia di Bagian Lensa produksi (centering). Di masa ini Ia mengaku bahwa pendapatan yang diterima cukup besar, tetapi karena Reno terkenal adalah seorang yang filosofis dan memiliki cara pandang yang berbeda dari kebanyakan orang. Ia pun mengundurkan diri dan memilih fokus kembali kepada bengkel yang telah Ia dirikan sebelumnya.
Awal 2020 merupakan titik balik kebangkitan bengkelnya, Ia menamakan bengkelnya dengan nama “S2RGarage” yaitu kepanjangan dari “Suka-Suka Reno Garage” seperti namanya bengkel motor ini didirikan dengan dasar sesuka hati dari Reno sendiri, karena Ia dirikan dengan uang tabungannya yang dikumpulkan sejak sekolah hingga bekerja.
Mulai berbenah dan melengkapi segala peralatan yang dibutuhkan untuk membongkar sepeda motor, akhirnya Ia mendapatkan pelanggan pertamanya yang menurutnya salah satu pembuka jalannya yaitu motor Honda Spacy yang ingin memperbaiki sektor CVT agar akselerasinya lebih baik lagi.
saat melakukan proses bongkar mesin (Sumber : Dokumen Pribadi)
Ternyata tidak berhenti di situ motor itu pun akhirnya meningkatkan diameter piston agar performa mesin lebih meningkat, seperti nama bengkelnya “Suka-Suka Reno” Ia pun banyak melakukan eksperimen terhadap motor Honda Spacy tersebut yang membuat beberapa kali motor tersebut memenangkan drag race.
ADVERTISEMENT
Karena keberhasilan membuat motor Honda Spacy yang memiliki akselerasi yang tinggi membuat nama bengkel naik di media sosial, dan membuat pelanggan-pelanggan mulai berdatangan, ciri khas dari “Bang Reno” itulah sapaan akrab beliau, Bang Reno tidak pernah mematok harga kepada setiap pelanggannya, “ya kalo harga mah seikhlasnya aja, saya mah ngeliat dari pelanggannya juga, yang penting pelanggan puas,” begitu ujarnya.
saat melakukan proses Porting Polish (sumber : Dokumen Pribadi)
Bang Reno juga selalu mengingatkan kepada pelanggan-pelanggan setianya untuk tidak lupa diri, dan jangan pernah menyombongkan sesuatu yang kita dapat atau kita punya. Kata-katanya yang selalu ku ingat adalah “Kamu boleh jadi apa saja, asalkan jangan Jadi Tuhan” sebuah kalimat satire yang diujarnya yang memiliki makna yang cukup dalam.
Reno berharap untuk ke depannya pemerintah lebih melirik lagi terhadap usaha-usaha kecil sepertinya yang sebenarnya jika dilirik akan menghasilkan peluang usaha yang cukup besar. Selain itu Ia juga berharap untuk pemerintah agar memfasilitasi para pecinta kecepatan untuk membuat sebuah arena sirkuit yang biaya masuknya terjangkau oleh semua kalangan.
logo S2RGarage (Sumber : Dokumen Pribadi)