Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisata ke Alun-alun Kota Magelang yang Dikelilingi Bangunan Bersejarah
2 Agustus 2022 16:38 WIB
Tulisan dari LUTFIANI NUR AZIZAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kota Magelang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 1989, Kota Magelang berdiri pada tanggal 11 April 907 yang artinya Kota Magelang sudah menginjak usia 1.114 pada tahun 2022. Pada masa penjajahan Inggris abad ke-18 Kota Magelang dijadikan sebagai pusat pemerintahan setingkat Kabupaten. Kemudian dibangun lah alun - alun, masjid, serta rumah tempat tinggal Bupati. Setelah kekuasaan Inggris digantikan oleh Belanda, Kota Magelang dijadikan pusat lalu lintas perekonomian dan dijadikan Kota Militer. Pemerintah Belanda juga terus membangun dan melengkapi sarana prasarana di Kota Magelang. Hingga saat ini masih banyak bangunan peninggalan kolonialisme yang berdiri kokoh dan tidak diubah dari bentuk aslinya.
ADVERTISEMENT
Di pusat Kota Magelang terdapat alun-alun yang hingga kini ramai dikunjungi masyarakat. Alun-alun Kota Magelang dikelilingi oleh banyak bangunan bersejarah. Yang membuat alun-alun ini unik yaitu karena di pusat Kota Magelang ini ada empat rumah ibadah yang mengelilingi alun-alun. Keempat rumah ibadah ini sudah dibangun sejak era kolonial yang mana keempatnya sudah menginjak usia lebih dari satu abad. Keempat tempat ibadah tersebut adalah Gereja Santo Ignatius, Masjid Agung Kauman Magelang, Klenteng Liong Hok Bio, dan GPIB Beth-El.
Bangunan rumah ibadah yang tertua adalah GPIB Beth-El yang merupakan gereja protestan tertua di Kota Magelang. Gereja dengan gaya arsitektur Gothic ini masih dijaga keaslian bentuk bangunannya. Sejak berdiri pada tahun 1817 bangunan GPIB Beth-El tidak pernah dilakukan pemugaran, hanya dilakukan beberapa kali pengecatan ulang bangunan. Di sebelah selatan alun-alun terdapat Masjid Agung Kauman. Masjid ini dibangun pada tahun 1894 dan dipelopori oleh Bupati Magelang ke-IV yaitu Sajid Achmad. Di sebelah timur alun-alun terdapat Klenteng Liok Hok Bio. Klenteng ini sudah berusia lebih dari 150 tahun. Di Klenteng Liok Hok Bio ini ada tempat dupa terbesar di dunia. Tempat dupa tersebut memiliki berat 3,8 ton dengan diameter 1,78 meter dan tinggi 1,58 meter. Rumah ibadah yang terakhir adalah Gereja St. Ignatius yang letaknya tidak persis di sebelah alun-alun namun masih berdekatan dengan alun-alun. Gereja St. Ignatius mulai digunakkan untuk persembahan misa kudus sejak tahun 1900.
ADVERTISEMENT
Selain bangunan rumah ibadah yang telah ada sejak era kolonial. Terdapat juga bangunan-bangunan bersejarah lainnya seperti water toren, gedung kantor Pencatatan Sipil, Museum BPK, dan Museum Diponegoro. Water toren adalah bangunan yang identik dengan Kota Magelang dan berada di dalam kawasan alun-alun Kota Magelang. Bangunan ini sangat bersejarah karena menjadi saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia. Di mana Tanaka Mitsuyuki naik ke atas water toren dan menembaki pesawat cocor merah Belanda. Water toren juga difungsikan sebagai penyedia air bersih bagi masyarakat yang mulai dioperasikan pada tahun 1920.
Untuk memasuki kawasan alun-alun Kota Magelang pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, pengunjung hanya diperkenankan membayar parkir sebesar Rp2.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil. Alun-alun Kota Magelang sangat cocok untuk berlibur keluarga karena suasana yang nyaman, bersih, serta lingkungan yang ramah untuk anak kecil. Terdapat banyak fasilitas yang disediakan di alun-alun ini seperti tempat untuk bermain skateboard, foodcourt, tempat duduk, dan lain sebagainya. Alun-alun Magelang juga sangat menyenangkan bagi pecinta sejarah karena di sekitar alun-alun sering diadakan acara yang berkaitan dengan sejarah seperti pameran arsip foto dan acara-acara lain yang dipelopori oleh Komunitas Pecinta Kota Tua Magelang.
ADVERTISEMENT