Konten dari Pengguna

Spirit Generasi Qur'ani, Menyongsong Adaptasi Transformasi Teknologi

Lutfi Ashyari
Mahasiswa UNPAM
22 September 2024 9:47 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lutfi Ashyari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seminar Fakultas Agama Islam Universitas Pamulang (Artificial Intelligence: Peluang dan Tantangannya Dalam Pendidikan Islam)
zoom-in-whitePerbesar
Seminar Fakultas Agama Islam Universitas Pamulang (Artificial Intelligence: Peluang dan Tantangannya Dalam Pendidikan Islam)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam perkembangan pendidikan dan tuntutan dari perkembangan era globalisasi yang tidak dapat dihindari dengan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi telah menghasilkan perubahan dalam kebudayaan manusia. Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Umat Islam sebagai bagian dari komunitas dunia cenderung kurang mampu mengikuti perkembangan zaman saat ini. Apalagi jika ingin mengungguli bangsa lain dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengarahkan kehidupan ke arah yang lebih baik, tentu saja semakin sangat rumit. Padahal Islam sangat memperhatikan upaya menciptakan generasi Qur’ani, pribadi berkarakter dan berkualitas. Generasi yang diharapkan tampil dengan spirit iman dan taqwa, membagi keterampilan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, menuju nilai Islam secara Kaffah.
ADVERTISEMENT
Islam adalah agama yang tidak menutup diri terhadap perkembangan zaman yang bergulir sangat cepat. Dalam teknologi pendidikan, Islam dapat beradaptasi dan bahkan mendorong manusia untuk hidup dinamis dan menghasilkan hal yang lebih baik disepanjang kesempatan selama itu bergantung pada iman dan taqwa. Islam memiliki sejarah yang panjang dalam meletakkan pondasi keilmuan sehingga terciptalah variasi-variasi teknologi saat ini. Di era abad pertengahan Islam, dimana zaman itu banyak melahirkan tokoh sentral pondasi keilmuan dalam hal teknologi, para pakar-pakar keilmuan Islam telah menumpahkan segenap pikirannya untuk terlibat dalam kontribusinya memakmurkan dan mensejahterakan umat Islam itu sendiri.
Tokoh sentral yang dikenal masyarakat berkat temuan hebatnya, yaitu algoritma adalah seorang ilmuwan muslim bernama Al-Khawarizmi. Algoritma berperan sangat penting dalam bidang komputer sebagai pembuka gerbang teknologi saat ini. Selain algoritma, Al-Khawarizmi juga berhsil menemukan konsep aljabar, memperkenalkan angka nol serta sistem notasi desimal, membuat tabel perhitungan astronomi untuk mengukur jarak dan kedalaman bumi, menemukan model pembuatan peta dunia, dan juga menemukan konsep alat penunjuk waktu dengan bayangan sinar matahari.
ADVERTISEMENT
Teknologi robot yang berkembang saat inipun itu adalah hasil dari peletakkan konsep pondasi keilmuan oleh seorang ilmuwan besar muslim yang dikenal bernama ibnu Ismail Al-Jazari. Keinginan manusia untuk menciptakan sebuah robot itu sudah dipelajari ilmuwan muslim pada abad ke-13. Robot ciptaan Al-Jazari dapat bergerak dengan bantuan tenaga air (hidrolik). Contoh teknologi lain yang diciptakannya ialah mesin engkol, roda gigi, mesin pompa air dan lain-lain.
Teknologi kamera yang saat ini dikuasai oleh peradaban Barat serta Jepang, jauh sebelum masyarakat barat mengembangkannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan oleh ilmuwan muslim yang bernama Ibnu Al-Haitami sekitar 1000 tahun yang silam. Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan oleh Al-Haitami bersama Kamaluddin Al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitami membuat lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan datar. Proyektor yang dikembangkan saat ini itu adalah buah dari hasil penelitian panjang Al-Haitami.
ADVERTISEMENT
Tentu masih banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang berkontribusi sangat besar dalam penciptaan teknologi modern saat ini. Tetapi yang dipertanyakan ialah mengapa blue print keilmuan yang di tulis oleh ilmuwan-ilmuwan muslim mengenai teknologi itu tidak dapat dikembangakan dengan maksimal oleh muslim digenerasi setelahnya. Justru kalangan baratlah yang serius dalam mempelajari pondasi keilmuan itu dan terbukti mereka mampu untuk mengembangkannya, sehingga betapa hebatnya teknologi saat ini yang dapat kita lihat itu adalah hasil pengembangan teknologi yang dilakukan oleh orang-orang barat.
Saat ini, kemajuan teknologi modern bergulir sangat cepat. Sehingga banyak kaum muslimin yang belum dapat beradaptasi dengan hal itu. Hal tersebut dirasa berdampak negatif dikalangan muslimin. Sebab teknologi-teknologi tersebut menawarkan aneka macam jenis hiburan yang menyasar disemua kalangan. Bagi muslim yang iman dan taqwanya belum siap menerima perkembangan itu, maka akses-akses dalam teknologi itu digunakan untuk hal-hal yang berdampak negatif. Teknologi saat ini seperti memiliki dua mata pisau, bergantung kepada pemakainya, apakah ia gunakan teknologi ini untuk hal yang positif atau sebaliknya. Tentunya alat-alat teknologi tersebut tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu.
ADVERTISEMENT
Adanya berbagai media informasi dan teknologi canggih yang dimiliki dunia saat ini sangat bergantung dari faktor manusianya dalam menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan teknologi dengan baik dan bijak. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Sebagai seorang muslim tentu segala hal nanti akan dipertanggungjawabkan disisi Allah. Maka penting bagi seorang muslim melandasi perkembangan teknologi saat ini dengan iman dan taqwa. Sebab kedua hal tersebut adalah sebagai benteng agar tidak terjermus kepada jurang maksiat yang endingnya adalah mendatangkan murka Allah.
Maka dari itu, sains dan teknologi merupakan produk madaniyah ‘am yaitu benda yang tidak ada sangkut pautnya dengan hadlarah. Sebagaimana Imam Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islam mengatakan bahwa “Sedangkan bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk kemajuan sains dan perkembangan teknologi tegolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat manusia”. Madaniyah itu sendiri merupakan bentuk fisik berupa benda-benda yang terindera yang digunakan dalam aktivitas kehidupan. Dengan hal ini terjawab juga bahwa segala macam produk sains dan teknologi dalam pandangan Islam adalah mubah/boleh. Tetapi perlu dicatat pula bahwa ada juga madaniyah yang bersifat khas, seperti patung, salib, bintang david, dan lain-lain. Itu merupakan karya/hasil dari selain Islam. Maka menggunakannya adalah suatu kemaksiatan dan hukumnya haram.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya ialah bahwa pandangan Islam terhadap teknologi saat ini merupakan sebuah hal yang lumrah, yang sudah ada pada masa-masa dahulu, dan memang Islam mengajarkan kita sebagai umatnya untuk mencari tahu semua kebenaran yang ada di dunia ini sesuai dengan syariat Islam yang berlaku. Islam tidak pernah menutup diri dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman. Sehingga dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini merupakan hal yang wajar yang dapat kita terima sebagai umat Islam, selama masih sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.