Konten dari Pengguna

Upaya Membangkitkan Sektor Pariwisata Melalui Influencer

Luthfi Muzaffar Abdoelkadir
Mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Administrasi Negara
12 Desember 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luthfi Muzaffar Abdoelkadir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Penerapan kebijakan PSBB ke PPKM oleh pemerintah untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat lokal maupun asing (Nawawi, 2021). Pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat telah menghambat mobilitas perjalanan masyarakat dan mengurangi daya tarik wisata secara signifikan.
ADVERTISEMENT
​​Salah satu industri yang terkena dampak pandemi adalah industri pariwisata dan industri pendukungnya. Industri pariwisata dan industri pendukungnya, seperti industri perhotelan dan industri kuliner, memberikan dukungan terhadap pengalaman pariwisata di Indonesia. Namun, karena COVID-19, banyak tempat wisata, restoran, dan hotel harus ditutup sementara. Hal tersebut berdampak pada penurunan jumlah wisatawan, walaupun kini pemerintah telah melonggarkan kebijakan membuka kembali industri pariwisata Indonesia.
Sejak Februari 2020, jumlah wisatawan mancanegara menurun, ketika COVID-19 baru masuk ke Indonesia. Jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia turun sangat tajam, puncak penurunannya tampak pada April 2020. Jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia hanya 158.000 (Kemenparekraf, 2021b).
Oleh karena itu, pemerintah dengan bantuan berbagai pihak telah menempuh berbagai cara untuk memulihkan kondisi pariwisata di Indonesia, salah satunya dengan menggunakan influencer. Influencer di masa pandemi COVID-19 berdampak lebih besar pada penanganan COVID-19 di Indonesia. Karena influencer muncul di berbagai saluran media sosial, yang dapat digunakan sebagai upaya komunikasi persuasif bagi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu untuk menjadikan media sosial sebagai sarana penyampaian informasi terkait COVID-19, salah satunya di bidang pariwisata. Untuk berusaha memulihkan industri pariwisata, pemerintah bekerja sama dengan Influencer dan menginvestasikan Rp 72 miliar dalam anggaran pemerintah. Melalui kerja sama ini diharapkan Influencer dapat memberikan konten menarik terkait wisata di Indonesia sesuai dengan protokol kesehatan.
Hal ini ternyata juga menjadi peluang tersendiri bagi para pelaku jasa travel influencer, termasuk di antaranya Robertus Caesarevan. Travel influencer dan luxury hotel influencer ini mengaku kini kebanjiran job untuk mempromosikan hotel dan tempat wisata agar dikunjungi wisatawan lagi.
Ternyata hal ini menjadi peluang bagi para travel influencer, salah satunya yaitu adalah Robertus Caesarevan. Travel dan luxury influencer itu mengaku kini tengah sibuk mempromosikan hotel dan tempat wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan.
ADVERTISEMENT
“Bagi kami para travel influencer, ini saat yang tepat untuk membantu industri wisata Indonesia. Caranya bagaimana? Misalnya, dengan menghasilkan konten yang bagus di media sosial sekaligus menganjurkan agar tetap menjaga protokol kesehatan," ungkap Robertus. (Beritasatu, 2021)
Dengan penggunaan sosial media yang tinggi pada saat ini, influencer mengalami peningkatan engagement di tengah pandemi hingga mencapai 80% engagement di sosial media mereka (lemon.cm, 2020). Naiknya nilai engagement tersebut terbukti bahwa influencer dapat mempengaruhi masyarakat di masa pandemi COVID-19 ini.
Dengan meningkatnya penggunaan media sosial saat ini, influencer mengalami peningkatan engagement di tengah pandemi, hingga mencapai 80% engagement di sosial media mereka (lemon.cm, 2020). Peningkatan Engagement membuktikan bahwa influencer dapat mempengaruhi masyarakat di masa pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Cendekia Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azhari, mengungkapkan bahwa promosi penggunaan influencer dalam program pemerintah khususnya pariwisata sah-sah saja untuk dilakukan, dalam hal ini adalah Kemenparekraf atau Dinas Pariwisata yang ada di masing-masing daerah (Hadyan, 2019). Akan tetapi menurutnya, penggunaan influencer seharusnya hanya menjadi awalan saja untuk mempromosikan wisata, tidak harus dilakukan secara terus menerus, sehingga anggaran yang digunakan untuk promosi secara besar-besaran dialihkan untuk memperbaiki kualitas destinasi wisata yang ada, baik fasilitas pendukung, atau event-event yang dibuat untuk menarik wisatawan (Hadyan, 2019).
Azril Azhari, Ketua Ikatan Cendekiawan Turis Indonesia (ICPI), mengungkapkan sah-sah saja mempromosikan penggunaan influencer dalam program pemerintah, khususnya di industri pariwisata. Namun, menurutnya, penggunaan internet selebriti seharusnya hanya menjadi awal dari promosi pariwisata, bukan terus melakukannya, sehingga anggaran yang ada dapat disalurkan untuk hal lain seperti memperbaiki kualitas destinasi wisata yang ada, baik fasilitas pendukung, atau event-event yang dibuat untuk menarik wisatawan (Hadyan, 2019).
ADVERTISEMENT
Refrensi
Hadyan, R. (2019) ‘Promosi Pariwisata Lewat Influencer,Efektifkah?’ bisnis.com, pp. 2–5. Available at: https://ekonomi.bisnis.com/read/20191030/12/1164966/promosi-pariwisata-lewat-influencerefektifkah.
Nawawi, M. (2021) ‘Optimalisasi Sektor Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19’, 22(1), pp. 41–56.
Kemenparekraf (2021b) “Tren Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi,” https://kemenparekraf.go.id/, 18 August.
Travel Influencer Siap Bantu Bangkitkan Pariwisata di Indonesia. (2021, April 9). BeritaSatu.com. Retrieved December 12, 2021, from https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/758115/travel-influencer-siap-bantu-bangkitkan-pariwisata-di-indonesia