Konten dari Pengguna

Greenwashing pada Industri Pakaian Jadi dan Pembelajaran dari Patagonia

Luthfi Ramadhan
Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang
9 Desember 2022 10:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luthfi Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pakaian Jadi | Sumber gambar : Keagan Henman - Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pakaian Jadi | Sumber gambar : Keagan Henman - Unsplash.com

Peran Industri dalam Aksi Penyelamatan Lingkungan

ADVERTISEMENT
Dalam satu dekade ke belakang, muncul berbagai diskusi bagaimana peran pihak bisnis swasta dalam memproduksi produk ramah lingkungan serta mengurangi efek dari perubahan iklim global. Dengan mengambil peran kepemimpinan dalam membantu wilayah berdampak isu perubahan iklim, perusahaan tidak hanya dapat memajukan kepentingan mereka, tapi dapat membangun komunikasi baik dengan komunitas di wilayah lini bisnis mereka (Peter Schwartz, 2007).
ADVERTISEMENT
Namun pada kenyataannya, banyak dari pelaku industri yang lalai dalam menjalankan perannya tersebut dan justru malah memanfaatkan isu dari perubahan iklim sebagai media pemasaran untuk menjual produknya tanpa melakukan aksi apa pun.

Isu Greenwashing dalam Industri Pakaian Jadi

Ilustrasi sampah pakaian | Sumber: etiennegirardet - unsplash.com
Berbagai perusahaan pakaian jadi dan tekstil kerap terjerumus isu greenwashing. Greenwashing adalah suatu strategi pemasaran dan komunikasi suatu perusahaan untuk memberikan citra yang ramah lingkungan, baik dari segi produk, nilai, maupun tujuan perusahaan tanpa melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan. Salah satu kasus yang populer adalah kasus perusahaan pakaian jadi H&M yang dinyatakan melakukan greenwashing oleh pengadilan tinggi kota New York, Amerika Serikat. Kasus ini menjadi perhatian banyak pebisnis karena akhirnya perusahaan H&M mengalami kerugian yang besar.
ADVERTISEMENT

Patagonia dan Komunikasi Bisnis Sarat Ramah Lingkungan

Logo Patagonia | Sumber: Malik Skydsgaard - Unsplash.com
Di luar maraknya kasus greenwashing, ada salah satu perusahaan pakaian jadi yang sangat terkenal dengan aksi penyelamatan lingkungan dengan nama Patagonia. Patagonia adalah merek perusahaan pakaian yang memproduksi pakaian casual dan pakaian luar dengan menggunakan seratus persen bahan berkelanjutan dan fokus pada aksi penyelamatan lingkungan. Sejak tahun 1985, Patagonia telah mendonasikan 1% dari hasil penjualannya untuk restorasi dan preservasi lingkungan. Tercatat sebanyak 89 juta USD telah diberikan Patagonia untuk keperluan restorasi lingkungan. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, Patagonia makin terlibat dalam aksi penyelamatan lingkungan dan sosial. Bahkan pendiri Patagonia, Yvon Chouinard, berniat menjual seluruh perusahaannya untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Pemasaran dan Kampanye Patagonia

Ilustrasi Pengguna Patagonia | Sumber : Charles DeLoye - Unsplash.com
Dalam sisi pemasaran, Patagonia mengedepankan kegiatan aktivis lingkungan sebagai citra merek utama mereka. Patagonia melakukan kampanye program "1% for the Planet" sebagai bentuk pemasaran mereka. Dikutip dari situs patagonia.com, "1% for the Planet" adalah aliansi bisnis yang memahami bahwa melindungi lingkungan alam adalah suatu kewajiban.
ADVERTISEMENT
Patagonia melakukan pemasaran tradisional dan non-tradisional. Pemasaran tradisional yang dilakukan oleh Patagonia dengan melakukan kampanye di media cetak dan papan iklan diterapkan dengan cara yang unik. Sebagai contoh, Patagonia mencetak iklan pada halaman depan koran New York Times pada bulan November tahun 2011 dengan kampanye "Don’t buy this Jacket". Kampanye tersebut menyerukan konsumen untuk tidak membeli produk mereka sebagai bentuk protes kepada masyarakat yang seringkali menggunakan sumber daya melebihi kapasitas yang dapat diterima oleh planet Bumi. Untuk situs sendiri, Patagonia juga membuat kampanye "Worn Used" yakni kampanye bagi pembeli untuk menggunakan pakaian bekas sebagai aksi mengurangi sampah.

Pentingnya Perusahaan Pakaian Jadi Dalam Negeri Belajar dari Patagonia

Belajar dari persoalan greenwashing yang terjadi, seharusnya perusahaan pakaian lokal mulai belajar bagaimana melakukan komunikasi bisnis dan aksinya dengan baik. Meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap isu lingkungan, menyebabkan perusahaan pakaian jadi lokal harus mulai curi start dalam mengampanyekan aksi lingkungan dengan tepat untuk menghindari greenwashing.
ADVERTISEMENT
Dalam sisi pemasaran, sepatutnya pelaku industri pakaian lokal menerapkan strategi pemasaran tradisional dan non-tradisional yang dilakukan oleh Patagonia. Menurut penulis pemasaran tersebut sangat unik dan terbukti ampuh dalam mendorong kampanye pro-lingkungan. Strategi pemasaran yang dilakukan Patagonia sarat dengan aksi melindungi bumi dan dilanjutkan dengan aksi nyata. Kampanye dan aksi nyata yang dilakukan Patagonia mendorong banyak konsumen untuk tidak hanya membeli produk mereka, namun turut berpartisipasi dalam aksi lingkungan. Seharusnya pelaku industri pakaian jadi lokal mulai melakukan kampanye aksi lingkungan atau sosial dengan aksi yang konkret.