PLTS Aplikatif, Harapan Hidup Kita Bersama

Ilustrasi petani di ladang | Sumber : Pixabay.com

Air, salah satu faktor yang mendukung kehidupan semua makhluk yang ada di bumi. Air sendiri memiliki banyak sekali manfaat salah satunya adalah suplai bagi area persawahan dan perkebunan. Air yang juga sangat penting bagi sektor perkebunan dan pertanian, petani sangat bergantung ke suplai air untuk bisa mengaliri sawah atau ladang. Suplai air biasanya diambil dari sungai ataupun dari dalam tanah disekitar area perkebunan dan persawahan. Untuk bisa mensuplai air diperlukan pompa yang ditenagai listrik. Oleh karena itu petani sangat bergantung ke listrik untuk bisa menggerakan pompa air.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) inilah hadir sebagai solusi bagi para petani di daerah yang sering mati listrik. PLTS tidak hanya sebagai penghemat biaya listrik bulanan bisa juga digunakan untuk mensuplai listrik ke pompa air milik petani sehingga bisa mengaliri seluruh sawah dan ladangnya dengan listrik ‘Gratis’. Dengan ini petani pun akan mendapatkan keuntungan ganda, yaitu hemat biaya listrik bulanan dan tidak terpengaruh oleh listrik jika listrik di desa padam. Selain PLTS yang digunakan untuk pompa air, terdapat juga jenis PLTS aplikatif lainnya yaitu penerangan jalan yang biasa digunakan untuk lampu jalan yang ada di jalan TOL, cold storage (refrigator) untuk mendinginkan bahan makanan, penjernih air yang digunakan untuk menjernihkan air supaya lebih layak, dan masih banyak aplikasi dari PLTS lainnya.

Saat ini beberapa daerah di Indonesia juga tidak mendapatkan secara penuh dukungan listrik dari PLN, biasanya beberapa desa dilakukan pemadaman bergilir agar tidak melebihi kapasitas yang dipasang oleh PLN. Tentunya pemadaman listrik ini akan sangat berpengaruh terhadap pompa yang digunakan oleh petani untuk bisa mempompa air dari sumber air menuju ladang dan sawah. Seperti yang telah disampaikan di paragraf sebelumnya, PLTS pompa air datang sebagai solusi para petani yang tinggal di desa yang sering dilakukan pemadaman bergilir. PLTS dianggap sebagai solusi karena aktif di siang hari yang bertepatan dengan jam kerja para petani di lapangan. Selain itu hasil listrik dari PLTS juga bisa disimpan sehingga bisa menerangi sawah pada malam hari dan menghindari hama tanaman.

PLTS pompa air ini bekerja dengan cukup sederhana. Pertama-tama sinar matahari yang salah satunya terdiri dari radiasi ultraviolet diserap oleh panel surya dan panel surya menghasilkan listrik. Selanjutnya listrik yang dihasilkan panel surya (DC) akan diatur oleh charge controller dan dimasukan kedalam inverter untuk diubah jenis listriknya dari AC menjadi DC. Listrik yang disalurkan ke inverter akan langsung digunakan oleh beban yaitu pompa air, sementara sisanya akan dimasukan kedalam baterai yang akan digunakan ketika dibutuhkan. Setelah itu pompa air akan menyedit air dan mengalirkannya menuju penampungan air, dan terakhir air sudah bisa dialirkan menuju ladang dan sawah.

Supaya bisa menggunakan PTLS pompa air ini diperlukan beberapa komponen yang mendukung. Komponen pertama adalah panel surya itu sendiri, kemudian inverter, baterai, dan pompa air (bisa DC atau AC). Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan harus mempertimbangkan beberapa hal yang sangat penting, khususnya baterai dan inverter. Baterai yang digunakan haruslah baterai yang sesuai dengan kapasitas sistem dan bisa tahan terhadap siklus charge baterai (cycle baterai). Tipe baterai juga harus diperhatikan, jika petani mempunyai uang yang cukup banyak maka disarankan menggunakan baterai bertipe Li-Ion, namun apabila budget tidak cukup dan disekitar desa hanya tersedia VRLA (bisa juga dibilang aki) maka tidak masalah. VRLA tidak masalah digunakan apabila digunakan dalam jangka DOD baterai yang sedikit dan melakukan perawatan baterai yang rutin. Begitu pula dengan inverter, inverter yang digunakan haruslah inverter yang sesuai modul serta baterai dan memiliki charge controller didalamnya (Susanto, 2021).

Dengan menggunakan PTLS pompa air ini, petani tidak perlu khawatir terhadap listrik yang selalu dipadamkan secara bergilir oleh PLN. Listrik dari PLTS akan terdedia terus menerus selama sinar matahari tetap bersinar. Petani akan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat, pertama adalah tidak khawatir terhadap produksi listrik, yang kedua petani bisa menghemat tagihan listrik bulanan untuk menyalakan pompa air, selanjutnya petani juga bisa memanfaatkan energi yang tersisa dalam baterai untuk memberikan penerangan pada sawah dan ladang sehingga terhindar dari hama tanaman. Selain manfaat yang telah disebutkan, petani juga tidak perlu repot untuk melakukan maintanence, cukup dibersihkan saja selama satu bulan sekali untuk menjaga performa sistem ini tetap bagus. Selain itu petani secara tidak langsung mendukung program pemerintah dalam penerapan EBT yang telah direncanakan pada Kebijakan Enegi Nasional (KEN). Namun memang harus diketahui, bahwa harga PLTS ini tidaklah murah. Biaya yang diperlukan untuk memasang 1 kWp PLTS sekitar 12 juta hingga 25 juta rupiah, para petani harus menghitung dengan benar supaya tidak merugi dikemudian hari.

PLTS pompa air merupakan solusi bagi para petani yang di desanya sering terjadi pemadaman listrik. Dengan desain yang tepat petani bisa mendapatkan keuntungan dengan penggunaan PLTS ini di ladang dan sawahnya. Namun penggunaan PLTS ini harus mempertimbangkan beberapa hal seperti teknis dan non teknis. Untuk teknis petani harus memperhatikan komponen apa saja yang digunakan, jangan terpengaruh oleh harga yang sangat murah tapi dicari tahu terlebih dahulu ke awetan komponen yang digunakan. Sementara non teknis yaitu lokasi, cuaca, biaya, dan hal lainnya supaya bisa menguntungkan di kemudian hari. Quality control dari sistem juga sangat harus diperhatikan, karena dengan desain yang bagus, ekonomi yang bagus namun quality control yang jelek maka semua hal yang telah di instalasikan akan kacau dan akan menambah biaya modal.