Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Dampak Negatif Pemangkasan Anggaran Alat Deteksi Tsunami
13 Februari 2025 20:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Luthfy Rijalul Fikri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Luthfy Rijalul Fikri
Dosen Ilmu Komunikasi/ Universitas Pamulang
![Alat Pendeteksi Tsunami. Sumber: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkz8pv8936rqzmff29h348x4.jpg)
Pengurangan anggaran dalam sektor mitigasi bencana, khususnya dalam pemeliharaan dan pengembangan alat deteksi tsunami, dapat menimbulkan konsekuensi berbahaya. Ketepatan dan kecepatan alat tersebut dalam memberikan peringatan dini sangat bergantung pada teknologi yang digunakan serta keberlanjutan pemeliharaan sistemnya. Jika anggaran untuk sektor ini dikurangi, maka risiko kegagalan deteksi meningkat, yang berpotensi menyebabkan korban jiwa dan kerugian materi yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Sistem deteksi tsunami, seperti buoy, pengukur pasang (tide gauge), dan sensor dasar laut, memerlukan pembaruan berkala dan pemeliharaan rutin agar tetap berfungsi optimal. Jika anggaran dipangkas, maka akan berpengaruh pada kualitas pemeliharaan alat tersebut, dengan demikian menurunkan akurasi deteksi, secara umum akan menurunkan fungsi beberapa bagian dalam alat tersebut.
• Penurunan Kualitas Pemeliharaan: Alat yang tidak dirawat secara berkala rentan terhadap kegagalan fungsi, yang dapat menyebabkan keterlambatan atau ketidaktepatan dalam mendeteksi gelombang tsunami;
• Ketidaktepatan Data: Sensor yang tidak diperbarui atau mengalami gangguan teknis dapat menghasilkan data yang kurang akurat, sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam analisis ancaman tsunami;
Teori Relevan Dalam Deteksi Tsunami
• Berkurangnya Jangkauan Deteksi: Pemotongan anggaran dapat mengurangi jumlah sensor yang aktif di perairan, sehingga menurunkan cakupan area yang dipantau dan meningkatkan risiko wilayah tertentu tidak mendapat peringatan dini.
ADVERTISEMENT
Beberapa teori dan konsep ilmiah yang relevan dalam sistem deteksi tsunami antara lain:
• Teori Gelombang Panjang (Long Wave Theory): Menjelaskan bagaimana tsunami bergerak dengan kecepatan tinggi di laut dalam tetapi melambat dan meningkat ketinggiannya saat mendekati pantai. Pemahaman ini menjadi dasar dalam perancangan sistem deteksi tsunami;
• Teori Pemantauan Seismik dan Deformasi Tektonik: Gelombang tsunami sering kali dipicu oleh gempa bumi bawah laut. Sistem pemantauan gempa, seperti GPS geodetik dan seismometer, sangat penting dalam menentukan potensi terjadinya tsunami;
• Teori Early Warning System (EWS): Sistem peringatan dini harus bekerja dengan prinsip kecepatan dan akurasi. Menurut teori ini, semakin cepat data dikumpulkan dan dianalisis, semakin banyak waktu yang dimiliki masyarakat untuk evakuasi.
ADVERTISEMENT
Studi Kasus dan Implikasi Nyata
Kasus tsunami di Palu (2018) menunjukkan dampak buruk dari sistem peringatan yang tidak optimal. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan alat deteksi yang tidak berfungsi dengan baik karena kurangnya pemeliharaan. Selain itu, beberapa buoy tsunami tidak lagi beroperasi akibat kendala anggaran dan perawatan.
Kegagalan sistem peringatan dini ini menegaskan pentingnya pendanaan yang memadai untuk memastikan alat deteksi tetap berfungsi secara optimal. Negara-negara yang memiliki sistem deteksi tsunami yang canggih, seperti Jepang dan Amerika Serikat, secara rutin mengalokasikan anggaran besar untuk pengembangan dan pemeliharaan sistem peringatan dini mereka.
Kesimpulan
Pemotongan anggaran dalam sektor deteksi tsunami merupakan ancaman serius yang dapat mengurangi efektivitas sistem peringatan dini. Ketidakakuratan alat deteksi dapat menyebabkan keterlambatan peringatan dan berujung pada hilangnya banyak nyawa. Oleh karena itu, investasi yang berkelanjutan dalam teknologi dan pemeliharaan alat deteksi tsunami harus menjadi prioritas untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kita menyadari bahwa NKRI terdiri dari beribu pulau yang seluruhnya dikelilingi perairan luas yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keselamatan rakyat diharapkan menjadi prioritas utama dalam sistem penganggaran di negara ini. Bukan hal mudah dan murah untuk merekondisi serta membangun Kembali wilayah yang porak poranda oleh bencana apabila kita kurang memperhatikan sektor keselamatan serta peringatan dini terhadap bencana, salah satunya adalah pemeliharaan alat deteksi tsunami. Bukan menjadi jaminan bahwa musibah akan sepenuhnya dapat dihindari, namun dengan sedikit ikhtiar yang dilakukan, maka mampu meminimalisir kerugian harta dan nyawa. [lrf]