Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perjalanan Menuju Bangku Kuliah
2 Januari 2023 17:39 WIB
Tulisan dari Lutvi Tri Oktaviana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2020 saya lulus dari salah satu SMA di kabupaten Banyumas, saya ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan juga SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Saya tidak lolos SNMPTN maupun SBMPTN. Saya senang saat tahu bahwa banyak dari teman saya yang lolos dan masuk Perguruan Tinggi impian mereka. Di sisi lain saya merasa kecewa dengan diri saya sendiri karena gagal.
ADVERTISEMENT
Setelah kegagalan itu, saya memilih mengambil jeda dalam pendidikan saya atau yang biasa kita kenal dengan istilah gap year. Saya juga memilih untuk bekerja terlebih dahulu di salah satu perusahaan di Indonesia. Selain menambah pengalaman juga untuk persiapan biaya kuliah di masa mendatang.
Di sela-sela pekerjaan, saya menyempatkan untuk belajar agar tidak ketinggalan saat masuk bangku perkuliahan.
Mengambil gap year bisa menjadi proses yang menakutkan, apakah anda seorang siswa yang mengambil waktu istirahat yang penuh petualangan setelah bertahun-tahun pendidikan, atau orang tua yang mendukung anaknya saat mereka memulai perjalanan mandiri, belajar, atau bekerja untuk pertama kalinya.
Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan setelah anda membuat keputusan untuk mengambil jeda tahun dan membuat keputusan itu sendiri juga bukan hal yang mudah. Saya memiliki berberapa pendapat atau ringkasan tentang mengambil tahun jeda atau gap year.
ADVERTISEMENT
Gap year adalah suatu kondisi ketika seseorang memutuskan untuk tidak kuliah ditahun pertama setelah lulus dari sekolah. Gap year dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak lolos seleksi perguruan tinggi negeri, tidak cocok dengan jurusan yang diterima, tuntutan orang tua yang mengharuskan anaknya di perguruan tinggi negeri, atau mungkin karena kondisi keuangan yang belum memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan sehingga sebagian dari mereka memilih untuk bekerja terlebih dahulu.
Beberapa manfaat mengenai gap year sebagai berikut:
1. Mengenal lebih dalam akan diri sendiri dengan cara mendalami hal-hal yang diminati atau mungkin melakukan hal baru di luar comfort zonenya.
2. Meningkatkan kemandirian seperti mengikuti kerja part time, freelance, atau volunteer untuk mendorong siswa keluar dari zona nyaman.
ADVERTISEMENT
3. Belajar skill baru yang sebelumnya tidak pernah diajarkan di sekolah seperti coding, digital marketing, atau design grafis.
4. Magang di perusahaan dapat menambah wawasan atau kesiapan terkait pemilihan jurusan atau minat bakatnya di mana ketika akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan jurusan yang tepat.
5. Lebih siap untuk menghadapi ujian ditahun berikutnya karena selama masa gap year telah mempelajari materi yang belum dikuasai dan mempelajari soal-soal tahun sebelumnya.
Setelah melalui berbagai rintangan, pada tahun 2022 saya memilih Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP). Meskipun kampus swasta tapi saya merasa senang bisa kuliah di sini.