KIP: Beasiswa yang Digunakan untuk Gaya Hidup yang Tidak Sesuai dengan Tujuan

Luzia Ramadhani
Mahasiswa - Universitas Airlangga - Manajemen Pemasaran
Konten dari Pengguna
7 Juni 2024 17:52 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luzia Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar KIP Kuliah (Foto: puslapdik.kemdikbud.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar KIP Kuliah (Foto: puslapdik.kemdikbud.go.id)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beasiswa KIP Kuliah adalah program pemerintah yang bertujuan untuk membantu mahasiswa berprestasi dari keluarga yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan. Program ini diharapkan dapat membantu mereka melanjutkan pendidikan tinggi tanpa harus terbebani oleh biaya kuliah yang tinggi. Namun, belakangan ini, muncul berbagai laporan mengenai penyalahgunaan dana KIP oleh beberapa penerima beasiswa untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup yang tidak sesuai dengan tujuan utama program ini.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa mayoritas penerima beasiswa KIP Kuliah menghabiskan uang mereka dengan cara yang konsumtif, memprioritaskan kebutuhan gaya hidup daripada kebutuhan dasar. Mereka menggunakan dana KIP Kuliah untuk memenuhi kebutuhan fashion, hangout, dan lainnya yang tidak terkait dengan kebutuhan pendidikan. Penggunaan uang KIP Kuliah bukan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup melainkan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan pendidikan.
Beberapa mahasiswa penerima beasiswa KIP sering memamerkan beberapa barang-barang mahal yang mereka dapatkan saat menerima KIP Kuliah, seperti mobil yang mereka gunakan saat ke kampus, fashion yang bermerk, sering nongkrong di tempat yang mewah dan mahal. Sehingga mahasiswi tersebut pun menuai kritikan.
Dalam beberapa kasus, penerima beasiswa KIP Kuliah juga telah menggunakan dana tersebut untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan, seperti mobil yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa penerima beasiswa KIP Kuliah tidak memahami tujuan program ini dan menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan yang tidak sesuai dengan tujuan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemungutan beasiswa KIP Kuliah. Kampus harus memperbaiki kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pemungutan beasiswa KIP Kuliah dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan untuk kebutuhan pendidikan dan kebutuhan dasar, bukan untuk kebutuhan gaya hidup.
Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa beberapa penerima beasiswa KIP Kuliah memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan studi secara tepat waktu dan memiliki manfaat untuk memberikan bantuan biaya hidup dan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang dianggap kurang mampu dan memiliki potensi untuk melanjutkan pendidikan. Namun, masih ditemukan beberapa responden yang menggunakan dana KIP Kuliah untuk pemenuhan gaya hidup, yang dimana kami rasa hal tersebut merupakan penyalahgunaan dana dari beasiswa ini.
ADVERTISEMENT
Seperti berita yang beredar di sosial media baru-baru ini, salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Beritanya mengatakan bahwa mahasiswa tersebut adalah penerima baesiswa KIP, diapun bekerja di sebuah cafe dan menjadi konten kreator. Mahasiswa tersebut sebenarnya sudah mengundurkan diri dari penerima beasiswa KIP, tetapi dia seringkali memamerkan barang-barang branded dan juga uang tabungan miliknya, yang membuat netizen geram dengan tindakannya.
Dari beberapa contoh kasus mencerminkan bahwa kurangnya pemahaman penerima beasiswa terhadap tujuan KIP Kuliah, di mana dana digunakan untuk membeli mobil dan barang-barang yang tidak perlu. Hal ini menimbulkan kritik dan menunjukkan perlunya perbaikan kebijakan dari kampus maupun pihak terkait perlu memperketat pengawasan dan memastikan dana beasiswa digunakan secara baik dan tepat guna.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, ada juga penerima yang berhasil menyelesaikan studi tepat waktu dan memanfaatkan beasiswa untuk kebutuhan yang benar. Berita-berita di media sosial tentang penyalahgunaan dana beasiswa, seperti yang terjadi di Universitas Diponegoro, seharusnya menjadi pelajaran bagi penerima KIP di seluruh Indonesia untuk menggunakan beasiswa dengan benar dan bijak sesuai dengan tujuan program. Perbaikan kebijakan dan edukasi yang lebih baik dapat membantu memastikan bahwa program KIP Kuliah mencapai tujuan utamanya dalam mendukung pendidikan mahasiswa yang kurang mampu.