Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
NASIONALISME TANPA BATAS
12 Mei 2018 10:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Lya Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanah air ku tidak ku lupakan, Kan terkenang selama hidupku….
ADVERTISEMENT
Aku berlari tergesah-gesah menelusuri pedestrian. Banyaknya orang berlalu lalang membuatku beberapa kali harus menghindar. Kudapati jam di layar ponselku yang sudah menunjuk angka 09.15 am.
“Ach… belum terlambat,pikirku.” Jantungku berdebar kencang,entah karena aku khawatir terlambat atau efek berlari tadi. Ku percepat langkah kaki berharap aku bisa sampai lebih cepat.
“Selamat pagi pak…,! Laki-laki sebaruh baya itu tersenyum padaku ketika ku sapa beliau. Ku naiki anak tangga menuju lantai 3. Bajuku sedikit basah oleh keringat . Aku mengatur nafas dan membenahi jilbabku yang berantakan. Terdengar riuh suara dari dalam ruangan, ku liat sudah banyak yang datang.
Ku buka pintu dengan hati-hati, ketika seorang mbak cantik berseragam merah putih itu menghampiriku. Membimbing menuju meja besar menghampiri 3 temannya yang memakai baju warna senada.
ADVERTISEMENT
“Silahkan isi daftar nama dulu ya..!” sembari memberiku pena dan kertas putih didepanya. Kuamati satu persatu barisan nama untuk menemukan miliku. Tidak sampai semenit untuk menemukan namaku tertuis disana. Mereka memberiku secarik kertas bertuliskan angka 58 padaku. Angka keberuntunganku semoga …
Aku memilih untuk duduk di kursi paling belakang. Ku taruh tas punggung yang ku gendong dari tadi, berat juga. Meski aku tahu hari ini mengikuti seleksi mau tak mau tetap ku bawa laptop untuk les komputer siang hari. Waktu liburku banyak ku habiskan untuk belajar hal baru. Dari belajar apapun untuk mengisi waktu libur. Sejak aku mngikuti beberapa seminar kewirausahan yang banyak di adakan secara gratis di Hongkong aku tak lagi gemar jalan –jalan. Mencari bekal ilmu yang bermanfaat yg bisa aku amalkan ketika pulang ke tanah air nantinya.
ADVERTISEMENT
Suara panitia terdengar dari microfon sebagai pertanda di mulainya acara seleksi. Bersamaan 3 orang bapak berbaju batik memasuki ruangan. Beliau memperkenalkan diri sebagai tim penilai dan juri. Bapak Imik Eko Saputra dari BEA CUKAI KJRI HONGKONG,Bapak Andry Indrady dari KONSUL IMIGRASI dan Bapak Danur dari KEPOLISIAN KJRI HONGKONG.
Seleksi di lakukan di ruangan Ramayana namun di bagi menjadi 3 grup yang masing – masing di kepalai oleh ketiga penilai. Meski berbeda juri namun semua peserta bisa melihat proses seleksi yang di lakukan di ruangan yang sama tanpa batas atau penutup pintu. Ramainya suara para peserta seleksi memenuhi ruang Ramayana, tak hanya itu derap langkah serta aba- aba menggema dari ke penjuru ruangan yang menjadi tempat seleksi. Ku amati satu persatu bagaimana mereka unjuk kebolehan dan mempersembahkan yang terbaik di hadapan para juri. Banyak juga kejadian lucu selama masa seleksi berlangsung. Ada saja moment yang membuat tertawa. Entah karena merasa grogi, canggung ataupun gugup yang membuat sebagian peserta seleksi salah menyebut nama , tanggal lahir maupun menjawab pertanyaan yang di berikan. Tak hanya sesi wawancara gerakan dasar baris berbaris pun menjadi salah satu hal wajib yang harus di peragakan para peserta.
ADVERTISEMENT
“Mbak gimana ya harus jawab apa nanti..?" Dian teman yang duduk di sebelahku terlihat gugup. Mesti bukan pertama kalinya menjadi anggota PASKIBRA, namun bagiku ini adalah pengalaman pertama mengikuti seleksi tes dan wawancara . Aku ingat betul dulu bagaimana aku bisa masuk menjadi anggota Paskibra saat masih bersekolah di SMP. Awalnya aku adalah anggota paduan suara di sekolah yang bertugas menjadi paduan suara menyanyikan lagu pengiring Upacara kemerdekaan di kecamatan. Saat itu aku di minta Pembina untuk mengisi barisan yang kosong karena salah satu siswa yang tidak bisa ikut latihan. Mungkin karena postur dan tinggi badan yang sesuai hingga aku di minta membantu. Beruntung aku menguasai dasar baris berbaris sehingga aku mampu menyesuaikan diri. Sejak saat itu aku justru di minta menjadi anggota PASKIBRA menggantikan anak yang sakit.
ADVERTISEMENT
Suara Dian mengagetkanku ,ia terlihat sudah berdiri dari tadi bersiap-siap maju ke depan. Kucoba memberinya semangat agar tidak gugup ketika di minta memperkenalkan diri. Benar saja mesti agak sedikit grogi Dian mampu melewatinya dengan baik.
“ Nomer urut 58 ,dimohon untuk bersiap setelah ini “. suara panitia memberikan pengumuman.Ku rapi kan baju ku sebelumnya serta mempersiapkan diri. Aku maju kedepan bersama 2 orang peserta lain untuk mengikuti tes wawancara.
“Siaaaappp…. Grakkkk…!!! Atur posisi barisan.
“ Tiga langkah kedepan majuuuu…..jalan !!!” . Dengan sigap dan bersamaan kami bertiga mengayunkan langkah mendekati meja tim penilai. Perkenalan diri menjadi yang pertama harus di sampaikan. Dan beberapa pertanyaan harus kami jawab satu persatu. Tak hanya itu beberapa gerakan baris berbaris harus di peragakan baik beregu maupun sendiri.
ADVERTISEMENT
“Apa motivasi anda mengikuti seleksi PASKIBRA ini ?” satu pertanyaan yang harus aku jawab .
“ Sebagai bentuk rasa cinta Tanah air , memupuk jiwa nasionalisme serta melatih kedisiplinan & tanggung jawab dalam diri .” Ku ucapkan kalimat itu dengan lancar.
Setelahnya masih ada beberapa pertanyaan lagi yang harus aku jawab. Baik seputar pengetahuan umum maupun menghafal Pancasila & UUD.
Aku meninggalkan ruangan setelah acara selesai sekitar pukul 13.00 siang . Ku kemasi barang barangku sebelum meninggalkan ruang Ramayana. Perasaan lega bisa mengikuti proses seleksi dengan lancar. Kali ini aku menuju Victoria park untuk menemui teman temanku di sana. Selanjutnya berpikir bagaimana menyakinkan nenek yang aku jaga untuk memberiku ijin. Meskipun sebelumnya aku sudah mendapat lampu hijau dari kakek yg menjadi bosku.
ADVERTISEMENT
“Cha, coba liat ada nama kamu gak di sini ..!."
Satu pesan WA masuk di grup chat. Pesan masuk dari sahabatku Sulis, ku perhatikan foto screen shoot yang ia kirim. Ku baca pelan –pelan ,pesan yang membuat aku tersenyum senang.
“Coba mba yang mana namaku ...?". Aku pura pura bertanya padanya dengan maksud bercanda. Ku buka halaman fans page resmi KJRI HONGKONG, benar saja di sana sudah ramai komentator baik yang hanya sekedar berkomentar atau memberi ucapan selamat. Selang beberapa menit ponsel ku kembali berbunyi. Satu pesan masuk kali ini dari KJRI nomer yang sama ketika aku mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi PASKIBRA.
“Bersama dengan ini di sampaikan kepada para calon peserta agar menghadiri sesuai pengumuman berikut di Ruang Ramayana KJRI HK. Terima kasih.
ADVERTISEMENT
Sebuah pesan pemberitahuan jadwal seleksi tahap ke dua sekaligus daftar nama peserta yang lolos seleksi kemarin . Alhamdullilah, ku pandangi tulisan yang sama , namaku Nurul Muto Aliyah.
Proses seleksi tahap ke dua kali ini berlangsung lebih cepat. Hanya 20 orang saja yg terpilih dan masih seleksi kembali untuk 13 orang terbaik. Meskipun peserta yang sedikit tetapi seleksi kali ini sedikit berbeda. Tampak semua peserta sudah mempersiapkan diri jauh hari. Terbukti dari semangat serta kemampuan yang lebih maksimal. Di akhir acara Pembina mengumumkan ke 13 peserta yang masuk seleksi menjadi calon anggota PASKIBRA tahun ini . Dan aku menjadi salah satu yang beruntung berdiri di dalam barisan . Suatu kebanggaan tersendiri mendapat kesempatan bertugas menjadi anggota PASKIBRA. Kesempatan yang hanya 1 kali ,KJRI Hongkong menjadi satu satunya yang memberikan kesempatan kepada para BMI bertugas sebagai PASKIBRA. Meskipun banyak pelajar Indonesia yang belajar di sini dan hanya di HONGKONG satu satunya anggota PASKIBRA yang beranggotakan tenaga kerja wanita.
ADVERTISEMENT
Minggu berikutnya menjadi hari pertama jadwal kami latihan. Latihan rutin selam 3 bulan setiap minggunya dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Tempatnya sendiri berada di wisma kediaman bapak Konjen RI. Dari ke 13 peserta menjadi 12 orang , 1 anggota harus mengundurkan diri karena pernah bertugas sebelumnya. KJRI memberi kesempatan 1 kali bagi BMI untuk bertugas agar semua bisa mendapat kesempatan yang sama. Kami berasal dari daerah yang berbeda, dari jawa dan luar jawa. Perbedaan yang menjadikan satu untuk INDONESIA.
Memasuki latihan berikutnya adalah bulan Ramadhan. Dalam keadaan berpuasa kami masih tetap semangat. Berpuasa bukan suatu halangan untuk tetap latihan. Suka duka selama karantina membuat kami mengenal satu sama lain. Banyak sekali pengalaman yang bisa kami ambil. Kami belajar banyak hal selama 3 bulan .
ADVERTISEMENT
Hujan yang terus mengguyur Hongkong serta cuaca yang tak menentu beberapa hari ini membuat kami resah. Ada perasaan khawatir jika hujan tetap turun menjelang hari Kemerdekaan tiba. Jika tetap hujan maka upacara peringatan kemerdekaan akan di laksanakan di dalam ruangan. Ruang Ramayana menjadi tempat berlangsungnya upacara yang mana artinya sang Saka Merah Putih tidak akan di kibarkan. Sedih sekali tentu.
16 Agustus menjadi hari terakhir latihan sekaligus gladi bersih acara. Sore harinya adalah waktu pengukuhan dan pelantikan kami resmi menjadi anggota PASKIBRA KJRI HONGKONG dan bertugas mengibarkan bendera Merah Putih. Kami harus menginap di KJRI untuk menjalani prosesi Pengukuhan.
Aku berpamitan setelah mempersiapkan sarapan untuk majikan. Hujan masih belum reda dari semalam. Mendung masih menyelimuti langit pagi itu perkiraan cuaca akan turun hujan sampai hari berikutnya. Aku memilih berjalan kaki menuju KJRI di bawah guyuran hujan ketimbang naik tram untuk menghindari berdesak desakan. Acara pelantikan dan pengukuhan berlangsung dengan lancar yang di teruskan dengan sesi renungan. Merenung sejenak untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur merebut kemerdekaan. Merenung sejenak menghayati perjuangan dan pengorbanan para pahlawan mengibarkan sang Saka Merah Putih di tanah Air. Merenung sejenak betapa beruntungnya menjadi generasi yang menikmati kemerdekaan. Kemerdekaan yang lahir dari tetesan darah dan air mata para pejuang .
ADVERTISEMENT
Tangis haru memecah keheningan malam itu. Kami sesenggukan menahan perasaan haru. Moment untuk intropeksi diri, saling memaafkan dan bersatu bergandeng tangan membangun negeri. Kita adalah satu INDONESIA.
Hujan masih juga belum berhenti, bagaimana nanti … khawatir jika tak kunjung reda. Persiapan menuju Wisma kediaman bapak Konjen RI di mana upacara kemerdekaan di laksanakan. Bendera merah putih serta atribut kemerdekan sudah terpasang di sekitar wisma. Lapangan yang kemaren masih berupa rerumputan kini sudah di sulap rapi, mimbar, dan tenda telah didirikan di sana. Luapan kebahagiaan terpancar dari setiap orang yang hadir pagi itu. Begitu juga kami yang tak bisa menyembunyikan kegembiraan kami.
“ Siaappppp … Grakk! Langkah tegak majuuuu…. Jalan !!!
ADVERTISEMENT
Memasuki lapangan upacara. Langkah kami di sambut gerimis yang masih turun, tak perduli seragam yang basah oleh air hujan. Aku melangkah di antara hamparan karpet hijau yang menutup luas lapangan. Kakiku berpijak di atas genangan air yang menggenang di atas karpet. Tak perduli seragam kebesaran itu basah oleh percikan air yang menghambur ke seluruh badan. Sepatuku basah sampai ke dalam kaos kaki. Sang Saka Merah putih berkibar dengan gagahnya di langit Hongkong. Gerimis yang tiba tiba berhenti sesaat sang Saka Merah Putih mengudara. Allah kirimkan sang surya menerangi Bendera Pusaka.Sebuah keajaiban hujan berhenti saat Merah putih di kibarkan.
Kami sedikit lega proses upacara berlangsung khidmat meski di selingi dengan gerimis. Hujan yang tak berhenti dari semalam. Tugas masih berlanjut sore hari untuk upacara penurunan bendera Merah Putih. Masih dengan semangat yang sama untuk INDONESIA.
ADVERTISEMENT
PADAMU NEGERI ,KAMI BERJANJI..
PADAMU NEGERI, KAMI BERBAKTI..
PADAMU NEGERI, KAMI MENGABDI…
BAGIMU NEGERI, JIWA RAGA KAMI…
------- SALAM INDONESIA #PURNAPASKIBRA KJRI HK 2016------