Konten dari Pengguna

Mengenal Shoushi Koureika Mondai dari Negara Jepang

Lyla Wahyu Budi Lestari
Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
16 April 2025 11:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lyla Wahyu Budi Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lansia Jepang | Source : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Lansia Jepang | Source : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Shōshi Kōreika Mondai (少子高齢化問題) adalah istilah yang merujuk pada permasalahan demografis yang tengah dihadapi Jepang. Ditandai oleh dua tren utama yang saling berkaitan yaitu penurunan angka kelahiran (shōshika / 少子化) dan peningkatan populasi lansia (kōreika / 高齢化). Fenomena ini telah berlangsung selama beberapa dekade dan kini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi masa depan sosial, ekonomi, dan politik Jepang.
ADVERTISEMENT
Jepang telah mengalami penurunan tingkat kelahiran dalam jangka panjang. Tingkat fertilitas total (Total Fertility Rate / TFR), yaitu jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa suburnya, menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2005, TFR Jepang mencapai titik terendahnya sebesar 1,26 dan hanya sedikit meningkat menjadi 1,39 pada tahun 2009. Angka ini jauh di bawah tingkat penggantian penduduk ideal, yaitu 2,1. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perempuan Jepang hanya melahirkan satu anak, yang berarti tidak cukup untuk menjaga kestabilan populasi.

Faktor Penyebab Rendahnya Angka Kelahiran

Beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya angka kelahiran di Jepang antara lain:
ADVERTISEMENT

Faktor Historis dan Ekonomi yang Memengaruhi

Secara historis, setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami lonjakan kelahiran (baby boom). Namun, sejak tahun 1960-an, angka kelahiran menurun drastis. Beberapa kebijakan dan kondisi yang turut memengaruhi tren ini antara lain:

Peningkatan Populasi Lansia

Di sisi lain, Jepang juga mengalami peningkatan tajam pada jumlah penduduk lanjut usia. Negara ini dikenal memiliki salah satu angka harapan hidup tertinggi di dunia, yaitu sekitar 84 tahun. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penuaan populasi antara lain:
ADVERTISEMENT

Data Penurunan Populasi

Berdasarkan data dari Ministry of Internal Affairs and Communications, total populasi Jepang per 1 Oktober 2017 adalah 126,706 juta jiwa. Angka ini mengalami penurunan sebesar 227 ribu jiwa (-0,18%) dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan populasi ini telah terjadi selama tujuh tahun berturut-turut, menandakan tren demografis yang mengkhawatirkan dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Dari berbagai grafik dan laporan, terlihat bahwa Jepang telah mengalami Shōshi Kōreika Mondai setidaknya sejak awal tahun 2000-an. Fenomena ini ditandai dengan dominasi jumlah penduduk lansia dan semakin sedikitnya generasi muda yang siap menggantikan peran dalam dunia kerja dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Shōshi Kōreika Mondai bukan hanya permasalahan Jepang semata, tetapi juga menjadi gambaran masa depan bagi banyak negara dengan tingkat kelahiran yang menurun serta populasi yang menua. Jepang kini menjadi studi kasus penting dalam melihat bagaimana sebuah negara menghadapi perubahan demografis yang ekstrem, baik melalui kebijakan, teknologi, maupun perubahan budaya masyarakat.