Geliat Mode Busana Pria di Indonesia di Tengah Sepinya Bisnis Ritel

Lynda Ibrahim
A Jakarta-based business consultant who loves telling a tale.
Konten dari Pengguna
9 Maret 2019 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lynda Ibrahim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Amot Syamsuri Muda membawa tren mode busana pria ke Tanah Air. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Amot Syamsuri Muda membawa tren mode busana pria ke Tanah Air. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Puluhan tahun sejak bisnis mode modern berkembang, perhatian terfokus pada busana wanita. Wanita dianggap lebih mungkin dan mau mengenakan berbagai gaya, komposisi, dan warna dalam berbusana, sedangkan pria dianggap lebih peduli pada fungsi pakaian.
ADVERTISEMENT
Pada awal dekade 2000-an, istilah "metroseksual" muncul untuk mengilustrasikan pria urban yang menaruh perhatian dan rela merogoh kocek untuk penampilan fisiknya. Sejalan dengan membesarnya sosiografi ini, bisnis menswear (busana pria) makin berkembang.
Pada awal 2016, New York Fashion Week: Men (NYFWM) dimulai, di bawah naungan tapi diselenggarakan terpisah dari New York Fashion Week. Seminggu penuh, selama NYFWM, desain-desain menswear mendapatkan panggung dan menjadi sorotan media tersendiri.
Bagaimana dengan di Indonesia? Secara umum, menswear fashion di Indonesia masih dalam taraf awal, baik dari jumlah desainer maupun penetrasi pasarnya. Peminat busana pria modis bukan saja baru di kawasan metropolitan tapi juga tampak terbatas pada pria yang berkecimpung di dunia kreatif, walaupun Plaza Indonesia telah rutin menyelenggarakan acara khusus mode pria sejak akhir 2016.
ADVERTISEMENT
Bukan berarti talenta desain mode berhenti berkarya
Amot Syamsuri Muda, desainer berbakat Indonesia. Foto: Istimewa
Amot Syamsuri Muda telah memulai sepak terjangnya di dunia mode Indonesia hampir satu dekade lalu. Dimulai dari label pakaian wanita ISIS yang kemudian berganti nama menjadi SKY.inc.
Menggebrak Jakarta Fashion Week ke-4 di Pacific Place dengan koleksi yang edgy dan kosmopolitan, nama Amot kemudian mulai diperhitungkan dan menarik berbagai kolaborasi. Salah satunya dengan Epson di ajang Indonesia Fashion Week.
Namun, tak ingin terlena, Amot memutuskan memulai mereknya sendiri 2 tahun lalu dan menekuni menswear yang merupakan minat utamanya. Mulai menampilkan koleksinya di beberapa pekan mode tahun lalu, termasuk berkolaborasi dengan Disney untuk sebuah koleksi kapsul, Amot menggelar pergelaran solo pertamanya minggu ini.
Salah seorang model memakai karya Amot Syamsuri Muda di atas catwalk. Foto: Istimewa
Berkolaborasi dengan kelompok seniman Atreyu Moniaga Project--Rasheeda Rahma, Ray Lidya, Hwang T, Liffi Wongso, Robby Garsia, Cri Will, Rouliene, Nathanael Moss--Amot menghadirkan koleksi seni dan busana yang terinspirasi simbiosis anugerah alam, kreativitas manusia, dan kekuatan kosmik.
ADVERTISEMENT
Konsisten dengan skemanya sejak mendirikan merek sendiri, Amot tidak memakai dasar musim Spring-Summer atau Fall-Winter sebagai penanda koleksi. Ini sebuah langkah logis, mengingat Indonesia memang tidak mengenal perubahan musim yang drastis.
Koleksi yang ditampilkan minggu ini menarik, terbaik di antara semua koleksi brand ini sebelumnya. Komposisinya tertib, pilihan tekstilnya tak monoton, dan siluetnya bergaya dengan detail lengan bertumpuk yang berhasil tidak terkesan sibuk. Didominasi nuansa warna gelap dengan sentuhan serat berwarna perak, beberapa helai busana dimunculkan dalam warna merah darah sebagai aksen penyeimbang koleksi.
Desain tidak monoton, membuat banyak orang tertarik. Foto: Istimewa
Karya seniman-seniman Atreyu Moniaga Project secara umum diterjemahkan dengan baik dalam bentuk tekstil cetak, tanpa terpeleset menjadi pameran grafis, suatu kesiapan yang banyak dilakukan desainer lain dan bahkan oleh Amot sendiri dalam salah satu koleksinya pada brand sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Koleksi tahunan ini segar, kontemporer, berpotensi, dan walaupun dimaksudkan sebagai menswear, sebagian bisa dikategorikan sebagai womenswear. Sesuai observasi Amot sendiri, sebagian karyanya ternyata diminati oleh wanita.
Beberapa karya cocok untuk laki-laki dan perempuan. Foto: Istimewa
Apakah kemudian koleksi ini juga akan mencatat sukses komersial? Tergantung pada kesigapan brand memperlebar kanal distribusinya.
Saat ini, brand Amot Syamsuri Muda baru bisa diakses melalui kontak langsung; bagi kategori busana ready-to-wear tentunya ini situasi yang jauh dari ideal. Brand Amot Syamsuri Muda perlu bergegas hadir, baik di situs komersial daring maupun fisik, untuk menjangkau target konsumen secara langsung, sehingga prospek bisnis brand yang sebenarnya bisa tergambar dan terukur.
Bukan hanya untuk brand, bagi industri ritel domestik yang agak terengah-engah beberapa tahun terakhir ini, kehadiran menswear seperti yang ditawarkan Amot Syamsuri Muda bisa menciptakan geliat tersendiri. NYFWM digabungkan kembali dalam New York Fashion Week pada awal tahun ini, namun arah menswear di Indonesia bisa berkebalikan, terutama kalau secara kreatif bisa menjangkau demografi pria secara massal.
ADVERTISEMENT
Your further move, Amot Syamsuri Muda.
Karya-karya Amot Syamsuri Muda terus dinantikan. Foto: Istimewa