news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gadis Bunker

Lynea Grandisa
Student of Broadcasting Digital Media And Communication in LSPR.
Konten dari Pengguna
16 Agustus 2022 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lynea Grandisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustasi gadis kecil yang sedang sendirian. Photo by Caroline Hernandez on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Illustasi gadis kecil yang sedang sendirian. Photo by Caroline Hernandez on Unsplash
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari, hiduplah seorang gadis kecil bernama Lita. Ia tinggal sendirian di dalam bunker yang kecil dan juga gelap gulita. Bukankah seharusnya ia merasa takut tinggal sendirian di sana? Tidak…ia tidak merasa takut. Lita malah merasa nyaman dan aman tinggal di dalam bunker itu, karena ia adalah anak yang pemalu dan penakut. Ia bahkan tidak mempunyai teman karena sikap pemalu dan penakutnya. Selama ini ia mengisi kekosongan dan kesendiriannya dengan membaca buku-buku dan berbicara dengan dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Suatu hari, stok makanannya habis, dan mau tidak mau ia harus pergi keluar bunker untuk mengisi stok makanan. Setiap kali Lita harus keluar, ia merasa sangat takut dan gugup. Keluar dari bunker merupakan ketakutan terbesarnya selama ini, tapi ia selalu berusaha meyakinkan dirinya untuk dapat menghadapinya. Ia mulai mengenakan jubahnya yang berwarna hitam dan menutupi seluruh tubuh dan wajahnya, dan tidak lupa membawa sebuah kantong besar. Lita pun memberanikan diri membuka pintu bunker dan pergi keluar.
Dunia yang ditinggali oleh Lita sebenarnya merupakan dunia anak yang berwarna, indah, dan menyenangkan. Anak-anak yang tinggal di dunia itu pun bahagia. Namun, Lita merupakan satu-satunya anak yang tidak menyadari akan keindahan dunia itu.
ADVERTISEMENT
Seperti biasa, ia pergi ke hutan untuk mengisi stok makananya. Ia biasanya mengambil buah-buahan, air, tumbuh-tumbuhan, dll. Setelah selesai mengisi stok makanan, ia kembali ke bunkernya. Sesampainya di bunker, Lita terkejut melihat sekumpulan anak-anak nakal yang keluar dari bunkernya. Ia pun langsung masuk kedalam bunker dan memeriksa keadaan bunker. Anak-anak nakal tersebut ternyata memberantaki seisi bunker. Ia berlari keluar sambil menangis dan bertanya-tanya apa salahnya hingga ia diperlakukan seperti ini. Mereka mengatakan bahwa alasan mereka melakukan hal itu adalah karena Lita adalah anak yang tidak mempunyai teman, dan kehidupannya suram.

Awal Mula Perubahan

Tiba-tiba datanglah sekumpulan anak yang membelanya. Ia membuat anak-anak nakal tersebut meminta maaf atas perlakuan mereka kepada Lita. Sekumpulan anak nakal dan baik saling bekerja sama merapihkan bunkernya. Ia sangat berterima kasih kepada anak-anak baik itu karena telah menolongnya. Semenjak kejadian itu, Lita berteman dengan sekumpulan anak tersebut. Ia mulai sering keluar bunker dan memakai pakaian yang berwarna cerah. Selain itu, ia juga tersenyum dan tertawa lebih sering. Hidupnya menjadi lebih berwarna semenjak ia mempunyai teman. Ia sadar bahwa ia tidak bisa hidup sendirian di dunia ini. Ia memerlukan teman yang dapat membantu dan menghiburnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini ia berpikir bahwa dunia dan hidup terlalu kejam untuk dijalani. Namun, dengan kehadiran teman-teman yang mendukungnya, ia menjadi lebih menikmati hidupnya dan meninggalkan kehidupan suramnya.