Konten dari Pengguna

Hikmah dari Wardah

Lyra Puspa
President Vanaya Coaching Institute. Kandidat PhD Applied Neuroscience in Psychology Canterbury University, UK.
9 Januari 2019 9:48 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lyra Puspa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Com-Anak Muda Maju Jadi Enterpreneur (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Com-Anak Muda Maju Jadi Enterpreneur (Foto: Thinkstocks)
ADVERTISEMENT
Indahnya menjadi seorang coach adalah terbiasa integral listening, alias membaca makna di balik setiap fakta. Seperti kali ini, Allah menakdirkan pelajaran bermakna saat berjumpa keluarga Subakat, pendiri Paragon--sang produsen Wardah Cosmetics yang menjadi market leader di Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
Sejak 2008 mendampingi para enterpreneur mulai skala mikro hingga raksasa, saya menyadari betul betapa langkanya UMKM Indonesia yang terbang tinggi menjadi pemain raksasa. Apalagi menandingi pemain besar yang telah lama berjaya.
Riset Vanaya Coaching International menunjukkan hanya 10% usaha mikro yang berkembang menjadi usaha kecil. Dari 10% itu hanya 10%-nya lagi (alias 1%) yang berhasil memasuki skala usaha menengah. Dan dari 1% populasi enterpreneur ini hanya segelintir yang betul-betul menjadi raksasa di industrinya.
Game Changer, saya menyebut mereka. Para enterpreneur yang mengubah tatanan industri. Menyeruak ke atas dengan gayanya sendiri yang di luar pakem lama. Karena hanya dengan keberanian untuk mengubah inilah seorang pebisnis UMKM dengan semua keterbatasan modal dan pengalamannya mampu menanjak ke puncak. Salah satu di antara para Game Changer langka ini adalah para pendiri Paragon.
ADVERTISEMENT
Hampir tidak ada teori yang cukup untuk menggambarkan roadmap kesuksesan berulang brand Wardah, Make Over, Emina, IX, dan mungkin masih akan banyak lagi brand kosmetik lain yang hadir dari Paragon. Namun jika kita simpan dahulu semua teori pemasaran dan manajemen yang canggih itu, lalu fokus pada karakteristik keluarga pendiri di belakang semua merek itu, ada hal yang sangat menarik.
Keluarga enterpreneur ini sama seperti kita semua. Bisa pusing ketika menghadapi persoalan, bisa ramai ketika berbeda pendapat, dan bisa sedih ketika mengalami kegagalan. Betul-betul sosok manusia biasa dengan segala dinamikanya. Namun toh terus bangkit dan melaju, karena memiliki "Karakter 4P" yang patut menjadi inspirasi bagi setiap enterpreneur di negeri ini.
ADVERTISEMENT
1. Peduli
Keluarga Subakat adalah orang-orang yang sangat peduli dan melayani sepenuh hati pada sesama, baik itu karyawan, buruh, distributor, vendor, bintang iklan, bahkan hingga pesantren, pelajar, guru, hingga para pelaku startup. Setiap orang yang bertemu mereka pasti merasakan sebuah kepedulian yang lahir dari nurani nan rendah hati.
Kepedulian ini murni. Genuine. Setiap saat. Tertuang dalam kata dan perbuatan, dalam berbagai program nyata. Bukan basa-basi hanya demi pencitraan. Maka, mereka yang ikhlas berbagi dan melayani dari hati, bukankah berkat Tuhan menyertai?
ADVERTISEMENT
2. Profesionalisme
Ketika banyak motivator membakar semangat untuk berwirausaha agar "bebas waktu dan bebas uang", sehingga konon katanya "bisnis jalan, pemilik jalan-jalan", maka ternyata keluarga Subakat adalah makhluk pagi.
Bangun untuk tahajud dini hari, langsung mengurus keluarga, dan pukul 7 pagi sudah berada di lokasi kerja masing-masing hingga malam menjelang. Kerja keras dan disiplin bukan menjadi kewajiban, apalagi keterpaksaan. Kerja keras dan disiplin terpatri di dalam nadi. Karena, bukankah profesionalisme adalah wujud dedikasi pada visi dan misi?
3. Pendidikan
Entah berapa banyak kita dibanjiri dengan kisah sukses "from zero to hero" sehingga sebagian kita percaya menjadi pengusaha sukses tidak perlu sekolah tinggi. Namun ternyata setiap anggota keluarga Subakat adalah lulusan berprestasi dari perguruan tinggi papan atas negeri ini. Mereka yakin betul bahwa pendidikan terbaik dan semangat belajar tiada henti adalah kunci.
ADVERTISEMENT
Tak heran setiap anak mencetak prestasi akademis yang membanggakan sejak kecil, di tingkat nasional maupun internasional. Inovasi berbasis riset eksperimen laboratorium pun menjadi darah pada setiap produk yang lahir dari rahim Paragon. Lantas, ketika cinta akan ilmu bertemu dengan dedikasi dalam implementasi, bukankah apa pun mungkin terjadi?
4. Pertolongan Allah
Kalau ada frasa kata yang kerap diulang dan diyakini betul oleh Bu Nur Subakat dan anak-anaknya, maka itu adalah "Pertolongan Allah". Hampir pada setiap kesuksesan dan kebangkitan dari kegagalan dimaknai sebagai sebuah pertolongan sang Ilahi. Kebetulan Allah mentakdirkan. Kebetulan Allah menghendaki.
Namun ketika "kebetulan" terjadi berkali-kali, maka boleh jadi memang Allah Ta'ala telah menjadi bagian dari setiap tarikan nafas keluarga ini. Apalagi mengingat pertolongan Allah itu betul-betul sepenuh hati dijemput dengan ikhtiar, shalat, kajian kitab suci, dan doa. Sebab bukankah bagi kaum yang beriman Allah membisikkan lisan, menggerakkan tangan, dan melangkahkan kaki mereka?
ADVERTISEMENT
Maka ketika saya merenungkan hikmah 4P ini sebagai seorang enterpreneur yang juga memulai bisnis dari skala UMKM belasan tahun lalu, di situ saya termangu. Betapa banyak hikmah Tuhan terpampang, bukan dari teori di atas kertas, tapi dari setiap kisah yang tumbuh dari bawah. Bahwa misi membangun generasi "Game Changer" di seluruh penjuru Indonesia melalui Enterpeneur Master Coaching Class (EMC2) dari Vanaya menemukan sosoknya. Dan membangun Karakter 4P adalah salah satu pekerjaan rumah terbesar dalam implementasinya.
Semoga pertolongan Allah senantiasa menyertai.
Aamiin YRA...
#Enterpreneurship #EMC2 #GameChanger #UKM
#Coaching #VanayaCoachingInternational