Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Penerapan Alat Penyiang Gulma pada Tanaman Padi di Desa Bugel, Kab. Sumedang
10 Agustus 2023 17:28 WIB
Tulisan dari Muhammad Achirul Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Muhammad Achirul Nanda, Asep Yusuf, dan Wahyu Kristian Sugandi - Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Universitas Padjadjaran
ADVERTISEMENT
Sumedang – Pengendalian gulma memiliki peranan yang sangat penting dalam budidaya padi. Di Desa Bugel, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, masalah gulma telah menjadi tantangan serius dalam budidaya pertanian. Gulma, tumbuhan liar yang tumbuh di lahan pertanian, telah menyebabkan berbagai masalah bagi para petani di desa ini. Gulma dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada pertumbuhan dan hasil panen padi. Gulma bersaing dengan tanaman padi untuk mendapatkan sumber nutrisi dan air yang tersedia di tanah. Kehadiran gulma dapat mengakibatkan penurunan ketersediaan nutrisi dan air bagi tanaman padi, yang pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
Jika gulma dibiarkan tumbuh tanpa pengendalian, mereka dapat menutupi permukaan tanah dan menutupi tanaman padi. Ini dapat mengurangi intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman padi, yang berdampak negatif pada proses fotosintesis dan produksi makanan. Akibatnya, produktivitas dan hasil panen padi dapat menurun secara signifikan. Hal tersebut menjadi motivasi utama Tim Pengabdian pada Masyarakat (PPM) Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk mengusulkan tema pengabdian yang bertajuk “Penerapan Alat Penyiang Gulma untuk Budidaya Padi di Desa Bugel, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang”. Tim PPM ini diketuai oleh Asep Yusuf, S.TP., M.T., dengan dua anggota, yaitu: Wahyu Kristian Sugandi,S.TP., M.Si. dan Dr. Muhammad Achirul Nanda, S.TP.
ADVERTISEMENT
Di tengah upaya untuk mengatasi masalah gulma dalam pertanian di Desa Bugel, tim PPM telah mengembangkan solusi kreatif dan ekonomis. Salah satu inovasi yang sedang diterapkan adalah alat penyiang gulma sederhana yang dibuat dengan menggunakan bahan besi dan kayu. Alat ini menunjukkan potensi untuk membantu petani dalam mengendalikan gulma dengan cara yang efektif dan hemat biaya. Alat penyiang gulma ini dirancang dengan sederhana tetapi efektif yang terbuat dari besi dan kayu. Alat ini dapat dioperasikan dengan mudah oleh petani tanpa memerlukan keahlian khusus. Langkah ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengurangi beban kerja manual dan meningkatkan hasil panen.
"Saya sangat antusias dengan penerapan alat ini di wilayah kami. Teknologi tepat guna ini bukan hanya akan membantu para petani dalam mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan untuk membersihkan gulma, tetapi juga akan memberikan dampak positif pada kualitas dan kuantitas hasil panen." Ujar Bapak Yayan
ADVERTISEMENT
Pada tahap pengenalan awal, alat penyiang gulma ini dengan mudah dapat dirakit, dan apabila diperlukan, dapat diperbanyak dengan mudah karena desainnya yang sederhana yang memungkinkan pembuatannya di bengkel. Petani yang biasanya membersihkan gulma secara manual sekarang dapat dialihkan untuk kegiatan lain yang lebih produktif. Dalam semangat memberdayakan komunitas pedesaan, kegiatan PPM ini tidak hanya berhenti pada pemberian materi. Melangkah lebih jauh, kegiatan ini merangkul konsep pemberian yang lebih berkelanjutan dengan menghibahkan enam alat penyiang gulma kepada para petani. Keputusan ini melambangkan komitmen mendalam untuk memajukan sektor pertanian dan meningkatkan kualitas hidup para petani.
Dengan penerapan alat penyiang gulma ini, Desa Bugel berharap dapat menjadi contoh bagi desa lainnya dalam mengadopsi alat penyiang gulma sederhana dalam budidaya padi. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengintegrasikan berbagai teknologi tepat guna dalam sektor pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian khususnya di wilayah Kabupaten Sumedang.
ADVERTISEMENT